Yakin Kalo Rezeki Itu Sebentar Lagi !

Kisah kakek nenek yang bau

  • Kisah ini saya baca di sebuah media sosial dan ingin saya bagikan bagi pembaca blog saya di sini. Renungan buat kita semua.
  • Dikisahkan seorang pemuda menaiki kereta yang membawanya menuju tujuannya. Begitu naik segera pandangannya tertuju pada sepasang suami isteri berusia lanjut. Pakaiannya sederhana, kumal dan bau. Tak ada orang yang tahan berdekatan dengannya. Seorang ibu muda dengan segera pindah duduk saat mencium aroma tak sedap dari tubuh sepasang suami isteri tersebut.
  • Sang pemuda terus memandangi kakek nenek kumal itu sambil menebak-nebak kalau pekerjaannya pasti mengemis. Dilihat dari tongkrongannya pasti mereka menuju lokasi tempatnya biasa meminta-minta menadahkan tangan pada orang lain. (baca : pada pengemis yang mengais rezeki haruskah selalu memberi?)


Mereka tak ingin dikasihani

  • Tidak berapa lama naiklah seorang anak muda bergaya selenge'an, memakai earphone. Bukannya menjauh dari kedua kakek nenek bau itu dia amlah mendekat dan mulai membuka percakapan dengannya. Tidak berapa lama anak muda itu mengeluarkan uang 100 ribu beberapa lembar. (meskipun pemuda itu tak bisa menghitung dengan pasti berapa jumlahnya, yang jelas uang 100 ribuannya beberapa lembar).
  • Kata anak muda itu lagi, " ibu, bapak ini saya ada sedikit rezeki, mohon diterima, mudah-mudahan bisa memenuhi kebutuhan bapak ibu beberapa hari ke depan." Yang membuat pemuda itu tertegun anak muda ini demikian murah hati dan dermawannya. Tapi yang membuatnya lebih kagum lagi adalah ucapan bapak tua tersebut. "Nak, terima kasih atas kebaikan hatimu. Agama saya melarang saya menjadi seorang pengemis yang menadahkan tangan, menunggu bantuan uang dari orang kaya. Saya yakin Tuhan saya Maha Kaya, sangat Kaya. Saya tahu niat ananda baik untuk membantu kami. Saya pun yakin jika Allah, Tuhan kami yang mengirimmu pada kami. Tapi, maaf saya tidak bisa menerima itu nak. Saya tak ingin dalam perjuangan hidup kami mencari rezeki terdapat kisah bahwa kami menerima uang dari orang yang merasa kasihan dengan kondisi kami. Saya yakin, nak sebentar lagi Allah akan memberikan rezeki bagi kami dengan cara yang lebih baik hari ini. Iya, saya yakin itu.
  • Kemudian mereka turun di stasiun tujuan dan melangkah pergi membuat pemuda dan anak muda dermawan itu tertegun dengan perasaan kagum.
  • Masih ada orang yang menolak untuk dikasihani. Kemiskinan tidak membuatnya membuatnya kehilangan harga diri.


Apa yang dipelajari dari kisah ini?

(1) Jangan berprasangka.
  • Jangan menilai buku dari sampulnya. Jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya. Boleh saja dia kelihatan mentereng dan kaya tapi ternyata dia seorang koruptor atau pelaku maksiat. Bisa saja dia terlihat miskin, kumal dan bau tapi belum tentu mereka sudi menghinakan diri dengan meminta-minta pada mereka yang kaya.
(2) Harga diri itu penting
  • Boleh miskin dan tak berpunya, tapi tidak boleh miskin harga diri. Bukan pada manusia tempatnya hamba meminta tapi kepada Allah yang Maha Kaya. Tanamkan keyakinan bahwa Allah akan memberi yang lebih baik. Karena Dia punya cukup banyak untuk dibagikan, sementara hambaNya sekaya apapun dia tetap terbatas (baca : kunci pengabulan doa minta rezeki). Manusia akan dianggap rendah jika dia menghamba pada manusia lain. Manusia akan ditinggikan jika menolak menghambakan diri pada sesama tapi justru menghambakan diri pada Sang Pencipta.
(3) Yakin bahwa rezeki itu dekat

(4) Adakah istilah menolak rezeki?
  • Kalau melihat kasus di atas mungkin anda akan menilai betapa bodohnya kakek nenek yang menolak rezeki yang diberikan padanya. Bukankah rezeki tidak boleh ditolak? Hakikatnya rezeki itu apa bisa di baca di sini. Jika memang rezeki itu untuk kita tak mungkin jika tak masuk kantong kita. Begitupun juga sebaliknya, meskipun rezeki itu sudah tampak di depan mata, kalau bukan rezeki kita ada saja jalannya untuk pergi dan menuju ke pemiliknya. (baca : rezeki tak mungkin nyasar, dia tahu keberadaanmu). Jadi tidak ada istilah menolak rezeki. Kalau memang rezeki tak akan ada orang yang bisa menolaknya. Allah sudah menentukan dan hanya Allah juga yang bisa merubah ketentuanNya, bukan manusia.
Wallahu alam..

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?