Inilah Alasannya Mengapa Jadi Tuan Rumah yang Baik itu Membawa Rezeki?

Masih postingan di bulan Ramadhan. Sebuah ceramah singkat atau yang lebih dikenal dengan kultum menggelitik pikiran saya. Ceramah ini mengomentari tulisan atau spanduk yang banyak bertebaran di jalanan, ataupun status di media sosial saat Ramadhan datang, yaitu "Marhaban ya Ramadhan". Ucapan ini adalah ucapan selamat datang dan sambutan kamu muslimin di seluruh dunia atas datangnya bulan yang penuh berkah, Ramadhan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, piuntu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih bik dari seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa" (Hadits Riwayat Ahmad dan An Nasai). Begitu istimewanya bulan ini sampai semua orang menyambutnya dengan suka cita, meskipun harus menahan lapar dan haus di diang hari.


Kalau kita mengucapkan selamat datang berarti Ramadhan adalah tamu yang mengunjungi dan kita adalah tuan rumah yang menyambutnya. Betapa terhormatnya kita dikunjungi oleh bulan yang sangat mulia. Jadilah tuan rumah yang baik. Perlakukan tamu dengan pantas, ikhlas, terima dengan baik, berusaha memenuhi keinginannya, toh tamu ini datangnya hanya sekali dalam setahun. Caranya, lakukan ibadah dan amal saleh, tinggalkan maksiat, tingkatkan kedekatan kepada Allah.

Apa hubungannya jadi tuan rumah dan rezeki?


Salah satu ciri-ciri dari rumah yang berezeki baik adalah rumah yang senantiasa di datangi tamu karena kelapangan hati pemiliknya. Tamu memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama Islam. Menyambut, memuliakan, menghargai dan mendahulukan tamu adalah bagian dari syiar Islam yang mulia. Rasulullah memperkuat hal itu dengan sabdanya " Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia menyambung tali silaturrahim. Barangsiapa yang beriamn kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau hendaklah ia diam" (H.R. Bukhari Muslim).

Mengapa memuliakan tamu membawa rezeki?

