Sesaat Sebelum Keluar Mencari Rezeki

ARTIKEL KE 708  

Mencari Rezeki  

Segala sesuatu itu harus diawali dengan baik. Sebelum makan kita harus cuci tangan, duduk manis, baca bismillah dan makan kemudian mengucap alhamdulillah setelah makan sebagai tanda syukur..
Sebelum tidur pun kita sarankan berdoa agar tidurnya lelap dan memberi manfaat.


Apa aja harus dimulai dengan awal yang baik..
Pernah merhatiin gak sesaat sebelum keluar mencari rezeki?
Si ayah yang tulang punggung keluarga karena ogah kejebak macet main ngeloyor pergi begitu aja sambil teriak...
“Bu, pergi dulu yah…”
Itu masih bagus karena masih pamit..
Ada kok bapak-bapak yang ngeloyor pergi begitu aja..gak ngomong, gak pake pesan, gak pake teriak tiba-tiba udah lenyap..
Giliran si isteri ngecek...eh si Bapak udah gak ada..

Begitu juga dengan isteri. Kalo kebetulan gak kerja, pagi-pagi adalah puncak kesibukannya. Musti masak, nyiapin kopi, nyiapin sarapan, beberes, nyuci piring sampe gak sempat merhatiin kalo suaminya sudah berangkat kerja dan anak-anak pada berangkat sekolah. Sibuk aja dengan tetek bengek dapur..
Jangan kata kalo isteri juga kerja. Pagi-pagi adala huru hara, nyiapin semua urusan dapur plus siap-siap untuk berangkat kerja juga.

Begitu mendengar si Bapak pamit sambil teriak ya..karena urusan dapur lagi nanggung ya di balas teriakan juga..
“Iya, ati-ati…”,

Anak-anak juga begitu, pada ngeloyor pergi bisa jadi datang cuma minta uang jajan dan lenyap..
Apa begini kondisi yang dialami di rumah tangga anda?
Kalo iya...parah...
Kenapa?
Karena kita udah gak punya tata krama satu sama lain..
Mengawali hari untuk mencari rezekiNya dengan huru hara, sibuk dengan urusan masing-masing, gak saling mempedulikan, budaya pamit pun jadi gak terlalu penting lagi..
Kira-kira gimana Rasulullah yang super sibuk dan punya banyak tanggung jawab sesaat sebelum keluar mencari rezeki TuhanNya?

‘Aisyah ra. berkata : “Rasulullah menciumku, kemudian beliau pergi ke mesjid untuk melakukan shalat tanpa memperbarui wudlunya” (HR Abdurrazaq, Ibnu Majjah, Aththabrani, dan Daraqutni)
Karena kantor Rasulullah ya..di masjid, makanya aktivitas pertama yang dilakukan beliau sebelum keluar rumah menuju "kantor"nya adalah : PAMIT DENGAN MENCIUM ISTERINYA..
So sweet banget ya..??
Isteri melepas dengan perasaan bahagia (wong dapat kecupan)
Suami meninggalkan rumah juga dengan perasaan senang (wong liat senyum manis isterinya mengembang)

Hal kedua yang dilakukan Rasulullah sesaat sebelum meninggalkan rumah adalah BERDOA.
Sebelum meninggalkan rumah, tak lupa Rasulullah berdoa:
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Bismillaahi Tawakkaltu ‘Alallaah Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billaah
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya.”
 Dilanjutkan dengan doa ini:
اللّهُـمَّ إِنِّـي أَعـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـل ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَل ، أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أَُظْلَـم ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيّ
Allaahumma Innii A’udzubika an Adhilla au Udhalla, au Azilla au Uzalla, au Azhlima Au Uzhlama, au Ajhala au Yujhal ‘Alayya
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzhalimi diriku atau dizhalimi orang lain, dari berbuat bodoh atau dijahilkan orang lain.”
Mengapa harus berdoa?
Karena manusia itu lemah... dia gak bisa memprediksi ada kejadian apa yang akan ditemui di jalan. Apakah hari ini bakal macet, bakal ada demo, bakal ada kecelakaan yang melibatkannya, bakal ada masalah dengan kendaraan, bakal ada masalah di kantor atau di tempat usaha... kita gak tahu dan gak bisa memprediksi dengan tepat.
Doa ibarat minyak pelumas untuk memudahkan langkah kita hari itu. Niat keluar mencari rezeki dimudahkan dan dilancarkan tanpa diberi halangan yang berarti..
(baca : 7 langkah menarik rezeki keselamatan saat bepergian)

Lalu isteri yang ditinggalkan MENDOAKAN juga agar langkah suaminya hari itu diberkahi dan dimudahkan. Bayangkan dua orang yang berdoa, terikat secara batin menyampaikan doa yang sama kehadirat Allah SWT, bukankah itu powernya luar biasa? Bukankah itu bisa menarik rezeki dua kali lipat dibanding doa seorang saja?

Mencium dan mendoakan. Mudah dan sederhana, tapi dalam maknanya.
Kita gak pernah tahu kapan ajal menjemput. Sebagaimana kita tahu, melepas suami pergi bekerja itu adalah sama dengan melepas suami pergi berjihad. Jihad mencari rezeki demi keluarganya.
Isteri gak pernah tahu apakah suaminya akan kembali dengan selamat membawa rezeki hari itu atau tidak? Suami pun gak tahu apakah masih bisa menyaksikan senyum manis isterinya esok hari?
Apakah kenangan saling berteriak itu yang ingin kita kenang sepanjang hubungan berkeluarga kita? Atau kenangan suami “hilang” begitu saja tanpa pamit? Tentu tidak. 
Sepanjang sisa hari, sang istri akan teringat ciuman di kening yang romantis… bikin bahagia...Ah… membayangkan saja sudah tersenyum.
Suami pun pergi tenang dengan membawa kenangan wangi rambut istrinya. Plus bonus senyuman terindah yang diberikan sang istri tercinta yang melepas kepergiannya di depan pintu rumah.

Dalam doa yang dipanjatkan, ada makna penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Menitipkan anggota keluarga yang dicintai hanya kepada Allah. Memohon perlindungan bagi fitnah dunia yang mungkin terjadi dan tentu saja meminta keberkahan rezeki di hari itu. 
(Baca: Rezeki antara takdir dan ikhtiar)
Jadi mulai esok hari para Suami, sesaat sebelum berangkat mencari rezeki, jangan lupa cium kening dan doakan istri tercinta.
Dan bagi Istri, sempatkan waktu anda dan antarlah suami hingga ke pintu depan. Lepas kepergiannya dengan mengamini doanya dan berikan senyuman terindah…
Setelah bayangannya tak terlihat, kembali doakan keselamatannya (lewat shalat dhuha) agar pulang dengan selamat membawa rezeki yan berkah untuk keluarga...

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?