Allah Tak Pernah Menyia-nyiakan HambaNya

ARTIKEL KE 790  

SI CANTIK ITU MERINDUKANNYA…

Menangislah sejadi-jadinya,
Bila al-Qur’an tak meninggalkan jejak di hatimu.
Bila ayat-ayatnya tinggal kenangan,
tak meneguhkan yakinmu pada Sang Maha Pencipta,
dan engkau tak semakin takut pada-Nya.


***
Ibnu al-Jauzy –rahimahullah- pernah berkisah:
Suatu waktu, ‘Abdul Wahid bin Zaid berlayar di laut luas.
Angin berhembus sangat hebat,
hingga menghempas mereka terdampat di sebuah pulau.
Di sana, ia bertutur:
Di pulau sepi itu, kami bertemu dengan seorang penyembah berhala.
Apa yang kau sembah?” tanyaku.
Pria itu menunjuk berhalanya.
Singkat kisah, kami mendakwahi pria paganis itu.
Hingga pria itu mengatakan:
Perlihatkan padaku Kitab Tuhan kalian!
Kami memberinya sebuah mushaf, namun ia tak bisa membacanya.
Kami pun membacakannya untuknya.

Pria itu menangis!
Dan kami terus membacakannya…
Di ujung surah itu, pria itu berkata:
Sudah sepatutnya Sang Pemilik Kalam ini tak didurhakai!”
Ia pun masuk Islam.
Ketika malam menyelimuti bumi,
Seusai shalat Isya, kami pun tidur.
Tapi pria itu mengejutkan kami.
Wahai Tuan-tuan! Tuhan yang kalian tunjukkan padaku itu,
apakah Ia tertidur di malam hari?”

Tentu saja tidak, Ia Maha berdiri sendiri dan tak pernah tidur…” jawabku.
“Jika begitu, kalian benar-benar hamba yang buruk!
Jika Tuan kalian tidak tidur, bagaimana kalian bisa tidur?” ujarnya.


Kami sungguh takjub pada ucapannya.
Saat akhirnya kami tiba di Abbadan,
aku dan kawan-kawanku pun mengumpulkan beberapa dirham untuk pria itu.
Namun saat kami memberinya, ia berkata:
Apa ini?”
“Untuk engkau gunakan sebagai nafkah hidupmu,
” jawabku.
“La ilaha illahllah!” pekiknya.
Kalian tunjukkan aku sebuah jalan yang kalian sendiri tak menempuhinya!
Dahulu aku di pulau itu hidup menyembah berhala,
dan Allah tak pernah menyia-nyiakanku meski aku tak mengenalNya.
Bagaimana mungkin sekarang Ia akan menyia-nyiakanku,
setelah aku mengenalNya?
!”


Tiga hari kemudian, pria itu di penghujung hayatnya.
Kami menemuinya. “Adakah hajat yang engkau ingin kami selesaikan?” tanyaku.
Pria itu tersenyum.
Seluruh hajat-keperluanku telah dipenuhi
oleh DIA yang membawa kalian ke pulauku dahulu!
” jawabnya.
Adapun aku, mataku mengantuk hingga tertidur di sisinya.
Dalam tidurku aku bermimpi melihat sebuah taman indah di pekuburan Abbadan.
Di tengah ada kubah,
di bawah kubah itu ada seorang gadis cantik jelita yang tak pernah kulihat seindahnya.
Gadis itu bilang: “…sungguh aku sangat merindu padanya…

Pada siapa?!
Aku pun terbangun. Dan kulihat pria itu telah melepaskan ruhnya.
Ia telah pergi dari dunia ini.
Aku pun memandikan dan mengafaninya, lalu menguburkannya.
Malam pun hadir. Aku pun tertidur.
Dalam tidurku, kubermimpi saksikan kubah itu lagi…
Kulihat gadis jelita itu lagi.
Dan kini ia bersanding dengan pria kawanku itu.
Hm, Si Jelita itu ternyata merindukannya…”
***
Aku sungguh cemburu padamu, Tuan…
Tapi aku tahu jiwa dan hatiku tak sejernih hatimu.
Lihatlah, Kawan…
Betapa Kalam suci Tuhanmu berjejak indah di hatinya.
Hingga ia tak lagi ragu akan rezekinya.
Hingga ia tak lagi takut akan masa depannya.
Kerna ia yakin,
hidupnya bahagia belaka bersama al-Qur’an.
Memangnya ada kehidupan yang lebih indah
dari hidup di bawah naungan al-Qur’an?

Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?