Mengenali Orang Baik dan Menjadi salah seorang diantaranya

ARTIKEL KE 730  

Bagaimana Mengenali Watak Seseorang?  

Susah gak sih ngenalin watak seseorang? Gampang-gampang susah. Kadang kita nyangka seseorang itu baik tapi nyatanya mengecewakan... Kadang juga kita udah berprasangka buruk duluan liat dari tampangnya, tapi ternyata berhati malaikat. Tebak-tebak buah manggis, kadang bener lebih seringnya salah..


Betapa sering, kita mendengar dan bahkan ngalamin sendiri, jenis hubungan pertemanan yang pada akhirnya merugikan, sehingga membawa penyesalan mendalam. Apalagi bagi mereka yang suka bergaul di dunia maya.
Kita merasa mengenal seseorang melalui tulisan dan postingan-postingannya. Kita merasa cocok, merasa dekat dengannya. Hingga akhirnya kita mempercayakan hati, harta dan lain-lain pada orang tersebut.
Namun, apa lacur ternyata dia scammer dunia maya. Penipu dunia maya yang sudah memakan banyak korban. Bukan hanya uang yang hilang dan hati yang patah, dalam beberapa kasus, bahkan kehormatan diri dan nyawapun hilang...naudzubillah mindzaliik
Namun satu hal yang harus diingat, dalam setiap hal-hal dimana kita dirugikan bukan karena Allah zalim pada diri kita, Maha Suci Allah yang Maha Rahim dan Penyayang, tapi karena kesalahan kita sendiri yang gak hati-hati dan gampang percaya.
(baca : 6 langkah agar tidak ditipu dan rezeki melayang)

Introspeksi diri, bertanya dan merenunglah, ”Mengapa hal ini terjadi ? Mengapa kita susah mengenali ‘orang yang gak bener’ ? Mengapa kita jadi korban, sementara orang lain tidak ?
Apakah kita kurang memiliki kemampuan mengenali karakter orang ?
Adakah langkah-langkah standar dalam mengenali watak seseorang ?
Atau mungkin kita terlampau larut dalam imajinasi tentang orang itu. Menciptakan karakter yang kita impikan, dan kemudian melekatkan karakter itu padanya. Hingga ketika orang itu memunculkan karakter aslinya, terkadang kita gak nyadar. Karena bukan karakter itulah yang ingin kita lihat. Tanda-tanda udah nampak, tapi kita gak mau melihat dan gak mau mengakuinya. Hati sudah dibutakan olehnya.
Ali bin Abi Thalib, adalah lelaki penuh ilmu dengan pemahaman mendalam, sekaligus periang dan penuh canda tawa."
Demikianlah ‘Umar bin Khattab menggambarkannya.
Umar adalah sahabat yang memiliki firasat tajam, beliau sangat cermat dalam memberikan penilaian.
‘Umar ibnu Khattab memiliki tiga ukuran untuk menimbang watak seseorang.
Satu hari ketika seseorang memuji kawannya dalam persaksian sebagai orang baik, ‘ Umar bertanya padanya,
”Apakah engkau pernah memiliki hubungan dagang atau hutang piutang dengannya, sehingga engkau mengetahui sifat jujur dan amanahnya ?”. ”Belum,” jawabnya ragu.
”Pernahkah engkau,” cecar Umar, ” berselisih perkara dan bertengkar hebat dengannya, sehingga tahu bahwa dia tidak fajir dalam berbantahan ?”
 ”Ehm, juga belum…” katanya
”Pernahkah engkau bepergian dengannya selama 10 hari, sehingga telah habis kesabarannya untuk berpura-pura lalu kamu mengenali watak-watak aslinya ?”
 ”Itu juga belum.“ Jawabnya.
 “Kalau begitu pergilah engkau, hai hamba Allah. Demi Allah engkau sama sekali tidak mengenalnya !”

Jika kita kaitkan dengan pertemanan didunia maya dimana kamu pengen tahu watak seseorang caranya gampang saja:
-. _Temui orang tersebut di dunia nyata._
-. _Selanjutnya, jalin interaksi nyata di dunia nyata._
Sesuai dengan nasehat Umar bin Khattab :
1.Pernah Memiliki Hubungan Dagang/ Hutang Piutang
(Dan untuk hal ini, Allah sudah menurunkan ayat khusus, agar kita mencatat akad transaksi tersebut. Jika kita tak mencatatnya dan akhirnya rugi, maka kita sendiri yang salah).
2. Pernah Berargumentasi/ Berbeda Pendapat.
Lalu lihatlah bagaimana ia menanggapinya. Apakah ia tipe yang ketika marah maka kemurkaannya mengerikan dan berlebihan ?
3. Pernah Bepergian bersama dengan batas waktu 10 hari/ lebih.
Otomatis kita selama waktu tersebut, akan tinggal bersamanya dan bisa mengamati hal-hal yang tak terlihat selama ini.
Jika semuanya sudah dilakukan, maka buatlah kesimpulan tentang bagaimana pribadi orang tersebut, dan apakah dia adalah si penjual minyak wangi-kah yang kita kecipratan wanginya atau-kah si pandai besi yang kita terbakar percikan apinya ?
(baca : ciri-ciri manusia terbaik)

