Mandul Meski Anaknya Banyak

ARTIKEL KE 804  

BANYAK ANAK TAPI MANDUL  

Banyak anak katanya banyak rezeki, tapi ada juga yang banyak anak tapi mandul, lho kok?
Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat
“Tahukah engkau siapakah yang mandul?”
Para sahabat menjawab :

“Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak”.
Lalu Rasulullah bersabda:
"Orang yang mandul ialah orang yang memepunyai banyak anak, tetapi anak-anaknya tidak memberi manfaat kepadanya sesudah ia meninggal dunia”.
( HR. Ahmad )


Jadi berdasar hadits di atas pengertian mandul (tidak mempunyai keturunan) saat ini kurang tepat.
Seorang yang mandul pada saat ini adalah para orangtua yang hanya mempunyai anak-anak biologis dan tidak memiliki anak-anak ideologis. Para orangtua yang gagal mencetak anaknya untuk menjadi saleh dan mau berjuang di jalan Allah. Merekalah orangtua yang mandul berdasarkan hadits nabi di atas.
Disinilah kita mengerti betapa banyak diantara kita yang mandul. 


Kita tidak mampu mempengaruhi anak, sebab anak-anak lebih banyak dipengaruhi oleh kawan, televisi dan lingkungannya. Sehingga anak-anak tersebut bertumbuh kembang tidak menjadi hamba Allah dan membawa manfaat kepada agama Allah, namun mereka tumbuh menjadi hamba dunia dan tidak mengerti islam.


Imam Al Qurthubi Rahimahullahu berkata:
"Tidak ada perniagaan yang membahagiakan pandangan laki-laki kecuali ia mendapatkan anak-anaknya menjadi saleh dan mereka senantiasa memikirkan agama Allah”.
Jadi, tidak semua anak bisa menjadi investasi akhirat. Dan memang tidak banyak orang tua shalih yang mampu mencetak anak-anaknya menjadi saleh, sehingga bermanfaat panjang untuk kehidupan orangtuanya di masa tua atau di akhirat kelak.


Dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda
Sungguh seorang manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya: Bagaimana (aku bisa mencapai) semua ini? Maka dikatakan padanya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu diucapkan oleh) anakmu untukmu”. (HR. Ibnu Majah, Ahmad dan lainnya).


Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan memiliki anak yang saleh serta keutamaan menikah untuk tujuan mendapatkan keturunan yang shaleh.
Imam al-Munawi berkata: “Seandainya tidak ada keutamaan menikah kecuali hadits ini saja maka cukuplah (menunjukkan besarnya keutamaannya)”.
Semoga bermanfaat
Barakallahu fiikum


Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?