Bolehkah Mencari Rezeki dengan Meminta-minta?
Pengemis dan peminta-minta bertebaran di sekitar kita.
# MENGEMIS SUDAH JADI PROFESI
- Jika berjalan keluar rumah, kita akan mendapati banyaknya pengemis dengan berbagai tampilan dan raut muka menyedihkan menghalangi langkah kita. Sekarang ini pun bukan hanya orang dewasa atau orang uzur yang berprofesi sebagai pengemis tapi anak-anak pun sudah mulai diberdayakan (atau dimanfaatkan?) oleh orang tua atau orang dewasa di sekitarnya untuk mengemis. Mulai dari bayi, balita sampai yang anak usia sekolah dan remaja.
- Ya..pengemis sudah menjadi profesi dan cara mencari rezeki oleh orang-orang tertentu. Mereka punya jam kerja (biasanya dari pagi buta sampai malam), tempat kerja tertentu (lokasi favorit di tempat yang banyak orang lalu lalang, tempat ibadah, mall, lampu merah), pakaian kerja (mereka sengaja mengganti pakaian bersih dengan yang compang camping, sobek dan lusuh) dan cara kerja tertentu (ada yang bersandiwara dan kelihatan susah, ada yang pura-pura cacat, ada yang pura-pura punya anak kecil, dsb). Setiap uang yang didapatkan, dikumpulkan dan jadi penbdapatan harian mereka. Jumlahnya kadang fantastis, melebihi gaji harian karyawan kantoran. Itupun karyawan cuma dapat sebulan sekali dan jumlahnya sudah tertentu, mungkin sedikit bonus. Tapi mereka bisa bergaji harian yang jumlahnya tak tentu.
# MEMINTA-MINTA PUN DIGEMARI
- Sadarkah tidak sedikit diantara kita yang doyan barang gratisan. Baca deh tulisan ini rezeki ngacir karena doyan minta gratisan. Kadang kita berpikir kalau bisa minta kenapa mesti beli? Padahal belum tentu orang yang kita mintai itu ikhlas memberi.
- Kalau beli rambutan sekilo, minta nyoba dulu (sampe gak nyadar makan seperempat kilo...). Begitu beli masih minta nambah lagi sama penjualnya.
- Kalau ketemu teman yang sudah sukses langsung minta traktir. Ketemu teman atau sodara yang baru pulang dari luar kota atau luar negeri langsung minta oleh-oleh.
- Tahukah bahwa kita meminta itu sebenarnya NYUSAHIN ORANG. Penjual merasa kita mengurangi jumlah dagangannya, yang harusnya bisa dijual habis kita coba udah gitu beli minta nambah. Apesnya kalo udah nyoba malah gak jadi beli. Teman atau sodara yang baru pulang dari luar daerah cenderung ngindarin kita sebelum ditagih oleh-oleh. Kalaupun dapat dengan sengaja nelpon atau nagih oleh-oleh sama orang, membuat orang lain jadi sibuk nyariin kita oleh-oleh. Harus mau keluar duit, tenaga dan bisa kerepotan ngangkat barang pesanan / oleh-oleh kita tadi. Itu betul-betul nyusahin...
Mengapa orang mengemis atau minta-minta?
ALASAN ORANG MEMINTA-MINTA / MENGEMIS?
- Ketidakberdayaan. Seseorang minta-minta karena merasa tidak berdaya untuk memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya. Mereka ini tidak memiliki penghasilan tetap, santunan atau bantuan yang sifatnya terus menerus dari orang lain. Mereka tidak memiliki keterampilan dan keahlian khusus yang bisa digunakan untuk mencari nafkah. Seperti mereka yang cacat, anak yatim, orang yang sakit menahun, janda-janda miskin, orang tua yang sudah lanjut usia, orang miskin yang memiliki tanggungan banyak.
- Kesulitan ekonomi. Dialami oleh mereka yang mengalami musibah mengalami kerugian harta yang sangat besar, seperti usahanya gulung tikar karena bangkrut, petani yang panennya gagal total karena serangan hama penyakit atau karena kondisi iklim yang tidak menentu. Mereka ini memgalami kesulitan ekonomi secara mendadak sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Untuk memulai kembali butuh modal awal yang mereka tidak punya belum lagi kalau mereka terilit hutang dalam jumlah besar.
