Handuk Basah di Kasur

ARTIKEL KE 842   

Rahasia buat para  Isteri

Pada tulisan sebelumnya saya bercerita bagaimana sikap seorang istri kala suaminya minta nikah lagi.. Kali ini masih berkisar hubungan rumah tangga yang mungkin saja kita alami.
Seorang istri memiliki suami yang punya kebiasaan meletakkan handuk basah begitu saja di atas kasur. Setiap habis mandi pasti handuk basah tergeletak dengan manisnya di atas kasur mereka. Si isteri pasti harus segera mengangkat handuk tersebut sebelum seprei ranjang ikut lembab karenanya..dan menjemurnya di halaman belakang.
Saat suami pulang kerja dan habis mandi sore, kembali lagi handuk basah itu nangkring di kasur dan si isteri harus melakukan ritual yang sama, mengangkat handuk itu dan menjemurnya sambil ngedumel kesel...


Si istri sudah sering mengomeli suaminya karena kebiasaan buruk tersebut. Tapi kebiasaan itu terus berulang setiap hari. Suaminya tak berubah. Merasa tak ada masalah dengan hal itu..
Isterinya makin kesal dong...tiada hari tanpa ngedumel marah persoalan handuk itu dan si suami tetap pasang muka tanpa dosa dan meneruskan kebiasaan buruk tersebut...

Cape marah-marah dan digratisin, si istri mulai ganti strategi dengan cara menyindir suaminya. “Bagus sekali ada handuk basah di tempat tidur ya!” ujarnya dengan suara sinis.
Atau, “Kapan handuk bisa jalan sendiri ke jemuran?”
Apakah suaminya berubah??? No! Bahkan dia malah sebel sama si istrinya yang jadi cerewet "hanya" karena masalah handuk.
Akhirnya si istri merasa cape, marah sudah, nyindir sudah, mendiamkan sudah tapi tetap tak ada hasilnya. Tetap saja selalu ada handuk basah menghiasi kasur..

Mengubah orang lain itu tak mudah, apalagi untuk hal yang sudah jadi kebiasaan sejak kecil. Akhirnya ia memutuskan untuk mengubah cara berpikirnya. Dia tak melihat handuk basah itu sebagai sebuah masalah tapi sebuah berkah baginya...Jadi dia memusatkan perhatian pada berkahnya, bukan pada beban masalah yang ditimbulkannya
Baiklah, handuk basah ini akan menjadi permadani di surga nanti. Makin banyak aku memindahkan handuk basah ke jemuran, makin banyak permadani indahku di surga.
Setiap melihat handuk basah di kasur si istri tersenyum dan bergegas menjemurnya. Perasaannya bahagia. Tanpa rasa kesal dan bebas dari ngedumel lagi...
Apakah handuknya berubah? Tidak! Handuk basah tetap ada di kasur. Yang berubah cara pandang dirinya terhadap Handuk basah tersebut.
Begitupun dalam hidup ini....masalah akan selalu ada menghadang ketentraman hidup kita, yang menentukan kebahagiaan bukan seberapa banyak masalah yang bisa diselesaikan karena kadang ada masalah yang tak gampang solusinya, seperti soal handuk basah tadi..tapi bagaimana kita memandang masalah sebagai berkah, ujian sebagai rezeki, cobaan sebagai keuntungan..

Waktu berlalu... si istri kaget. Tak ada lagi handuk basah di kasurnya. Ia juga sudah lupa sejak kapan ia tak lagi menjemurnya...Ternyata diam-diam suaminya memperhatikan isterinya dengan seksama. Yang sebelumnya penuh ketegangan dan kekesalan kini setiap hari mengangkat handuk basah biang masalah itu dengan wajah full senyum.
Rupanya melihat keikhlasan istrinya sang suami tergerak untuk melakukannya sendiri, menjemur handuk basah di halaman belakang...
Jadi bukan kekesalan dan kemarahan yang menyelesaikan masalah, tapi keikhlasan dan kebaikan hati...

>>>>>
Ini kisah handuk basah lain yang dibaca. Jalan ceritanya hampir sama.
Yang berbeda endingnya.
Istri yang satu ini kesal bukan main karena suaminya tak berubah ia terus menerus ngomel. Lalu ia curhat pada temannya. Temannya lalu berkata:
Bayangkan suatu hari tak ada handuk basah suamimu di kasurmu. Tapi handuk basah suamimu ada di kasur bekas teman perempuannya waktu SMA!”
Perempuan tersebut kaget dan berkata, “Oh tidak! Aku tidak mau! Mending handuk basah itu ada di kasurku!” teriaknya.
Kini si istri tiap melihat handuk basah itu ia selalu berkata, “Ya Allah... Alhamdulllah handuk basah suamiku ada di kasurku. Ini menjadi tanda bahwa suamiku setia.”
Apakah handuk basahnya berubah? TIDAK. Cara berpikir si istri yang berubah...?
Inilah Games of Mind...
Kadang ada hal yang sulit kita ubah pada orang lain. Jika ingin hasil yang lebih baik, maka ubahlah diri kita lebih dulu...
Selamat bermain-main dg pikiran Anda sendiri. Bahagia, sedih, syukur, mengeluh, semua adalah tergantung diri kita...
Kitalah yang memilih...!
Karenanya pilihlah dengan bijaksana

Wallahu alam..

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?