Rezeki Itu yang Penting Mengalir
Kedelai dan Kulitnya
Konon ada seorang fakir miskin yang setiap hari melewati jalan-jalan di Madinah. Di sepanjang jalan, dia sering melihat orang-orang begitu lahapnya makan daging. Diapun merasa sedih karena keterbatasan ekonomi dia jarang sekali bisa makan daging, gak mampu beli. Begitu terus setiap harinya dia selalu saja melihat pemandangan yang sama dan pulang ke rumahnya dengan hati mendongkol.
Sesampai di rumah, istrinya yang sabar dan setia menyuguhkan kedelai rebus. Dengan hati terpaksa, dia memakan kedelai itu seraya membuang kupasan kulitnya ke luar jendela. Dia sangat bosan dengan kedelai. Hampir tiap hari dia memakannya. Mau juga sekali-kali dia makan makanan lain, tapi gak sanggup beli. Kemiskinan membuatnya merasa terbatas..
Dia berkata pada istrinya :“Bagaimana hidup kita ini...? Orang-orang makan daging, sementara kita masih makan kedelai.” Seolah menyesali nasibnya, merasa dirinya adalah manusia paling malang yang pernah ada di muka bumi.
Karena merasa kesal dengan hidupnya yang miskin dan sudah lama gak ada perubahan, dia pun memutuskan keluar dari rumah.
Diapun keluar ke jalan di pinggiran rumahnya. Alangkah terkejutnya, dia melihat seorang lelaki tua duduk di bawah jendela rumahnya, sambil memungut kulit-kulit kedelai yang tadi ia buang dan memakannya seraya bergumam:
“Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberiku rezeki tanpa harus mengeluarkan tenaga.” Lelaki itu berbaju compang camping, buta dan lumpuh. Dia pun terperangah...
“Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberiku rezeki tanpa harus mengeluarkan tenaga.” Lelaki itu berbaju compang camping, buta dan lumpuh. Dia pun terperangah...
Mendengar ucapan lelaki tua itu, dia menitikkan air mata, seraya bergumam:
“Mulai detik ini, aku rela dengan apapun yang Engkau berikan Yaa Allah...”
“Mulai detik ini, aku rela dengan apapun yang Engkau berikan Yaa Allah...”
Pelajaran dari kisah ini.
1. Rezeki yang penting mengalir.
Rezeki itu yang penting mengalir, besar kecil atau banyak sedikit gak penting, yang penting ada alirannya. Apa kamu seperti fakir miskin di atas? Alih-alih bersyukur atas rezeki makanannya, meskipun "hanya" kedelai rebus yang membosankan, dia malah merasa menyedihkan, mengharap bisa makan daging seperti orang-orang lain yang dilihatnya di jalanan Madinah.
Dia gak pernah berpikir bahwa setiap hari selalu ada aliran rezekinya, selalu ada makanan untuk mengisi perutnya. Dia gak pernah merasakan kelaparan, makanan selalu ada saat dia butuh. SELALU ADA, selalu tersedia setiap hari saat dia kelaparan dan butuh makanan..
Begitulah kebanyakan kita. Selalu protes karena merasa kekurangan, merasa lebih miskin, merasa gak cukup, hanya karena kita menginginkan apa yang dirasakan oleh orang lain.. Padahal rezeki kita selalu ada setiap hari, mengalir memasuki kehidupan kita, gak pernah gak ada. Pernah gak kamu mau makan tapi gak ada yang bisa dimakan? Pernah gak mau pake baju tapi gak ada yang bisa dipakai? Pernah gak mau tidur tapi gak ada tempat beristirahat? Kalo kamu jawab GAK PERNAH. Artinya rezekimu setiap hari selalu mengalir dalam hidupmu tapi kamu gak pernah betul-betul serius memperhatikannya..
Allah gak pernah ninggalin kita. Allah itu Ar Razzaq, Pemberi Rezeki yang gak pernah habis stoknya. Rezeki kita bakal terus mengalir sampai ajal kita menjemput.
