Doa Sama Tapi Rezekinya Beda, Mengapa?

# MANUSIA ITU PERLU BERDOA
  • Doa adalah puji-pujian yang dilakukan hamba untuk Rabbnya. Doa yang dipanjatkan saat lapang akan menjadi kunci pengabulan doa di saat susah. Allah tahu betul keterbatasan kita sebagai manusia. Oleh sebab itu Dia meminta kita untuk tak segan-segan meminta padaNya. Termasuk minta di mudahkan rezekinya. 
  • Banyak misteri di balik doa minta rezeki seperti halnya pada kisah berikut ini :

# NENEK TUA YANG SALEH
  • Dikisahkan bahwa zaman dulu hiduplah seorang nenek tua yang miskin dan kelaparan. Suatu hari ia menuju sungai yang kering airnya dan melihat 3 ekor ikan yang megap-megap merindukan air. Saat melihat ketiga ekor ikan tersebut si nenek berseru senang dan berpikir mungkin ini rezeki yang dikirim Allah untuknya. Tapi begitu dia mendekat, si nenek mendengar salah seekor ikan berdoa agar Allah menurunkan hujan. Si nenek awalnya ingin tertawa mendengarnya. Bagaimana akan turun hujan padahal sekarang ini sedang kemarau? Tapi karena kasihan tidak jadi dia menangkap ikan-ikan lemas tersebut.
  • Tidak berapa lama, langit pun berubah gelap, awan=awan saling berimpitan satu sama lain dan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Sungai yang tadi kering akhirnya kembali berair dan ikan-ikan tersebut bersorak senang sambil memuji asma Allah.
  • Akan halnya si nenek terpaku bingung. Kemudian kembalilah dia ke gubuknya yang reot. Kemudian berpikir, jika doa seekor ikan saja dikabulkan Allah, bagaimana kalau manusia yang berdoa? Pasti juga akan dikabulkan seperti halnya ikan itu.
  • Singkat cerita si nenek memperbaiki ibadahnya dan setiap selesai shalat dia pasti memanjatkan doa minta rezeki pada Allah. Tak pernah dia berputus asa meski doanya belum diijabah. Mulanya dia hanya berdoa dalam hati, tapi lama kelamaan ia pun mulai bersuara sekeras-kerasnya sehingga semua orang yang lewat bisa mendengarnya.
  • Tetangganya semua maklum bahwa si nenek sedang memohon kemurahan TuhanNyadan kesabarannya sedang diuji. Mereka membiarkan si nenek terus berdoa dan berharap suatu ketika Allah pasti mendengar doanya seperti Allah mengabulkan doa ikan tadi.
  • Tapi ada seorang saudagar sukses yang pelit yang merasa terganggu dengan doa si nenek. Dia pun mulai memaki-maki si nenek dan memintanya menghentikan doanya karena suaranya yang keras mengganggu istirahat dan tidur lelapnya.
  • Tapi si nenek tidak menghiraukan sang saudagar. Ia terus saja berdoa sesuai apa yang diyakininya dan tak ada yang bisa menghentikannya. Akhirnya karena kesal sang saudagar meminta pelayannya untuk mengisi karung berisi pecahan beling, sampah dan besi-besi berkarat, kemudian memintanya menjatuhkannya ke atas tubuh si nenek dari lobang atap rumahnya. Sambil berseru, "inilah rezeki yang kamu minta nenek tua!".
  • Si nenek yang terkena karung yang berat itupun akhirnya pingsan. Dan setelah terbangun dia melihat ada karung besar di sampingnya. Dia segera membukanya. Dan betapa terkejutnya si nenek mendapati emas, permata dan uang dalam jumlah banyak. Akhirnya dia sujud syukur dan hidup makmur tanpa menjadi sombong dan selalu membantu fakir miskin dan orang yang membutuhkan dengan hartanya.

