Kita Fokus Pada Kesalahan

NASEHAT UNTUK DIRI SENDIRI DAN YG BERKENAN MEMBACANYA.

Cerita KEKINIAN..........inilah  sebuah pembelajaran bagi kita. Tulisan sebelumnya sudah membahas tentang matematika kesuksesan, kali ini kita masih berurusan dengan matematika.


Suatu hari seorang guru menulis ini di papan tulis :

9×1=7
9×2=18
9×3=27
9×4=36
9×5=45
9×6=54
9×7=63
9×8=72
9×9=81
9×10=90


Setelah sang guru menyelesaikan tulisannya, ia menatap para muridnya yang kemudian mulai menertawakannya karena perhitungan yang paling atas  salah.
Tapi apa kata Sang Guru?
"Saya sengaja menulis salah salah satu perkalian di atas dengan satu tujuan sebab saya ingin kalian belajar sesuatu dari kesalahan ini. Saya ingin kalian tahu bagaimana dunia ini memperlakukan kita."

Kalian melihat bahwa saya menuliskan hal yang benar sebanyak 9 kali.Tapi tak ada satupun dari kalian yang memberi selamat atau pujian kepada saya.
Kalian malah menertawakan saya hanya untuk satu kesalahan saja. Ya.. itulah hidup " Hidup jarang sekali mengapresiasi hal hal baik yang kita lakukan jutaan kali sekalipun. Hidup ini justru akan mengkritisi SATU kesalahan kecil saja yang kita lakukan."
Tapi tak perlu berkecil hati.
Teruslah melangkah.
Jangan takut berbuat salah.
Jangan risaukan apa yang akan orang lain katakan tentang kita.
Ibarat kata pepatah :
Hujan sehari bisa menghilangkan kemarau sebulan. Karena nila setitik rusak susu sebelanga..

Begitu juga dengan rezeki,  saat kita diberi masalah,  rezeki seret dan kurang lancar, kita langsung protes,  seolah-olah Allah menganaktirikan kita,  seolah olah Dia melupakan kita,  seakan akan kita menjadi mahluk paling malang sedunia.. 

Tapi sesungguhnya kita tak memperhatikan begitu banyak nikmat yang telah diberiNya, nikmat kesehatan,  kesempurnaan fisik,  udara yang gratis,  air bersih dan makanan yang selalu tersedia.. 

Inilah pangkal permasalahan kita. Kurang bersyukur dan banyak menuntut. Kita fokus pada satu kesalahan (yang kemungkinannya kita juga yang menyebabkannya) daripada banyaknya kebenaran yang terjadi dalam hidup kita.  Terlalu cepatnya kita menilai sebuah kesalahan,  sementara hal benar yang banyak itu luput dari pandangan mata kita. 

Mengapa rezeki kita hanya seuprit? Karena kita fokus pada apa yang salah dalam hidup kita. Kita selalu merasa kurang,  kurang rezeki,  kurang uang, kurang beruntung, kurang daya tarik, kurang cantik, kurang ganteng, kurang kaya.  Semua kurang,  sehingga kita lupa bahwa kelebihan kita jauh lebih banyak dari apa yang kita keluhkan.. 

Kesalahan sangat gampang terlihat jika kita fokus pada apa yang salah dalam hidup kita. Kita fokus pada rezeki berupa uang dan harta saja. Kita merasa sedih jika tak punya uang dan miskin harta.  Itu sebabnya usaha dan ikhtiar kita menghabiskan umur demi mengejar harta dan uang itu tadi. Tapi seringkali kita lupa kalo kita adalah manusia biasa yang terbatas sehingga sangat mungkin berbuat kekhilafan dan dosa.  Hidup bergelimang dosa adalah hidup yang berat. Harus bisa mengelak dari peradilan manusia,  harus bisa mengebiri nurani dan hidup dalam ketidak bahagiaan. Bagaimana bisa bahagia jika hidup hanya dipenuhi maksiat dan jauh dari keberkahan

Allah Maha Pengampun itu sebabnya ada mekanisme yang namanya taubat. Pembersihan diri dari kesalahan sehingga hidup bisa mengarah pada jalan yang benar.. 

Kesalahan lebih mudah terlihat, diantara banyak kebenaran. Karena menunjukkan kesalahan orang lain adalah pembenaran bagi diri kita pribadi. Ternyata orang lain melakukan kesalahan, betapa cacatnya mereka?? Seolah kita sendiri sempurna dan bebas dari banyak kesalahan. Itu sebabnya saat kita diberi cobaan dan musibah kita jadi mudah marah dan protes, padahal kesalahan itu sesuatu yang wajar dan bisa diperbaiki. Tapi kalo kita kebanyakan protes maka energi habis untuk marah dan mencak mencak. Sehingga hidup bukannya tambah mudah malah tambah ruwet. Rezeki juga jadi mampet karenanya..
Harusnya energi itu dipakai untuk introspeksi diri, menemukan kesalahan, memperbaikinya dan meningkatkan diri... Tapi apa yang kita lakukan?? Ya... mengeluh, komplen, marah-marah dan protes. Kesalahan begitu terpampang jelas di mata kita sehingga menutup semua kebaikan-kebaikan yang banyak yang sebenarnya terjadi dalam hidup kita.

Saat terbangun di pagi hari, kita punya 2 pilihan. Mengeluhkan apa yang salah dalam hidup kita, atau mensyukuri apapun yang terjadi dalam hidup kita. Begitu banyak hal yang benar dibanding hal yang salah.. Kalopun salah itu wajar, bukankah semua orang pernah salah? Bukan kesalahan itu yang mendefinisikan siapa kita sebenarnya tapi sikap dan reaksi kita menyikapi kesalahan itu..

Mau banyak rezeki? Gunakan energi untuk banyak bersyukur..!!!

Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?