Makna Rezeki
Tahukah apa makna rezeki?
- Terlalu sering kita mendengar kata rezeki. Hakikat rezeki sudah kita bahas pada tulisan terdahulu. Tapi apa sebenarnya makna rezeki bagi hidup kita?
# A. Menurut Al Raghib al Isfahani seorang pemikir Islam abad pertengahan makna rezeki ada 3 :
(1) Pemberian yang mengalir baik bersifat duniawi maupun ukhrowi
- Siapa yang memberi? Sudah pasti Allah. Jadi apa saja pemberian Allah pada kita adalah rezeki, baik yang bisa kita lihat, kita rasakan dan kita nikmati dalam hidup ini. Rezeki itu mengalir. Tahukan arti mengalir? Mengalir itu pasti dari tempat yang tinggi ke tempat rendah, seperti air yang mengalir selalu mencari tempat yang lebih rendah. Jadi rezeki mengalir dari Allah kepada hamba. Rezeki dialirkan dari orang yang berkelebihan kepada orang yang kekurangan. Rezeki itu nantinya akan berputar kembali kepada dirinya lagi.
- “Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Q.S. adz-Dzariyat : 58)
(2) Porsi dan bagian.
- Rezeki adalah porsi dan bagian yang diberikan pada tiap-tiap mahluk. Porsi atau bagian itu tidak sama besarnya untuk tiap mahluk, bukan karena Allah tidak adil, Alah Maha Suci dari tuduhan itu. Justru karena adilnya maka Allah memberi rezeki dengan porsi yang berbeda-beda untuk tiap mahluk, SESUAI DENGAN KEBUTUHANNYA.
- Ada yang diberi porsi banyak karena Allah Maha Tahu kebutuhannya juga banyak. Demikian pula sebaliknya. Jadi rezeki mahluk diberi sesuai porsinya, sesuai kebutuhannya bukan sesuai keinginannya. Meminta tambahan boleh tapi diberi atau tidak itu hak prerogatif Allah.
(3) Sesuatu yang sampai di tenggorokan dan dijadikan makanan.
- Apapun yang berupa makanan adalah rezeki dari Allah. Mungkin anda menyangka bukankah anda yang membeli makanan itu dengan uang sendiri atau membeli bahannya kemudian memasaknya menjadi hidangan yang siap santap. Tapi siapa yang menumbuhkan bahan makanan tersebut. Padi yang jadi beras, sayur mayur, daging, susu, telur dari hewan peliharaan yang diciptakan Allah bukan?
- Jika suatu makanan belum sampai ke tenggorokan berarti bukan rezeki. Seperti halnya jika kita menyuap makanan, belum sempat masuk ke dalam mulut tiba-tiba terjatuh dan dilarikan tikus misalnya. Artinya itu bukan rezeki kita tapi rezeki tikus yang diberi Allah lewat kita.
# B. Menurut Sabzawari seorang seorang tokoh filsafat Islam, rezeki itu adalah sesuatu yang mengukuhkan eksistensi mahluk dan menjadikan kesempurnaan baginya.
- Jadi rezeki itu apa saja yang dibutuhkan untuk mengukuhkan eksistensi mahluk. Tanpa rezeki itu maka dirinya tak bisa bertahan hidup dan tak bisa mencapai kesempurnaan seorang hamba. Lewat jalan rezeki itulah akan digunakannya untuk mencari keridhaan Allah.
- rezeki tubuh adalah pertumbuhan dan kesempurnaan jasmani. Allah memberi kita tubuh agar tubuh itu dapat menopang aktivitas ibadah kita.
- rezeki indera adalah kemampuan mengenali /mengindera sekitarnya. Allah memberi kita indera untuk mengenali ciptaanNya dan mengagumi kebesaranNya.
- rezeki imajinasi adalah kemampuan untuk menggambarkan konsep imajiner dan ilusi. Allah membuat kita dapat membayangkan yang indah dan yang buruk, menghasilkan suatu karya lewat imajinasi itu dan bisa mmebayangkan surga dan neraka seperti apa.
- rezeki akal adalah kemampuan menangkap makna-makna universal dan ilmu-ilmu mengenai ketuhanan dan kehidupan ukhrawi. Allah ingin kita jadi orang yang berilmu dan memahami banyak perkara dan persoalan kehidupan. Ilmu yang semakin mendekatkan kita pada Allah.
# C. Seorang pakar sains asal Iran bernama Al Razi berkata :
1. rezeki badan adalah makanan.
- Makananlah yang membuat badan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Jika kita seharian tidak makan maka badan akan terasa lemah dan bisa sakit. Karena itu dengan sengaja mogok makan dan tidak memberi badan makanan itu artinya menzaliminya.
2. rezeki ruh adalah pengetahuan.
- Ruh hanya bisa berfungsi sesuai dengan tujuan penciptaannya mengajak manusia untuk kembali pada Allah. Hanya dengan pengetahuan tentang zat Allah, bagaimana mendekatiNya yang membuat kita membuat ruh berfungsi sebagaimana mestinya.
Kedua rezeki ini harus saling bekerjasama. Namun yang kedua ini jauh lebih baik dari yang pertama karena sifatnya yang abadi. Sementara makanan akan membuat tubuh kuat tapi tidak abadi, nantinya akan menjadi makanan cacing saat kita telah dikuburkan.
Comments
Post a Comment