Jangan Sekali-kali Mencari Rezeki Lewat Mengemis.

Mengemis itu menghinakan diri.

Artikel sebelumnya sudah tuntas dibahas mengenai bolehkah mencari rezeki dari meminta-minta? Tulisan ini adalah jawabannya. Banyak orang yang suka menghinakan diri dengan menadahkan tangan pada orang lain sekedar memohon belas kasihannya. Mereka tidak merasa malu meminta dan bahkan ada yang menganggap sudah seharusnya orang lain memberi sebagian rezekinya pada mereka. Haruskah selalu memberi pada setiap pengemis yang menadahkan tangan pada kita? Temukan jawabannya di sini.


Kenapa mengemis itu menghinakan diri?

(1) Mempertontonkan kemiskinan 
  • Mengemis itu hina karena dengan sengaja mempertontonkan kemiskinan diri sendiri agar dilihat orang lain, dengan harapan orang akan iba. Seharusnya kita malu kalau orang lain tahu kesusahan kita. Kemiskinan itu aib yang harus disembunyikan. Bukan dengan bergaya sok kaya ato sombong tapi menjaga diri agar tidak jatuh dalam syirik, mengagungkan dan memuja muji manusia agar diberi sedikit rezekinya.
  • Kita hanya boleh menghinakan diri di hadapan Allah, bukan di hadapan mahluk. Karena memang kita ini tak ada apa-apanya dibanding kekuasaan Allah. Untuk apa meminta rezeki kepada sesama manusia, kalau bisa minta pada Allah yang Maha Kaya?

(2) Menunjukkan kelemahan 
  • Mengemis menunjukkan kelemahan dan ketidakmampuan diri untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Hal itu menunjukkan ketidak becusan kita sebagai manusia. Masa' untuk memenuhi kebutuhan sendiri kita tak mampu? Sementara kita diberi akal dan anggota tubuh yang lengkap. 
  • Bagaimana dengan hewan yang tak berakal? Pernahkah mereka datang mengemis kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya? Tidak bukan? Mereka akan berusaha mencari sendiri rezekinya. Tak ada hewan yang mengemis untuk mendapatkan rezeki manusia. Hewan peliharaan yang dipelihara oleh tuannya di peternakan memang diberi makan dan dipenuhi kebutuhannya tapi dia balas dengan susu, telur, daging untuk dimanfaatkan. 
  • Bagi pengemis di jalanan apa yang bisa diberikannya pada orang yang memberinya uang / makanan? Doa?? Ucapan terima kasih??(Itupun kalau mereka memang tulus berdoa dan sempat mengucapkan terima kasih pada orang yang berbaik hati padanya).

(3) Tergantung pada mahluk 
  • Mengemis itu menjadikan kita tergantung pada manusia bukan pada Allah. Hal itu membuat kita rendah di mata manusia lainnya. Bagaimana mau dianggap jika untuk makan saja kita harus menunggu belas kasihan orang? Bukankah tangan di bawah itu lebih hina dan tangan di atas itu lebih mulia? 

(4) Identik dengan malas. 
  • Mengemis membuat kita jadi malas. Orang malas adalah orang yang tak memuliakan dirinya. Kemalasan telah membelenggu jiwanya sehingga tak memiliki keinginan untuk berusaha lebih keras lagi meningkatkan taraf hidupnya. Malas juga memandekkan rezeki lho!

Mengemis itu tindakan tercela.

  • Mengais rezeki dengan mengemis tidak diharamkan. Tapi masuk dalam tindakan tercela. Mengapa?
1. Karena harta yang diperoleh itu tidak berkah.
  • Hasil meminta dan menghinakan diri di hadapan orang apakah memiliki manfaat? Mungkin bisa bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saat itu juga. Tapi kemuliaan di sisi manusia apalagi di sisi Allah tidak dia peroleh.
  • Harta yang diperoleh dengan usaha sendiri melalui kerja keras banting tulang, peras keringat jauh lebih berkah. Penjelasan tentang bagaimana bentuk rezeki yang berkah itu bisa di baca di sini.
  • "Sesungguhnya harta ini adalah lezat dan manis, maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik maka akan diberikan berkah padanya. Barangsiapa mengambilnya dengan kerakusan maka Allah tidak akan memberikan berkah padanya. Perumpamaannya orang yang meminta dengan berharap bagaikan orang yang makan tapi tidak kenyang (karena tidak ada berkah padanya). Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah  