  1. Rezeki Allah itu bisa datang dari mana saja dan tanpa disangka-sangka. Rezeki juga bisa datang lewat tamu. Sebagaimana di kisahkan dalam Al Quran saat Nabi Ibrahim kedatangan tamu dua orang malaikat yang membawa kabar gembira tentang kelahiran Nabiyullah Ishaq, putra Nabi Ibrahim di usia senjanya. 
  2. Tamu datang membawa rezeki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW "Tamu datang pada kalian dengan membawa rezeki (H.R.Muslim)
  3. Tamu yang datang menghapus dosa kita, " Tamu datang dengan membawa rezekinya dan pergi dengan menghapus dosa-dosa kalian dan Allah menghapus dari dosanya dan dosa-dosa kalian" (H.R. Abu Syaikh).
  4. Tamu datang membawa yang baik-baik dan pulang membawa yang buruk dari dalam rumah kita pergi bersamanya. Sebagaimana kisah ini; Ada seorang lelaki yang senang kedatangan tamu, namun istrinya menunjukkan sikap yang sebaliknya. Setiapkali kali mereka kedatangan tamu istrinya menunjukkan sikap yang tidak baik. Orang itu mengadukan halnya kepada Rasulullah SAW. Kemudian beliau berkata pada lelaki itu "Katakan kepada istrimu bahwa hari ini Rasulullah dan beberapa sahabatnya akan bertamu ke rumah kita". Rasulullah berpesan pada lelaki itu lagi, "Katakan kepada istrimu agar ia memperhatikan tamu pada saat keluar rumah." Istri lelaki itu melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah SAW. Pada saat tamu masuk wanita itu melihat mereka membawa daging dan buah-buahan yang banyak dan pada saat keluar mereka membawa pulang ular dan kalajengking yang banyak. Rasulullah bersabda, " kedatangan tamu ke rumah mendatangkan karunia yang banyak ke dalam rumah dan pada saat mereka pergi mereka membawa keluar berbagai bencana." Sejak menyaksikan hal itu istri lelaki itu jadi senang menerima tamu.
  5. Tamu yang datang membawa rezeki dan ampunan. Kata Rasulullah, "Sesungguhnya seorang tamu yang datang mengunjungi seseorang, membawa rezeki untuk orang tersebut dari langit. Apabila ia memakan sesuatu maka Allah SWT akan mengampuni penghuni rumah yang dikunjungi tersebut.
  6. Malaikat tidak akan masuk pada rumah yang tidak dikunjungi tamu. Sabda Rasulullah SAW,  "Setiap rumah yang tidak dikunjungi tamu, maka malaikat pun tidak akan mengunjungi rumah tersebut." 
  7. Tamu datang membawa serta 70 ribu malaikat bersamanya. Imam Jafar As Shadiq berkata. " Barangsiapa mengunjungi sahabatnya semata-mata karena Allah SWT, niscaya Allah SWT mengutus 70 ribu malaikat untuk menyertainya. Para malaikat itu berkata, "Surga untuk kamu."
  8. Menerima tamu artinya menyerahkan rezeki tamu tanpa mengurangi rezeki kita. Apa yang dimakan oleh tamu di rumah kita adalah rezekinya yang dititip Allah lewat tangan kita. Rezeki kita adalah bagian yang kita makan, bukankah indah?
  9. Orang yang menerima tamu akan mendapatkan rahmat dan aksih sayang Allah. Sebagaimana sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, At Tirmidzi dan An Nasai dari Abu Hurairah, ia berkata, "seorang laki-laki telah datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "Aku lapar," Maka Rasulullah mengutus kepada istri-istrinya (menanyakan makanan) tetapi tidak ada, maka beliau bersabda, " Adakah orang yang mau menerima laki-laki ini sabagai tamu malam ini? Ketahuilah bahwa orang ayng mau menerima laki-laki ini sebagai tamu (dan memberi makan) malam ini maka akan diberi rahmat oleh Allah. Berkata seorang dari golongan Ansar (Abu Talhah), "Saya, ya Rasulullah." Maka ia pergi menemui istrinya dan berkata, " Hormatilah tamu Rasulullah.". Istrinya menjawab, " Demi Allah tidak ada lagi makanan kecuali makanan untuk anak-anak kita." Suaminya berkata, "Apabila anak-anak hendak makan maka tidurkanlah mereka, padamkanlah lampu, biarlah kita menahan lapar malam ini agar kita dapat menjamu tamu Rasulullah." Maka itulah yang dilakukan istrinya. Pagi-pagi esoknya Abu Talhah menghadap Rasulullah SAW menceritakan perihal tersebut dan Rasulullah bersabda, " Allah SWT betul-betul kagum malam itu terhadap perbuatan kalian berdua."
  10. Tamu itu kuncinya surga. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, " Ketika para sahabat Rasul SAW berkumpul untuk menulis tafsir Al Quran di mesjid beliau, masuk seorang Badui dan berkata, "Wahai sahabat Rasulullah, kalian telah mengatakan bahwa Tamu itu Kuncinya Surga? Ya, betul, kami mendengarnya dari Rasulullah SAW, dan beliau bersabda, " Apabila datang tamu seorang muslim maka bersamanya malaikat yang mencatat untuk tuan rumah kebaikan dna menulisnya untuk setiap sesuap makanan yang dimakan oleh tamu dengan 100.000 kebaikan dan juga menghapus 100.000 kejelekan dan juga diangkatr derajatnya dengan 100.000 derajat. Dan tidak ditulis kejelekan baginya kecuali tamu itu telah pergi 40 hari, dan itu semua diberikan oleh Allah SWT.

Bagaimana menjadi tuan rumah yang baik?

  1. Menjawab salam yang diucapkan tamu dengan ucapan salam terbaik.
  2. Mengucapkan selamat datang dan mempersilahkan masuk dengan hormat.
  3. Suguhi hidangan sesuai kemampuan dan kalau mampu suguhi hidangan terbaik yang bisa disajikan dalam rumah.
  4. Terima tamu dengan wajah yang ceria dan jangan bermuka masam.
  5. Sediakan kebutuhan tamu dengan baik selama berada di rumah kita.
  6. Tidak segera mengangkat makanan jika tamunya belum selesai memakannya.
  7. Tidak memaksakan tamu untuk memakan makanan yang disukainya entah karena tidak selera atau memang tidka suka.
  8. Mengajak tamunya bercakap-cakap dengan kalimat yang baik dan sopan.
  9. Mendahulukan tamu yang lebih tua dibanding yang muda
  10. Saat tamu berpamitan untuk pulang ucapkan terima kasih karena telah datang dan antar sampai depan pagar.
Beruntunglah rumah-rumah yang sering kedatangan tamu, karena itu jangan mengeluh atau bermuka masam jika kedatangan tamu. Tamu datang itu membawa rezeki, ampunan, menghapus dosa dan membawa pergi yang buruk dari dalam rumah. Siapa yang tidak ingin menerima rezeki yang seperti ini? Wallahu alam.

