6 Alasan Mengapa Hidup Harus Kaya.

Semua orang mau kaya.


  • Ada yang menolak pernyataan di atas? Saya kira tidak. Karena jadi kaya itu bukan dosa. Yang dosa kalau kekayaan diperoleh dengan cara haram dan dimanfaatkan di jalan yang haram.
  • Orang kaya punya sumberdaya yang jauh lebih banyak dibanding orang miskin. Punya uang dan harta itu memudahkan kita menikmati dunia ini. Tapi banyak yang kebablasan, terlalu cinta dunia dan melupakan akhirat. Padahal dunia itu sementara akhirat itu yang kekal abadi.
  • Ippho Santosa pakar otak kanan dan penulis buku 7 keajaiban rezeki mengatakan bahwa hidup itu tak boleh sederhana. Sedapat mungkin kaya, karena muslim itu wajib kaya.


Mengapa harus kaya?

(1) Hidup kaya jauh lebih bermanfaat.
  • Dengan kekayaan kita bisa memberi manfaat lebih banyak dan dapat memberikan yang terbaik bagi diri dan orang lain. Kita bisa membeli rumah yang lebih layak, memberi pendidikan/ sekolah anak yang lebih baik, membeli makanan yang bergizi, membeli kendaraan untuk menunjang kita mencari rezeki dan sebagainya.
  • Dengan kekayan di tangan kita bisa mengulurkan bantuan dan berbuat lebih banyak bagi orang lain. (baca : cara membangun taman kekayaan)
  • Kalau kaya itu jauh lebih manfaat lalu mengapa ada orang miskin? Supaya orang kaya bisa bersedekah dan memberdayakannya. Itulah mengapa orang kaya jauh lebih bermanfaat. Karena dia bisa memberdayakan dirinya dan orang lain dengan hartanya.

(2) Kekayaan membuat kita lebih leluasa dalam bersedekah.

  • Kekayaan membuat kita mudah membantu aktivitas sosial dan keagamaan di lingkungan kita. Misalnya mengentaskan kemiskinan anak yatim, membangun panti asuhan, panti jompo, panti cacat, mendirikan mesjid / mushala / rumah tahfidz / majelis ilmu dan majekis zikir, memberangkatkan diri, keluarga dan orang lain pergi haji dan umroh dan sebagainya. 

(3) Contoh dari Rasulullah.

  • Rasulullah sejak kecil sudah bekerja keras menjadi penggembala kambing dan membantu pamannya Abu Thalib berdagang. Setelah besar beliaupun mulai berdagang sendiri dan menerima kepercayaan orang lain untuk membawa dagangannya, karena beliau terkenal jujur dan amanah. Dari berdagang inipun beliau bertemu jodoh, Sayidina Khadijah, seorang janda kaya yang mempercayakan hartanya untuk dikelola beliau dan tertarik dengan karakter yang dimilikinya.
  • Bukan hanya Rasulullah SAW yang berdagang hingga sukses dan kaya raya, para sahabat beliaupun juga sama. Dengan kekayaannya itu maka perjuangan islam menjadi dinamis hingga dapat mencapai kejayaan. Peperangan dan politik tentu membutuhkan dana yang besar. Tanpa ditopang dana,  perjuangan beliau menegakkan agama Allah belum tentu mudah dan cepat seperti yang dibuktikan dalam sejarah.
  • Rasulullah SAW memberikan pernyataan untuk kita, "bekerjalah kamu seakan-akan hidup seribu tahun lagi, beribadahlah kamu seakan-akan mati esok pagi.

(4) Kefakiran dekat dengan kekafiran.
  • Tidak semua orang miskin itu sabar dengan keadaannya, tapi kadang menjadi gelap mata menghalalkan segala cara termasuk yang haram untuk memenuhi tuntutan hidupnya. Banyak orang miskin yang tak segan-segan mencuri, merampok, membunuh karena desakan ekonomi. Bahkan ada yang rela menjual agamanya, keluar dari Islam dan memeluk agama lain yang bersedia menjamin kebutuhan hidupnya. Begitu murah imannya.
  • Orang Islam harus menjadi terdepan dalam perekonomian global. Rasulullah tidak menghendaki umatnya miskin dan dilindas oleh keadaan dan menjadi bulan-bulanan bangsa kafir yang jauh lebih kaya, seperti yang kita lihat sekarang ini. Pembantaian umat muslim di Palestina, Siria, India, Pakistan, Thailand, Filipina terus berlangsung. Karena umumnya kita lemah dan miskin.

(5) Kaya bisa menjadikan orang lebih mulia
.
  • Bukan berarti orang miskin tidak bisa mulia. Kalau mereka tawadhu dan menerima keadaannya, itu wajar. Tapi orang kaya bisa jauh lebih mulia jika dia bisa bersikap tawadhu (tidak sombong), meski bisa saja ia menyombongkan diri. Jika dia gemar memberi pada orang lain meskipun ia mampu untuk menahan hartanya untuk diri dan leluarganya saja, maka kemuliaan akan dia dapatkan.

(6) Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.
  • Kaya merupakan sarana yang memudahkan kita dalam menempuh kesempurnaan beribadah. Sukakah kita menjadi orang tangan di bawah? Yang kemana-kemana selalu menadahkan tangan pada orang lain. Agama melarang kita untuk menjadi hina dan menghinakan diri dengan mengemis (baca : jangan sekali-kali mencari rezeki dengan mengemis).
  • Jadilah muslim yang terhormat dan disegani oleh mereka yang non muslim. Kaya tapi tak segan untuk menolong mereka yang membutuhkan termasuk mereka yang non muslim/kafir, semoga kebaikan kita akan memberikan hidayah dan menarik mereka mengucapkan syahadat.


KESIMPULAN

  • Jadilah muslim yang terhormat, bermanfaat, memiliki harga diri dan disegani. Bukan hanya karena agamanya tapi juga ahlaknya yang tak pernah ragu untuk memberi pertolongan pada orang yang membutuhkan.
  • Pertanyaannya, apakah kita mampu memberikan pertolongan sementara diri sendiri butuh bantuan orang lain? Kita hanya bisa memberi jika kita berlebih. Jika kita pun kekurangan dan butuh, bagaimana kita bisa memaksimalkan potensi berbagi? (Baca juga : amalan 40 hari menjadi kaya)
  • Jangan suka minta gratisan, itu menghalangi rezeki. Bangkitkan potensi diri dan jadilah magnet rezeki.
  • Wallahu alam...

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?