- Musibah. Mereka yang terkena musibah seperti kebakaran, gempa bumi, tanah longsor, penyakit menular (seperti kusta yang menghancurkan organ tubuh), banjir yang membuat mereka harus tingga di tenda pengungsian dan terpaksa meminta bantuan pada orang lain.
- Lingkungan tak mendukung. Bagi mereka yang negaranya sangat tandus, miskin dan dipimpin oleh pemerintahan yang korup, belum lagi jika negaranya berkecamuk perang sehingga tidak bisa mencari nafkah karena sibuk menyelamatkan nyawa yang setiap saat terancam pun juga terpaksa meminta bantuan dunia untuk memperhatikan nasib mereka.
- Malas. Mereka yang ingin punya harta tapi ogah berusaha. Mereka inilah yang akhirnya menempuh beragam cara memalukan untuk membuat orang lain iba padanya. Mereka tak malu untuk mengemis, meminta-minta dengan paksa, menjmabret bahkan meminta dengan ancaman dan sebagainya.
Bolehkah mencari rezeki pake ngemis / minta-minta?
- Dalam artikel 3 tingkatan rezeki halal sudah dijelaskan bahwa memperoleh rezeki dengan meminta itu halal tapi tidak dianjurkan. Meminta hanya boleh dilakukan jika darurat seperti alasan meminta-minta nomor 1 sampai 4 di atas.
- Agama kita tidak mensyariatkan meminta-meminta dengan berbohong, menipu atau bersandiwara sebagaimana halnya yang dilakukan oleh mereka yang menjadikan mengemis sebagai profesi.
- Carilah rezeki Allah dengan cara yang benar, bekerja keras sesuai kemampuan. Jika tak bisa bekerja kantoran atau jadi PNS jadilah pengusaha atau buka bisnis kecil-kecilan, bekerja pada orang jadi buruh atau orang suruhan /kurir, jadi tukang cuci/seterika yang tidak butuh keterampilan banyak, jadi satpam/security, jadi tukang parkir yang hanya modal peluit, apa saja dikerjakan yang penting halal.
- Janganlah mencari rezeki dengan meminta-minta karena itu :
- berdosa, membuat kita jadi tergantung pada sesama manusia yang notabene adalah mahluk yang sama lemahnya dengan kita. Silakan meminta tapi mintalah pada Allah yang memiliki rezeki tak terhingga.
- mencemari perbuatan baik. Kesediaan orang memberi sebagian rezekinya pada pengemis itu adalah perbuatan baik. Tapi dicemari oleh para pengemis gadungan yang sebenarnya tidak miskin dan mampu bekerja tapi diperbudak oleh rasa malasnya.
- mengambil hak mereka yang betul-betul butuh. Banyak orang miskin dan tidak mampu di sekitar kita yang menjaga diri dan kehormatannya dari meminta-minta. Mereka tak mau menghambakan diri pada manusia. Kemiskinan tidak membuatnya menjual harga diri. Hanya Allah tempatnya bergantung. Bagi mereka yang merupakan pengemis palsu ini mengambil apa yang bukan menjadi haknya tapi hak mereka yang betul-betul butuh.
- merusak citra orang baik yang miskin. Mereka yang menjaga diri dan kehormatannya dari perbuatan hina yang menghamba pada manusia untuk mendapatan serupiah atau dua rupiah, padahal Allah Maha Kaya. Mereka sadar bahwa rezeki yang susah itu tanda Allah sayang padanya. Jadi bagi mereka yang dengan sengaja minta-minta karena kemiskinannya merusak citra mereka yang malu meminta meskipun miskin. Karena orang cenderung untuk menyamaratakan.
- menyusahkan orang lain. Belum tentu orang yang kita mintai itu ikhlas tapi karena ogah berurusan dengan rengekan pengemis/peminta-minta terpaksa memberi.
KESIMPULAN
- Carilah rezeki dengan cara yang ma'ruf. Banyak jalan menuju kesuksesan dan kekayaan tanpa harus menghinakan diri.
- Saya tutup tulisan ini dengan hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ahmad.
- Barangsiapa yang ditimpa oleh satu kesulitan, lalu ia mengadukannya kepada sesama manusia, maka tidak akan tertutup kefakirannya. Dan barangsiapa yang mengadukan kesulitannya itu pada Allah maka Allah akan memberinya satu diantara 2 kecukupan, kematian yang cepat atau kecukupan yang cepat.
- Wallahu alam..
Comments
Post a Comment