Comments

  1. Apabila seorang tamu tersebut laki2 mendatangi rumah kita, berniat menemui istri kita, tanpa seizin dari seorang suami, itu bagaimana? Trmasuk membawa rezeky atau sebaliknya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya Mas, tamu yang membawa rezeki adalah tamu yang berniat baik. Kalo tamu yang niatnya gak benar tentu saja perlu diwaspadai. Rumah tangga adalah rumah kemuliaan dimana suami isteri harus bekerjasama menjaganya terutama isteri yang Allah perintahkan untuk menjaga amanah dan kehormatannya saat suaminya tidak ada. "Sebab itu wanita yang salehah, adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka." (QS. an-Nisa: 34).
      Wallahu alam...

      Delete
  2. Kalau tamu nya saudara suami yang hendak meminjam uang terus bagaimana? Termasuk tamu yg membawa rejeki juga bagi kita?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pinjam meminjam dalam bahasa Arab dikenal dengan nama Al Ariyah, yaitu memberikan barang atau benda kepada seseorang tujuannya agar orang tersebut bisa mengambil manfaat dari barang/benda tsb. Allah memerintahkan kita untuk “Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan jangan lah kamu tolong menolong dalam dosa dan permusuhan” (QS: Al Maidah ayat 2). Jika uang tersebut bisa memberi manfaat dan dalam konteks menolong untuk kebaikan dan takwa, tentu Allah yang akan membalasnya. Hati-hati bagi pemberi pinjaman agar jangan melebihkan uang pembayaran pinjamannya karena bisa terjerumus pada praktek riba yang dilarang Allah, “ Allah menghalalkan aqad jual beli dan mengharamkan riba” (QS: Al Baqarah ayat 275). Catat pinjaman itu (buat akad mengenai pinjaman tersebut termasuk batas waktu peminjaman). Hati-hati bagi peminjam, karena pinjaman adalah utang dan harus dikembalikan, “Siapa yang meminjam harta manusia dengan niat membayarkannya maka Allah akan membayarnya dan barang siapa yang meminjanm dengan niat melenyapkannya maka Allah akan melenyapkan hartanya. ( HR: Bukhairi)”.
      Wallahu alam...

      Delete
  3. Assalamu'alaikum, saya Dan suami sangat senang dengan tamu yg datang tapi suatu saat ada tamu (saudara saya) sangat jauh datang Dan Bersama keluarga Dan 3 orang temannya, akan tetapi setelah 2 Malam suami saya keberatan dengan teman saudara saya, Dan beliau sempat berbohong bahwa ada kerabat kami yg lain akan singgah di rumah, yg pada akhirnya saudara Dan kel beserta ke 3 temannya pulang Dan mencari penginapan berhubung urusan mereka blm selesai, ini bagaimana hukumnya ya buat saya Dan suami?.. mohon pencerahannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa alaikumussalam, Islam mengajarkan kita untuk menghormati dan melayani tamu dengan cara yang baik, tetapi Islam juga mengajarkan bagaimana adab bertamu sehingga tuan rumah tidak terganggu. Artinya, meskipun dilayani dengan baik tetapi tamu tidak boleh bersikap semaunya sehingga melanggar aturan adab bertamu. Jika menginap maka batas waktu menginap bagi tamu hanya 3 hari, setelah itu tamu harus tahu diri dan meninggalkan rumah tersebut. Sebagaimana hadits Rasulullah ini :
      Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat maka hendaklah ia memuliakan tamu. Jatah harinya satu hari satu malam dan bertamu selama 3 hari. Lebih dari itu berarti sedekah. Janganlah ia terus tinggal disana hingga menyusahkan tuan rumah (HR. Bukhari dan Muslim). Waktu 3 hari sudah cukup bagi tuan rumah dalam melayani tamu, bisa dibayangkan repotnya tuan rumah jika tamu berhari-hari menginap dirumahnya. Jika tamu menginap melebihi 3 hari maka tuan rumah boleh mengusir secara halus agar tamu segera meninggalkan rumahnya, karena kewajiban melayani tamu maksimal 3 hari. Wallahu alam...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?