Persepsi kitalah yang bikin seseorang jadi 'baik' atau 'buruk'. Orang yang baik bukan berarti gak punya emosi dan gak memiliki kekurangan. Tapi mereka mengontrolnya sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Kala seseorang lepas kontrol inilah yang kita sebut khilaf/tersalah which is normal/manusiawi.
Banyak orang yang enggan jadi orang baik karena katanya orang baik rezekinya apes. Benarkah begitu? Baca di sini.

Kebaikan itu mudah, gak perlu skill khusus, karena udah satu paket dengan penciptaan kita. Manusia diciptakan hanif (baik) itu sebabnya kalo kita ngelakuin hal yang salah pasti ada nurani yang ngingetin kalo yang kita lakukan itu salah, kemudian muncullah rasa bersalah.
Segala sesuatu dimulai dengan ANDA. Di dunia di mana “orang bertindak baik, tapi tak diterima baik, begitupun sebaliknya, bertindak tidak baik tapi malah diterima baik”, membuat kita belajar beberapa hal. Bahwa selalu ada orang-orang palsu di luar sana, tidak peduli seberapa keras kita mencoba menghindarinya, tapi tak bisa dan kitapun kadang tertipu dan jadi korban.
(Baca : baik atau burukkah saya?)

There is No free lunch, ungkapan yang sangat populer kalo gak ada sesuatu yang gratis dalam hubungan antar manusia. Gak mungkin seseorang ngasi sesuatu secara gratis, mereka pasti mengharapkan sesuatu sebagai balasannya. Bahkan orang baik pun melakukannya. Orang baik melakukannya karena mereka ingin membuat orang lain merasa bahagia, sebagai imbalan, mereka ingin diperlakukan yang sama. 
Orang palsu melakukannya karena kita memiliki sesuatu yang diinginkannya entah itu maaf "seks", "uang", "status", "pengaruh", dll. Dan dia gak berhenti memalsukan kebaikan sampe mendapatkan keinginannya...
Setelah mendapatkannya maka terbukalah topeng kepalsuan yang selama ini dipakainya dan muncullah wajah aslinya,

Jangan enggan menerima kebaikan seseorang tapi ingatlah untuk selalu waspada. Ada juga orang yang suka memanfaatkan kebaikan orang lain sih. Ada  pula yang melakukan hal yang salah hanya karena tuntutan membalas budi.
Motto: Jangan menerima/mengambil apa pun dari siapa pun jika  berpikir takkan bisa membalasnya. Jikapun mampu membalasnya, balaslah dengan yang lebih baik. Libatkan diri  dengan kegiatan yang baik, bergaul dengan orang-orang baik yang menginspirasi, tebarkan kebaikan sebagai bagian dari gaya hidup maka keberkahan akan datang terus menerus, insya Allah.
(baca : alasan mengapa orang baik rezekinya lancar).

Akan halnya orang baik palsu di luar sana, disconnected to be connected. Mereka pasti ada dan gak bisa tiba-tiba lenyap karena kita gak suka. Kitalah yang menyesuaikan. Jika peduli, jangan diam saja, beritahu mereka (tapi yakinlah gak semua orang senang dikasi tau kalo dia salah, itu merusak egonya). Jika mereka tidak mendengarkan, pergilah. Jika mereka tidak ada tanda-tanda berubah, hapus mereka dari kehidupan Anda. Tak ada gunanya menghabiskan energi, waktu dan emosi dengan orang yang tak sepadan. Sementara itu, tetaplah jadi teladan. Jadilah baik, berbaik hatilah kepada semua orang. Buka diri untuk orang-orang yang peduli, buat mereka merasa bahagia setiap kali kita berada di sekitarnya. Jika semua orang memutuskan menjadi baik dunia ini akan menjadi tempat yang indah. Bukan tak mungkin karena kebaikan itu menular...
(baca : tips menjadikan diri orang yang murah rezeki)
Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?