2. Bermohonlah pada Allah, jangan pada manusia.
  • Bila mengalami kesulitan termasuk sulit rezekinya, bermohonlah pada Allah minta dibukakan jalan rezekinya tanpa berhenti melakukan usaha. Banyak orang yang kesulitan sangat khusyuk berdoa tapi gagal juga. Mengapa? Karena dia berhenti berikhtiar / berusaha dan berharap pertolong anAllah segera datang lewat doa saja. Kenyataannya tidak demikian. Doa minta rezeki boleh dipĆ njatkan tapi usaha harus jalan terus.
"Barangsiapa yang ditimpa kesulitan lalu mengadukannya pada manusia maka tidak tertutup kefakirannya. Dan barangsiapa yang mengadukan kesulitannya itu pada Allah maka Allah akan memberikannya salah satu diantara dua kecukupan, kematian yang cepat atau kecukupan yang cepat."(H.R.Ahmad)

3. Jaga diri dari perbuatan menghinakan diri sendiri.
  • Dianjurkan bersikap ta'affuf (menjaga diri) dan tidak meminta-minta pada orang lain. Kalaupun miskin lakukan ikhtiar dan doa pada Allah maka Allah akan cukupkan.

4. Rasulullah melarang kita meminta-minta. 
  • Rasulullah SAW melarang para sahabat dan umatnya untuk meminta-minta pada orang lain. Karena satu-satunya tempat meminta kita adalah Allah yang Maha Kaya. Kalau kita mengaku sebagai umat Muhammad mengapa kita tak mengikutinya, mengapa kita masih saja meminta-minta, masih saja mengemis, masih saja menadahkan tangan pada sesama mahluk?

5. Bisa menjadi tindakan yang haram. 
  • Mengemis adalah perbuatan yang haram dan hina. Terutama jika mengemis itu sudah dijadikan sebagai profesi, pekerjaan untuk mencari nafkah, seperti banyak kita temukan di pinggir jalan. Mereka bersandiwara, memakai pakaian kumal, pasang tampang memelas, padahal kenyataannya mereka bukanlah orang miskin yang patut dibantu. Badannya sehat dan kuat untuk bekerja halal tapi kemalasanlah yang mendorongnya untuk mengemis. 
  • Mereka tak peduli harus dipandang hina dan rendah oleh orang lain yang penting tujuannya untuk mendapat harta duniawi tercapai. Padahal harta yang diperoleh dengan mengemis itu tidak berkah dan tidak mendatangkan kemanfaatan bagi diri dan keluarganya. 
  • Dia malah mengambil hak orang yang betul-betul perlu dibantu tapi tak mau mengemis dan menjaga dirinya dari menghinakan diri.

6. Mengemis tak akan jadi kaya.
  • Coba perhatikan tak ada pengemis yang jadi kaya raya bukan? Beda jika dia berdagang. Banyak pedagang yang berhasil dan jadi kaya dari hasil usahanya.
  • Harta dari hasil mengemis yang tanpa kebutuhan adalah haram. Meminta-minta kepada manusia adalah alternatif terakhir yang bisa dilakukan seorang hamba jika berada dalam keadaan darurat. Dia terpaksa meminta pada orang lain karena keadaannya sungguh mendesak, membutuhkan pertolongan segera. Seperti orang miskin yang sakit, terpaksa harus dirawat tapi tak memiliki biaya itu boleh meminta. Entah itu judulnya pemberian ataupun utang.

7. Jangan berputus asa dari rahmat Allah 
  • Lupakan apa yang dimiliki oleh manusia lain. Tak perlu iri pada mereka yang diberi rezeki banyak. Allah memang memberi kelebihan pada sebagian hambaNya. Miskin tak harus menjadi hina, miskin pun bisa tetap mulia jika menjaga diri dari sifat yang menghinakan seperti dengan sengaja mengemis.

8. Tahukah bagaimana nasib para pengemis itu di akhirat nanti?
  • tidak ada sepotong dagingpun di wajahnya.
  • Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Umar ra, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda," seseorang yang sennatiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong daging pun di wajahnya (H.R. Bukhari Muslim).
  • meminta bara api jahannam.
  • Diriwayatkan dari Jufsi bin Junaadah ra, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, " barangsiapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan maka seolah-olah ia memakan bara api. " (H.R. Ahmad)
  • begitu hinanya sehingga Rasulullah menganggap meminta-minta /mengemis itu cakaran, yang mana seseorang mencakar wajahnya dengan perilaku tersebut.
  • Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub ra, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, " minta-minta itu merupakan cakaran, dimana seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta pada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu." (H.R. Tirmidzi).

Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan yang menghinakan diri dan bergantung pada hamba, bukan kepada Allah. Amin ya Rabbal Alamin.
Wallahu alam.

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?