Mengapa Mesti Pelit Sedangkan Rezeki Itu Titipan...???

Pelit itu sifat tercela

  • Pelit alias kikir alias bakhil muncul karena godaan setan sebagai jalan menjerumuskan kita pada neraka. Pelit itu menahan hartanya, menahan rezeki yang dititipkan Allah padanya agar dimiliki hanya untuk dirinya dan keluarganya. Padahal dalam setiap harta/rezeki itu ada hak orang lain.
  • Ibnu Taimiyah berkata, " seorang muslim yang terpuji adalah yang mempunyai sifat terpuji dan dermawan. Sebaliknya muslim yang tercela adalah muslim yang memiliki sifat pelit dan pengecut."
  • Rasulullah SAW sangat mengecam sifat pelit ini, 
  • Rasulullah mengingatkan kita betapa sifat bakhil menyebabkan kehancuran bagi seseorang. Seringkali orang menyangka dengan bersifat pelit dia bisa bertambah kaya, bertambah makmur, bertambah sejahtera, karena hartanya, rezekinya terus terkumpul tiada berkurang? Mungkin secara kuantitas bertambah tapi dari segi keberkahan tidak ada.
  • Allah sudah tahu sifat manusia ini, 


Rezeki itu titipan alias amanah..

  • Semua apa yang ada di muka bumi ini termasuk rezeki yang diberi pada setiap individu adalah titipan, amanah yang diberikan pada kita untuk dikelola dan digunakan dalam ketakwaan padaNya.
  • Dalam rezeki itu ada hak orang lain. Hak fakir miskin, anak terlantar, anak yatim termasuk yang menimba ilmu agama. Jika sengaja menahan bagian mereka sementara kita sudah wajib atasnya (sudah sampai nisabnya) itu dikategorikan perbuatan zalim, serta membangkang perintah Allah pemilik rezeki/harta yang sebenarnya. Harusnya kita mikir masa sesuatu yang  dititipkan dan diamanahkan penggunaannya bagi kita tidak kita tunaikan?
  • Rasulullah SAW bersabda, 
Barangsiapa diberi harta oleh Allah lalu tidak menunaikan zakatnya pada hari kiamat hartanya akan dijadikan seekor ular jantan aqra' (kulit kepalanya rontok karena banyaknya racun), yang berbusa kedua sudut mulutnya dan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Ular itu memegang dengan kedua sudut mulutnya dan berkata, "saya adalah hartamu, saya adalah simpananmu." (H.R. Bukhari).
  • Ayat dan hadits di atas adalah ancaman serius bagi mereka yang terlalu pelit akan harta/rezekinya terkait dengan kewajiban berzakat. Bagaimana pedihnya siksa yang akan mereka dapatkan di akhirat kelak. Begitu pula kehidupannya di dunia jadi jauh dari rahmat Allah, jauh dari keberkahan. Allah senantiasa menjadikan bayang-bayang kefakiran terbayang-bayang di matanya. Sehingga berapa banyakpun hartanya dia tetap selalu merasa tidak cukup, merasa selalu miskin. Aktivitas hariannya saat mengejar rezeki dipenuhi ketamakan dan jauh dari kelezatan ibadah dan manisnya iman. Padahal harta itu tidak di bawa mati, justru ibadah dan amal saleh lah yang akan menjadi teman abadinya sampai di hari perhitungan kelak.
  • Di sinilah ungkapan bahwa rezeki itu hanya titipan, yang akan diberi selama kita masih hidup. Jika jatah rezeki telah habis untuk kita maka saat itulah ajal datang menjemput. Rezeki itu hanya dititipkan sekedarnya di tangan kita agar bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kita selama di dunia. Jika umur dihabiskan hanya untuk mencarinya tanpa tahu memanfaatkannya untuk bekal akhirat maka celakalah kita.
  • Mengapa kita begitu pelit dengan sesuatu yang bukan milik kita, sesuatu yang hanya dititipkan pada kita? Padahal sedekah tak mengurangi harta sedikitpun, itu sabda Rasulullah...

  • Mengapa harta tak berkurang karena di sedekahkan?
    • Hartanya diberkahi dan dijauhkan dari berbagai mudharat. Harta juga bisa memberikan mudharat. Harta yang banyak jika tidak berkah bisa membinasakan pemiliknya. (baca : 4 ciri-ciri rezeki yang tak berkah)
    • Meskipun secara kuantitas berkurang tapi secara kualitas bertambah, karena adanya pahala yang berlipat ganda yang menunggu dibalik perbuatan terpuji itu. (baca : sedekah sebagai penderas rezeki).
  • Jadi jauhilah sifat pelit, kikir alias bakhil karena itu bukanlah cerminan sikap seorang muslim..
Wallahu alam...

Comments

  1. Sama-sama, terima kasih juga atas apresiasinya.
    Salam..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?