# SAUDAGAR YANG SOMBONG
  • Apa yang terjadi dengan saudagar yang sombong? Setelah melihat nenek tua justru mendapatkan emas dari dalam karung yang dilemparkannya, diapun ingin mendapatkan hal yang sama.
  • Dia berdoa persis seperti apa yang didoakan si nenek (dia terlalu sering mendengarnya sehingga membuat dia hapal isi doanya). Ia pun tekun mengulang-ulang doa yang sama seperti halnya si nenek. Kemudian setelah beberapa waktu ia meminta pelayan yang sama untuk menjatuhinya dengan karung yang diisi benda-benda yang sama yang dijatuhkan di kepala si nenek dan karung yang satunya berisi sampah. Luar biasa, dia ingin dapat 2 karung sekaligus.
  • Pada suatu malam si pelayan mulai menjatuhkan karung itu ke atas kepala majikannya lewat lobang atap seperti skenario waktu menjatuhkan karung ke atas kepala si nenek. 
  • Walhasil sang saudagar pingsan selama 2 hari. Dan setelah sadar, terburu-buru ia membuka karungnya, tapi mendapati isi karung tidak berubah. 
  • Sang saudagar kemudian menangis, berteriak dan menyumpahi Allah dengan kata-kata kotor dan tak pantas. Setiap hari ia melakukan hal itu sehingga membuat tetangganya pada tidak suka dan menolak membeli dagangannya. Akhirnya si Saudagar jatuh miskin dan kemiskinannya menyerupai si nenek tua tadi dan menjadi orang yang rutin disedekahi oleh nenek yang akan dicelakakannya tadi.


# KESIMPULAN

  • Kisah ini mungkin saja fiktif tapi adakah sesuatu yang membuat kedua orang ini mendapatkan rezeki yang berbeda? Bukannya doanya sama? Dua-duanya minta kepada Allah? Lalu mengapa si nenek dikabulkan si saudagar tidak?
  • Apa yang membedakannya saudaraku?
       (1) Niat
  • Si nenek memang niatnya baik, memohon perkenan Allah untuk diberi rezeki agar dapat memberi kemanfaatan bagi banyak orang. Dia yakin bahwa hanya Allah lah yang bisa memperkenankan doaNya, karena tidak ada yang lebih Maha Kuasa dibanding diriNya. Itu sebabnya dia terus berdoa meski orang lain melarangnya.
  • Si saudagar memang niatnya berdoa adalah mendapatkan rezeki berupa harta yang banyak untuk menambah pundi-pundi kekayaannya. Dia berpikir doa adalah cara yang paling mudah untuk mendapatkan duit dan tidak perlu bersusah-susah berusaha seperti yang dilakukannya.
       (2) Ketulusan dan keikhlasan
  • Si nenek terus berdoa dengan tulus ikhlas, memperbaiki ibadahnya dengan tetap bekerja serabutan untuk makan. Dia tahu bahwa keikhlasannya akan berbuah manis berupa jawaban dari RabbNya. Dia siap menerima apapun yang dikirimkan Allah buatnya. Sedikitpun tak apa-apa.
  • Si saudagar hatinya dipenuhi harapan akan harta dan disilaukan oleh intan permata yang dalam khayalannya bakalan diterimanya. Fokusnya bukan pada memperbaiki ibadah, tapi fokus pada harta yang akan diterimanya. Dia sudah mulai menelantarkan usahanya dan berpikir toh harta yang banyak nanti akan diterimanya mengganti semua kerugian yang disebabkan oleh usaha yang hampir bangkrut tersebut.
       (3) Sabar dan berbaik sangka
  • Si nenek demikian sabarnya menanti keputusan Allah atas rezeknya dan senantiasa berbaik sangka padaNya. Ia tahu bahwa kesabaran dan baik sangka akan berbuah manis dan terus menerus meyakinkan dirinya.
  • Si saudagar orang yang tidak sabaran dan berharap Allah segera mengabulkan doanya. Dia terus menerus meminta dan setiap hari keyakinannya semakin menurun. Dan puncak ketidakpercayaannya adalah saat Allah tidak mengabulkan doanya.
      (4) Syukur dan kufur
  • Yang dilakukan si nenek setelah menerima rezekinya adalah bersyukur. Wujud dari kesyukurannya itu adalah menggunakan rezeki yang diberi Allah padanya untuk kebaikan banyak orang. Rezeki tidak hanya digunakan untuk dirinya sendiri tapi banyak orang yang mendapat manfaatnya.
  • Sementara si Saudagar yang memang keyakinannya sudah menipis pada Allah. Semakin marah dan berprasangka buruk padaNya. Dia menganggap Allah mempermainkannya. Padahal tidak ada yang mempermainkannya kecuali dirinya sendiri. Dia tidak terima ketentuan Allah (kufur nikmat) dan mulai memakiNya. Subhanallah, meskipun banyak orang memaki kebesaranNya tetap tidak berkurang. Kemudian bukannya mendekatkan diri pada Allah malah menjauhinya dengan rasa kecewa yang mendalam dan memilih menjadi orang hina yang meminta-minta pada sesama manusia.


# PEMBELAJARAN

Comments

Popular posts from this blog

Bolehkah Menolak Rezeki?

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Doa Agar Rezeki Tak Terputus