2. Rezeki yang datang adalah yang PANTAS kita terima.
Jangan ngarep rezeki mengalir seperti air bah, kalo kamu gak bisa berenang nanti bisa tenggelam. Sepantasnya kamu aja. Kepantasan itu Allah yang ngukur...bukan kita. Kalo mau rezekimu baik, banyak dan berkah ya.. usaha dong ! Usaha untuk memantaskan diri agar pantas diberi..
Kalo rezekimu apa adanya, segitu-gitu aja, sedikit tapi dicukup-cukupin boleh jadi kamu memang pantas dikasinya segitu.. Jadi jangan protes !! Sama seperti fakir miskin di atas, rezekinya "hanya" kedelai rebus setiap hari, karena memang dia "hanya" PANTASnya itu...
3. Semua pasti kebagian...
Gak ada satu mahluk melata di muka bumi ini kecuali Allah yang memberi rezeki. Bahkan mahluk yang gak bisa ngurus rezekinya sendiri, Allah tetap ngasi.. Semua pasti kebagian..
Seperti halnya lelaki tua yang buta, lumpuh dan miskin seperti pada kisah di atas. Dalam artikel lain juga diceritakan bagaimana Allah memberi rezeki ular buta. Meski secara fisik dia cacat tapi rezekinya diberi Allah melalui tangan orang lain. Begitulah cara Allah memberi rezeki, bisa diberi langsung lewat tangan kita, juga bisa lewat orang lain..
Intinya adalah rezeki itu Allah yang ngatur dan yang penting SEMUA MAHLUK KEBAGIAN..gak bakal ada yang ketinggalan. Yakin dan percaya saja..!! Kalo rezeki udah dijamin bakal dikasi, trus kenapa kita masih suka ribut-ribut soal rezeki, rebutan sampe harus mengorbankan nyawa orang lain. Sesuatu yang menjadi rezeki bakal nyampe ke kita, tapi kalo bukan milik kita, cepat atau lambat rezeki itu akan kembali ke pemiliknya. Rezeki gak mungkin nyasar atau hilang. Karena rezeki tau pasti letakmu di mana.. Rezeki bakal datangin kamu, entah kamu yang menjemputnya atau dikirim Allah kepadamu. Rezeki yang dikirim Allah inilah yang kadang kita sebut sebagai rezeki nomplok atau rezeki yang tak disangka-sangka.
4. Hitunglah rezekimu..
Bukan untuk membanggakan diri, tapi untuk membuat hidup penuh kesyukuran. Saat kamu mulai merasa sedih dan malang, jangan mengeluh. Tapi ambillah catatan dan hitung semua nikmat / rezeki yang telah Allah beri padamu. Seperti pada kisah di atas..tak perlu berkecil hati karena orang lain makan daging sementara kita hanya makan kedelai rebus. Karena sesungguhnya kita jauh lebih beruntung dibanding mereka yang harus mengais makanan, makan kulit kedelai bahkan banyak yang harus berpuasa karena gak punya makanan untuk dimakan.
Jika kamu selalu menghitung rezeki, maka kamu akan hidup dalam kesyukuran, hidup lapang dan kecukupan. Kamu gak akan pernah merasa kurang karena Allah yang akan mencukupkanmu.
“Sampai kapan engkau sibuk dengan kelezatan, sedangkan engkau akan ditanya tentang semua yang kau lakukan.”
Berkata Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a:
“Barang siapa perhatiannya hanya pada apa yang masuk ke dalam perutnya, maka nilai seseorang tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya".
“Barang siapa perhatiannya hanya pada apa yang masuk ke dalam perutnya, maka nilai seseorang tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya".
Wallahu alam...
like this, sllu menginspirasi, jgn bosan ya mbak dalam menulis artikel motivasinya
ReplyDeleteInsya Allah Mas... Terima kasih atas komennya..
Delete