Dua Kali Memperoleh Rezeki 10 Kali Lipat
Ini pengalaman saya sendiri terkait dengan sedekah. Seperti biasa saya menuju kantor sendirian karena suami yang biasanya mengantar sedang punya keperluan. Jadilah saya memilih menggunakan angkutan umum. Setelah keluar dari rumah hendak menggunakan jasa becak motor (bentor) yang banyak mangkal di sekitar pertigaan kompleks rumah saya. Kebanyakan tukang bentor itu saya kenal karena tinggal tidak jauh dari rumah kami.
Jadilah saya menumpang bentor menuju ke tempat angkutan umum terdekat, Kalau di Makassar dikenal sebagai pete-pete, semacam mobil mikrolet kecil yang duduknya saling berhadapan. Karena masih dalam suasana ramadhan terbersit keinginan saya untuk melebihkan pembayaran pada tukang bentor tersebut. Rasa syukur melingkupi diri saya. Saya merasa diberi rezeki begitu banyak dari Allah tanpa harus bersusah payah mencari penumpang seperti tukang bentor ini. Singkat cerita saya turun dari bentor, tarif yang biasanya cuma Rp. 6.000 sekali jalan saya bayar Rp. 50.000 dan saya katakan untuk buka puasa. Tukang bentornya tersenyum dan berucap terima kasih.
Kemudian saya menuju kantor dan belum berapa lama duduk seorang rekan datang dan mengatakan ada THR untuk saya dan diangsurkannya sebuah amplop yang ketika saya periksa berisi uang sejumlah Rp. 500.000,-. Saya mengucap syukur pada Ilahi, uang sedekah saya pada tukang bentor tadi segera dibalas Allah 10 kali lipat dan balasannya tidak menunggu lama lagi, selang beberapa jam saja. Saya pernah menulis tentang ini juga di artikel Jangan Ragu berbagi rezeki karena balasan Allah tidak menunggu lama.
Selang 2 hari dari kejadian atas, saya menumpang bentor lagi tapi kali ini tukang bentornya beda. Kebetulan karena hari itu hari Jumat, masih di bulan Ramadhan saya berniat sekali lagi untuk melebihkan pembayaran bentor yang saya tumpangi. Saya berpikir bulan ini adalah bulan ramadhan dimana pahalanya berkali lipat, kemudian hari jumat yang merupakan hari yang paling utama bersedekah dibanding hari-hari lainnya, lagipula saya tidak setiap hari menumpang bentor (biasanya saya naik mobil pribadi diantar oleh suami) dan belum tentu dapat orang yang sama, karena tukang bentor yang mangkal cukup banyak. Akhirnya kembali saya bayar dengan uang Rp. 50.000. Meskipun awalnya tukang bentornya berkata bahwa tidak ada uang kembaliannya, saya katakan "tidak usah dan ambil saja semua". Tukang bentornya tersenyum dan saya menuju kantor dengan angkutan umum.
Setibanya di kantor, sebelum memulai bekerja, saya semptakan shalat dhuha 6 rakaat. Setelah selesai shalat saya mendapat telepon lagi dari rekan kerja kalau ada pembagian honorarium yang dibagikan menjelang lebaran idul fitri. Saya segera menuju ruangan rekan kerja tersebut, dan percayakah anda bahwa isi amplop honorarium itu tepat Rp. 500.000,-. Untuk kedua kalinya Allah membalas sedekah saya pada tukang bentor. Kembali saya mengucap syukur atas rezeki yang diberikan Allah yang Maha Kaya pada saya. Syukur yang betul-betul dari hati karena merasa Allah sayang banget sama saya.
Kejadian di atas betul-betul terjadi pada diri saya. Saya menuliskannya dalam blog ini sama halnya dengan tulisan lain dimaksudkan untuk pembelajaran bagi kita semua. Agar orang lain juga memetik manfaat dari pengalaman pribadi saya. Insya Allah tidak ada niat buat riya. Saya sudah mengamati fenomena rezeki ini beberapa lama, memiliki beberapa pengalaman menakjubkan tentang rezeki. Itulah sebabnya saya memutuskan menulis blog semua tentang rezeki ini agar bisa membagi apa-apa yang saya alami, pikirkan, baca dan pelajari kepada orang lain.
