Alasan Mengapa Kebahagiaanmu Stagnan

ARTIKEL KE 731

Tulisan mantan Rektor yang menginspirasi

Saya terinspirasi buat nulis artikel sebagaimana tulisan mantan rektor ITB dan menyesuaikan dengan tema blog ini.
Pernah nanya atau ngalamin sendiri gak, kenapa makin tinggi pendapatan, ternyata makin menurunkan arti / fungsi / peran uang dalam membentuk kebahagiaan ? Makin banyak duit dihambur buat beli apa aja, awalnya sih seneng tapi lama-lama kok jadi hambar rasanya.. Duit bukan lagi barang berharga karena jumlahnya banyak (gak langka lagi) seperti waktu miskin dulu...
Kajian-kajian dalam ilmu psikologi keuangan kemudian menemukan jawabannya, fenomena dikenal dengan nama :
" hedonic treadmill ”.



Gampangnya, hedonic treadmill ini kek gini :
Waktu gajimu 5 juta per bulan, semuanya habis.Ya..hari gini duit segitu pasti habislah, wong harga-harga pada mahal....Ngirit gak ngaruh tetap aja amblas setiap bulan..

(baca : duit bukan segalanya tapi hampir segalanya butuh duit)
Waktu gajimu naik 30 juta per bulan, eh... semua habis juga. Kenapa bisa begitu ?
(baca : gampang dapatnya, gampang pula habisnya)
Jawabannya mudah saja karena harapan / ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu.
Dengan kata lain, nafsumu untuk membeli materi / barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan pemdapatan.
Tadinya cuma punya motor butut sekarang mobil keluaran terbaru terparkir di garasi....wong kaya kok!

Itulah kenapa fenomena ini disebut hedonic treadmill :
Seperti berjalan di atas treadmill, kebahagiaanmu gak maju-maju !!!
Nafsu materi gak akan pernah terpuaskan.
Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza.
Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.
Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat.
Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski pendapatan makin tinggi.
Wajar aja beberapa kasus orang terkenal dan kaya raya malah berakhir tragis dengan bunuh diri.
(baca : jangan ngoyo mengejar rezeki)

Sebuah eksperimen menarik dilakukan :
Seorang pemenang undian berhadiah 10 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.
Apa yang terjadi ?
6 bulan setelah menang, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian. Padahal kita pasti mikir kalo dia pasti lebih bahagia karena bisa beli banyak hal dengan uang 10 Milyar itu. Kesimpulannya uang bukan jaminan kebahagiaan. Semakin dicari semakin terasa kurang. Semakin dibelanjakan semakin terasa gak cukup, mau dan mau lagi..
Itulah efek hedonic treadmill. 
Terus berputar bak lingkaran setan, gak ada habisnya.
Jika kita berada di atasnya pasti kelelahan mengimbangi ritme treadmil yang terus berputar.

Jadi gak boleh nyari duit nih?
Bukan gitu juga. Nyari duit boleh tapi jangan jadikan tujuan hidup. Karena gak akan pernah bisa ngasi kepuasan dan kebahagiaan.
Kalo punya duit bikin duit bekerja buat ngebahagiain kamu, bukannya malah ngorbanin kebahagiaan demi dui. Ngorbanin harga diri demi segepok duit, gak peduliin keluarga demi mencari sebongkah berlian..
(baca : duit itu rezeki atau setan?)

Jadi apa yang harus dilakukan agar terhindar dari jebakan hedonic treadmill ?
Lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berujung ?

1.) Terapkan lah gaya hidup yang bersahaja alias sederhana !!!
Gaya hidup yang gak lebay dan gak silau dengan gemerlap kemewahan materi, apa adanya, gak ngoyo tapi tetap berusaha sebaik mungkin. Kesederhanaan yang justru menghebatkan rezeki

2.) Ubah orientasi hidup !!!
Makin banyak berbagi, semakin banyak memberi kepada orang lain, teruji justru semakin membahagiakan...!!!
Bukanlah banyak mengumpulkan materi yang membuat kebahagiaanmu tak terpuaskan !!! Ganti orientasinya menjadi membahagiakan orang lain.. Tariklah rezeki dengan membelanjakannya.

3) When enough is enough.
Pahamilah kapan waktunya harus berhenti. Berhentilah saat merasa cukup, meski gak ada yang ngelarang buat nambah lagi...
Inilah yang membuat hidup merana, selalu merasa kurang dan gak pernah merasa cukup, akhirnya terus mencari gak kenal rasa lelah, semua diambil, hantam kromo gak peduli halal haramnya.
Kalo gak ngambil nanti gak kebagian..meski itu haram..

4) Kebahagiaan itu sederhana.
Misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga, tersenyum memulai hari, berbagi dan peduli pada sesamanya, sekedar menyapa dan berbagi rezeki ke tukang sampah, lanjut membaca "makanan" spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas dengan berdzikir menikmati betapa indahnya hidup ini !!!
(baca : mengundang rezeki datang dengan mudah)

Ingat pesan Allah dan Rasulnya...
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu "
" Sampai kamu masuk ke dalam kubur "
" Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)
.”
(QS al-Takâtsur [102]: 1-3).
" Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir "
" Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia semakin kikir ”
.
(QS al-Mârij [70] :  19-21).
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
Kekayaan itu bukanlah lantaran banyak harta bendanya, akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan  jiwa  dan ketentraman jiwa ".
(HR al-Bukhari). 
Selamat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya. 
                                                                                         
Wallahu alam

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?