Hakikatnya Rezeki Itu Apa?

Apakah rezeki itu?

# Menurut orang awam

  • Rezeki menurut pengertian orang awam adalah apa yang dihasilkan dari usaha mereka. Misalnya uang yang didapatkan dari upah, gaji, pembayaran jasa, maupun keuntungan usaha. Atau berupa makanan / barang yang diperoleh setelah bekerja pada seseorang. 

rezeki
rezeki itu bukan berupa uang tapi apa-apa yang memberi manfaat dari uang itu


# Menurut kamus :

  • Rezeki Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : (1) segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberian oleh Tuhan), berupa makanan sehari-hari, nafkah. (2) Kata kiasan dari penghidupan, pendapatan (uang dan sebagainya yang digunakan untuk memelihara kehidupan), keuntungan, kesempatan mendapatkan makanandan sebagainya.


# Menurut ahli tafsir

  • Rezeki menurut Prof. Dr. M. Mutawallu As-Sya'rawi (seorang ulama Mesir dan penafsir Al Quran yang diakui), adalah apa yang dapat dimanfaatkan pemiliknya. Jadi meski hartanya banyak kalau yang dibelanjakan dan dimanfaatkannya sedikit, maka itulah rezekinya. Uangnya di bank meski itu atas namanya bukanlah rezekinya karena itu tidak bermanfaat buat dirinya. Bank lah yang memperoleh manfaatnya.


# Rezeki bukan hanya harta

  • Rezeki bukan hanya harta atau yang bersifat materi tapi juga, ilmu, wawasan, keterampilan, kecerdasan pikiran, kefasihan berbicara, kesehatan dan kebermanfaatan yang diperoleh secara umum. (baca : luasnya rezeki Allah, rezeki tidak melulu berupa uang)
  • Contoh konkritnya balasan Allah dari sedekah uang yang dilakukan oleh seseorang kadang berupa uang, kadang juga diberi dalam bentuk lain seperti terhindar dari penyakit / bahaya, perasaan tenteram dalam jiwa, hidup berkah dan berlimpah manfaat, dan sebagainya. Sedekah adalah juga penderas rezeki.
  • Orang yang banyak harta belum tentu banyak rezekinya. Orang yang sedikit hartanya belum tentu rezekinya kurang.


# Hakikat rezeki

  • Hakikatnya rezeki itu adalah sesuatu yang kita rasakan manfaatnya atau sudah dipergunakan. Makanan dan minuman yang masih ada dalam kulkas sebelum diolah dan kita makan belum tentu itu rezeki kita. Pakaian baru yang sudah kita beli dan masih tergantung dalam lemari sebelum kita pakai belum tentu menjadi rezeki kita. Bisa saja berat badan kita tiba-tiba naik dan baju baru itu tidak muat dalam badan sehingga harus dihibahkan kepada adik kita misalnya. (baca : hanya tiga rezeki inilah yang sebenarnya kita miliki).
  • Apa saja yang belum kita rasakan manfaatnya meski berada dalam penguasaan kita belum tentu menjadi rezeki kita. Jadi orang yang banyak rezeki adalah mereka yang banyak mendapatkan manfaat dari apa-apa yang diusahakannya. 
  • Manfaat itu menurut kamus adalah : (1) guna dan faedah serta (2) laba dan untung. Jadi sesuatu menjadi rezeki kita jika berguna, berfaedah, memberi laba dan untung untuk mensupport kehidupan kita, kehidupan orang lain dalam koridor yang ditetapkan Allah SWT. 


# Uang di belanjakan pada barang haram apakah juga rezeki?

  • Uang yang berada dalam dompet, saku atau genggaman kita belum tentu menjadi rezeki kita sebelum dibelanjakan dan memberi manfaat bagi diri. Kalau uang itu digunakan untuk membeli rokok. minuman keras, narkoba, makanan yang diharamkan artinya kita memberi tubuh manfaat berupa kenikmatan saat mengkonsumsinya, tapi mudharat (keburukan yang diakibatkannya bagi tubuh) jauh lebih besar dari manfaatnya. Itu juga namanya rezeki tapi rezeki haram. Rezeki yang diperoleh dari jalan yang salah atau dimanfaatkan pada jalan yang salah dan mudharatnya jauh lebih banyak dibanding manfaatnya. (baca : konsekuensi rezeki haram).
  • Mengapa harus mencari rezeki haram? Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepadaNya, dan tujuan pemberian rezekinya adalah agar rezeki itu bisa dipakai beribadah kepada Allah (baca : rezeki telah dijamin Allah, tak perlu kuatir atas rezeki kita). Jadi rezeki haram tidak dapat dipakai untuk beribadah kepada Allah. Tubuh yang diberi makan makanan haram (baik yang diharamkan seperti babi, tidak disembelih dengan nama Allah, darah, nanah, maupun sumbernya yang haram seperti makanan yang dibeli dari hasil korupsi) tidak dapat dipakai beribadah. Uang yang didapat dari hasil menipu tak ada manfaatnya bila disumbangkan  ke mesjid. 
  • Orang yang mencari rezeki haram adalah orang yang tidak dapat mengendalikan diri untuk diperbudak hawa nafsu. Bukan keberlimpahan harta yang menunjukkan kualitas seseorang di mata Allah tapi keberlimpahan manfaat bagi diri dan orang lain. Para pengusaha night club, mucikari, pedagang narkoba, mereka merasa memberi manfaat karena mempekerjakan banyak orang? Tidak, mereka para pengusaha haram ini semakin menyuburkan praktek-praktek yang dilarang agama dengan menebarkan bisnis haram, merekrut pekerja untuk melaksanakan kegiatan yang haram, memperoleh laba dan keuntungan yang haram, gaji dan upah yang dibayarkannya juga haram. Berusaha itu bukan hanya sekedar memutar uang tetapi ada surga dan neraka di situ. Jika dilakukan dalam koridor agama maka bisa beroleh surga, tapi jika sebaliknya maka nerakalah tujuannya. Naudzubillahi min dzalik. (baca : bagaimana menjalankan usaha agar terus mendatangkan rezeki, atau artikel ini usaha mau untung, koreksi 4 hal ini)


# Membelanjakan uang di jalan Allah

  • Uang yang kita pegang atau dalam penguasaan kita nanti jadi rezeki jika dibelanjakan untuk kebutuhan kita dan keluarga dan sebagian diberikan dalam bentuk zakat, infaq, sedekah, sumbangan, bantuan atau apapun namanya yang tujuannya membantu orang yang kekurangan. Inilah rezeki yang sebaik-baiknya. Yang bermanfaat bagi dirinya dunia dan akhirat. Dengan catatan sumber perolehannya harus halal. Betapa bahagia orang yang selama hidupnya memberi manfaat bagi diri dan banyak orang, dan setelah matinya sedekah jariyah terus mengalir masuk ke keburannya dan doa-doa terus dipanjatkan untuknya.
  • Anak juga adalah rezeki, jika mampu mendidiknya dengan baik anak adalah aset paling berharga kita. Mereka menjadi penyemangat saat kita hidup dan kita akan terus menuai pahala dari doa-doa dan kebaikan yang dibuat oleh mereka atas nama kita saat kita sudah terbaring di alam kubur dan tak bisa menambah pahala lagi.
Semoga tulisan ini memberi manfaat, wallahu alam

Comments

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?