Pesan Yang Mengena Untuk Para Pencari Rezeki
Tugas kita bukan untuk mengkhawatirkan rezeki
- Ya.. mungkin kamu tak tahu di mana rezekimu tapi rezekimu tahu di mana kamu. Dari langit, laut, gunung dan lembah. Allah memerintahkan rezeki itu menujumu, Allah menjamin rezeki itu untukmu. Maka melalaikan ketaatan padaNya demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminNya adalah kesalahan, kekeliruan...Jadi gak perlu kuatir akan rezekimu, jika ditakdirkan itu rezekimu dia pasti datang menujumu.
baca : rezeki tak mungkin nyasar
- Satu yang perlu kita cermati adalah tugas kita sehubungan dengan rezeki itu. Apakah harus senang saat rezeki melimpah atau sedih dan galau saat rezeki susah? Tugas kita bukan untuk mengkhawatirkan rezeki atau bekerja banting tulang untuk memilikinya, tapi untuk menyiapkan jawaban dari mana diperoleh dan untuk apa karunia/ rezeki yang diberiNya itu digunakan?
baca : rezeki bukan tentang banting tulang.
- Betapa banyak orang yang menghabiskan waktu dan umurnya untuk mencari dunia tapi dia lupa bahwa hakikat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka rekening di bank, jumlah ruko yang dipunyai, jumlah kebun dan hewan ternak yang dimiliki, jumlah perusahaan yang dikuasai...tapi apa yang dinikmatinya.
baca : hakikatnya rezeki itu apa?
- Betapa banyak orang yang bekerja, setiap hari membanting tulang, memeras keringat demi sejumah upah / gaji yang mungkin saja esok pagi ditinggalkannya karena waktunya telah habis dan harus menemui Penciptanya...
baca : hidup ini adalah menunggu, mengapa sibuk mencari rezeki?
- Keliru jika bekerja dimaknai dengan pasrah pada usaha kita. Bekerja itu bagian dari ikhtiar, tawakkal tetap pada Allah sedangkan rezeki itu urusanNya. Kita bekerja untuk bersyukur, menegakkan taat dan berbagi manfaat.
baca : fenomena rezeki, kalo gak ngambil, gak kebagian
- Tapi rezeki tak melulu ada di pekerjaan kita, suka-suka Allah mau taro di mana rezeki kita. Ingat kisah sayidina Hajar berlari bolak balik bukit Safa dan Marwah tapi zam-zam justru muncul di kaki Nabi Ismail, bayi kecilnya?
- Ikhtiar itu laku perbuatan sementara rezeki itu kejutan. Kejutan yang harus disyukuri hamba Allah yang bertakwa. Datangnya pun kadang dari arah yang tak duduga-duga. Tugas kita hanya menempuh jalan yang halal, Allah lah yang melimpahkan rezekiNya untuk kita. Bukan usaha kita yang mendatangkan rezeki tapi ridha Allah pada kita.
baca : kapan rezeki tak disangka datang?
- Yang terpenting saat meminta dan Allah memberi rezeki adalah jaga sikap saat menjemput rezekiNya. Betapa kita sering lupa kalo selama ini rezeki kita hanya "hak pakai" yang halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab. Karena itu setiap shalat kita minta diberi petunjuk jalan yang lurus, agar bisa jadi insan kamil, yaitu orang yang diberi nikmat ikhlas di dunia dan nikmat ridha Allah di akhirat. Bukan jalan orang yang terkutuk apalagi yang tersesat.
Wallahu alam...
Istimewa
ReplyDelete