Bagaimana Nabiyullah Ayyub Menghadapi Ujian Dari Allah?
Rezeki dan ujian...
- Banyak orang yang maunya hanya dapat rezeki dari Allah tapi ogah dapat cobaan ataupun ujian yang berat dariNya. Adalah tabiat manusia yang suka hidup nyaman dan mudah. Karena itu mereka berlomba mengejar rezeki Allah SWT di dunia ini karena segala sesuatu yang terkait dengan rezeki pasti menyenangkan. Dan kalo kita udah berurusan dengan cobaan ataupun ujian pasti gak enak, jadinya pada gak mau. Kalo mau milih sih pengennya hidup senang terus, dapat rezeki yang banyak terus, yang namanya cobaan dan ujian mending jauh-jauh deh..
- Tapi hidup ini dipergilirkan, gak selamanya kita di atas. Pesan moralnya udah jelas, karena kalo kita terus menerus di atas, susah kita ngerasain gimana menderitanya mereka yang hidup di bawah. Akibatnya penyakit setan seperti kesombongan dan keangkuhan bakalan hinggap dan menguasai jiwa kita. Kenapa kita diwajibkan berlapar-lapar saat puasa Ramadhan? Agar jiwa kita yang biasanya sombong karena berlimpah dan cukup makan, mampu berempati dengan mereka yang gak punya cukup makanan, mampu mengontrol nafsu yang selalu pengen makan serakus-rakusnya..
- Jadi ujian itu kudu ada. Biar Allah tahu apa kita sanggup menghadapi ujiannya dengan sabar sehingga layak buat naik tingkat, naik derajat bahkan layak mendapatkan ridhaNya? Anak sekolah aja yang pengen naik kelas kudu ujian dulu..kan? (baca : 4 alasan mengapa ujian itu rezeki bagi orang beriman).
Kisah pembelajaran dari Nabiyullah Ayyub as.
- Salah seorang nabi yang mendapatkan ujian yang berat adalah Nabiyullah Ayyub as. Bagaimana tidak. Beliau ini awalnya adalah orang yang diberi nikmat, diberi rezeki yang banyak dari Allah SWT. Rezeki kekayaan yang melimpah, rezeki keluarga sakinah yang tentram dan damai serta rezeki dikuatkan hati dengan kecintaan akan ibadah pada Allah SWT. Komplit betul beliau ini.. Udah lah kaya, keluarganya sakinah, suka ibadah pula..
- Beliau dianugerahi anak gadis yang rupawan sebanyak 9 orang. Selain cantik anak gadisnya semua solehah, taat pada orang tua. Isterinya pun gak kalah taat dan solehahnya.
- Perniagaan beliau selalu menghasilkan untung besar, lahan pertaniannya yang luas tak pernah tak memberi hasil yang memuaskan. Itulah nikmat dan rezeki yang begitu besar dari Allah untuk nabi agung ini.
- Tapi ternyata kesenangan dan rezeki berlimpah itu terhenti hanya karena beliau diuji oleh Allah dengan penyakit kulit yang sangat berbahaya dan menular. Satu persatu puterinya yang 9 orang itu meninggal karena tertular penyakit ayahnya dan membuat hidupya tinggal berdua isteri tercintanya. Hartanya habis dipakai berobat dan karena orang kampung tak tahan dengan kondisinyaserta takut tertular penyakit, akhirnya beliau diusir dari kampung dan harus mengasingkan diri di tempat lain..
- Karena sakit yang dideritanya beliau tak bisa lagi mencari nafkah sehingga isterinya lah yang harus membanting tulang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Apakah beliau langsung down, memaki dan memprotes, kalo perlu post power syndrome? (maklum pernah kaya)..
Apa yang dilakukan Nabiyullah Ayyub as dengan ujiannya?
(1) Sabar.
- Jika kita berada di posisi beliau, pasti udah kewalahan, mengeluh, menderita, mengutuk-ngutuk nasib, bahkan berprasangka pada orang lain atau pada Allah SWT atas kondisinya.
- Tapi yang dilakukan oleh Nabiyullah Ayyub as, adalah sabar. Menerima ketentuan Allah padanya. Seburuk apapun kondisinya diterima dengan lapang dada sebagai pemberian Allah SWT padanya.. Beliau sangat paham bahwa Allah tak akan memberi ujian di luar kesanggupan seorang hamba, dan bahwa di balik setiap ujian ada pembelajaran dan peningkatan kualitas sebagai hamba yang jauh lebih besar dari nilai ujiannya.
(2) Tak pernah lepas zikir.
- Fisiknya sama sekali gak ada menariknya untuk dilihat. Penyakit kulit yang ganas telah menggerogoti tubuhnya, melenyapkan parasnya yang tampan, menghilangkan perawakan tegap dan gagah, tapi yang tersisa dimilikinya adalah hati yang tak pernah lelah mengingat Allah dan lidah yang selalu basah oleh zikir.
- Mengapa hidup susah kok malah zikir? Karena beliau tahu bahwa penyakit datangnya dari Allah dan Allah juga yang kuasa mencabutnya. Beliau ingin menunjukkan bahwa ujian tak bisa mengalahkannya, justru beliaulah yang mengalahkan ujian tersebut.
(3) Merasa malu pada Allah.
- Kebanyakan kita kalo mendapatkan ujian bukannya malu pada Allah malah mencak-mencak dan protes, "kok mesti saya ya Allah?". Nabiyullah Ayyub as tidak begitu. Setiap kali isterinya meminta beliau agar berdoa memohon dilenyapkan penyakit kulitnya itu, beliau mengatakan, " Aku malu pada Allah, aku sudah diberi nikmat dan rezeki yang banyak selama 70 tahun dan baru diberi sakit selama 7 tahun." Beliau merasa masih lebih banyak nikmat yang pernah diterimanya dibanding ujian yang harus dihadapinya sekarang. Beliau merasa malu buat minta..beliau menerima..
(4) Bersandar hanya pada Allah.
- Kondisi penyakit yang terus memburuk tak membuat beliau kehilangan arah. Malah makin mendekatkan diri pada Allah. Saat penyakitnya semakin parah, akhirnya beliau menengadahkan tangan memohon kemudahan menghadapi penyakitnya. Beliau tahu pasti bahwa Allah yang mendatangkan penyakit maka Allah juga yang menurunkan obatnya.
- Akhirya pertolongan Allah betul-betul datang, beliau disembuhkan dari penyakitnya, isterinya kembali hamil dan dapat lagi 9 anak gadis yang cantik dan salehah, serta kebun-kebun yang kembali menghasilkan, perniagaan yang berhasil serta ketaatan yang luar biasa pada Allah. Ujian telah menguatkan beliau dan menjadikan beliau lebih mengandalkan Alah dalam segala hal.
Jangan pernah resah saat ujian datang. Karena ujian itu tak tinggal selamanya, ada akhirnya dan di akhir ujian itu kita akan dinyatakan lulus atau tidak lulus.. Tinggal ada pilih yang mana !
Wallahu alam..
Comments
Post a Comment