Pembaca.... niat saya hanya ingin berbagi, tidak ada yang lain. Jika ada yang terinspirasi karena tulisan saya, alhamdulillah. Jika ada yang tidak suka pun saya terima. Hidup itu memang pilihan. Jika kita memilih untuk memberi manfaat maka Allah akan tunjukkan jalan. Wallahu alam.
Jadilah saya menumpang bentor menuju ke tempat angkutan umum terdekat, Kalau di Makassar dikenal sebagai pete-pete, semacam mobil mikrolet kecil yang duduknya saling berhadapan. Karena masih dalam suasana ramadhan terbersit keinginan saya untuk melebihkan pembayaran pada tukang bentor tersebut. Rasa syukur melingkupi diri saya. Saya merasa diberi rezeki begitu banyak dari Allah tanpa harus bersusah payah mencari penumpang seperti tukang bentor ini. Singkat cerita saya turun dari bentor, tarif yang biasanya cuma Rp. 6.000 sekali jalan saya bayar Rp. 50.000 dan saya katakan untuk buka puasa. Tukang bentornya tersenyum dan berucap terima kasih.
Kemudian saya menuju kantor dan belum berapa lama duduk seorang rekan datang dan mengatakan ada THR untuk saya dan diangsurkannya sebuah amplop yang ketika saya periksa berisi uang sejumlah Rp. 500.000,-. Saya mengucap syukur pada Ilahi, uang sedekah saya pada tukang bentor tadi segera dibalas Allah 10 kali lipat dan balasannya tidak menunggu lama lagi, selang beberapa jam saja. Saya pernah menulis tentang ini juga di artikel Jangan Ragu berbagi rezeki karena balasan Allah tidak menunggu lama.
Selang 2 hari dari kejadian atas, saya menumpang bentor lagi tapi kali ini tukang bentornya beda. Kebetulan karena hari itu hari Jumat, masih di bulan Ramadhan saya berniat sekali lagi untuk melebihkan pembayaran bentor yang saya tumpangi. Saya berpikir bulan ini adalah bulan ramadhan dimana pahalanya berkali lipat, kemudian hari jumat yang merupakan hari yang paling utama bersedekah dibanding hari-hari lainnya, lagipula saya tidak setiap hari menumpang bentor (biasanya saya naik mobil pribadi diantar oleh suami) dan belum tentu dapat orang yang sama, karena tukang bentor yang mangkal cukup banyak. Akhirnya kembali saya bayar dengan uang Rp. 50.000. Meskipun awalnya tukang bentornya berkata bahwa tidak ada uang kembaliannya, saya katakan "tidak usah dan ambil saja semua". Tukang bentornya tersenyum dan saya menuju kantor dengan angkutan umum.
Setibanya di kantor, sebelum memulai bekerja, saya semptakan shalat dhuha 6 rakaat. Setelah selesai shalat saya mendapat telepon lagi dari rekan kerja kalau ada pembagian honorarium yang dibagikan menjelang lebaran idul fitri. Saya segera menuju ruangan rekan kerja tersebut, dan percayakah anda bahwa isi amplop honorarium itu tepat Rp. 500.000,-. Untuk kedua kalinya Allah membalas sedekah saya pada tukang bentor. Kembali saya mengucap syukur atas rezeki yang diberikan Allah yang Maha Kaya pada saya. Syukur yang betul-betul dari hati karena merasa Allah sayang banget sama saya.
Kejadian di atas betul-betul terjadi pada diri saya. Saya menuliskannya dalam blog ini sama halnya dengan tulisan lain dimaksudkan untuk pembelajaran bagi kita semua. Agar orang lain juga memetik manfaat dari pengalaman pribadi saya. Insya Allah tidak ada niat buat riya. Saya sudah mengamati fenomena rezeki ini beberapa lama, memiliki beberapa pengalaman menakjubkan tentang rezeki. Itulah sebabnya saya memutuskan menulis blog semua tentang rezeki ini agar bisa membagi apa-apa yang saya alami, pikirkan, baca dan pelajari kepada orang lain.
Pembaca.... niat saya hanya ingin berbagi, tidak ada yang lain. Jika ada yang terinspirasi karena tulisan saya, alhamdulillah. Jika ada yang tidak suka pun saya terima. Hidup itu memang pilihan. Jika kita memilih untuk memberi manfaat maka Allah akan tunjukkan jalan. Wallahu alam.
Comments
Post a Comment