Percuma, Rezeki Haram Pasti Cepat Habis!
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penghilatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (Q.S.Al Jatsiyah : 23).
Sesuatu yang bukan hak pasti diambil Yang Hak. Dan Dia punya seribu cara buat mengambilnya dari kita.
Banyak orang yang mempertaruhkan keyakinannya untuk mendapatkan rupiah haram. Dia berkeyakinan akan sulit hidup dengan gaji pensiun, aji mumpung lah yang dipakai.
Tepat pertengahan tahun 90-an tanah warisan orang tua mereka tinggal tersisa 400 m2 itupun berdiri rumah Haji Gani sekeluarga. Lalu terjadilah satu kejadian yang merubah hidup Haji Gani selamanya, Saat itu Haji Gani punya tetangga baru Asiang seorang peranakan Cina Medan. Oleh Asiang Haji Gani diajak berbisnis usaha konveksi. Awalnya usaha ini berjalan dengan lancar dan memberikan banyak keuntungan sehingga Haji Gani jadi simpatik pada tetangganya itu. Suatu ketika dengan alasan untuk meluaskan bisnisnya Asiang berniat pinjam uang di Bank dan membutuhkan jaminan. Tanpa ragu Haji Gani meneyerahkan sertifikat tanahnya untuk jadi jaminan uang tersebut. Tapi malang tak bisa ditolak untung tak bisa di raih setelah mendapatkan uang beratus juta yang sedianya untuk meluaskan bisnis konveksi Asiang malah kabur bersama uang pinjaman tersebut. Dan tinggallah Haji Gani sendiri ditinggalkan utang yang harus dibayarnya.
Tapi sepeninggal Asiang usaha konveksi Haji Gani mati segan hidup tak mau akhirnya bangkrut.Sementara pinjaman bank harus dibayar. Sehingga satu-satunya agar Haji Gani tidak dipenjara adalah menyerahakan tanah berikut rumah di atasnya untuk disita pihak bank. Terusirlah Haji Gani di atas tanah kebanggaannya, yang tersisa hanyalah penyesalan dan harus tinggal di kontrakan sempit itupun menumpang pada menantunya, karena sudah tidak punya uang untuk membeli rumah yang baru lagi.
Bagaimana dengan nasib Shobur adik Haji Gani? Shobur yang miskin terus berusaha bekerja keras dna tidak ingin mendapat belas kasihan kakaknya. Dia tahu bahwa dia juga mendapat bagian tanah warisan ayah mereka tapi Shobur sangat menghargai kakaknya dan tidak ingin menyakiti perasaan hatinya. Akhirnya daripada mengharap bagian warisan lebih baik ia berusaha sendiri membeli tanah dari hasil keringat dan usahanya. Karena Shobur ini pekerja keras, ibadahnya bagus dan dipercaya banyak orang untuk sehingga usaha kecil-kecilannya menjadi maju dan besar. Akhirnya dia dapat membeli tanah sendiri dan tinggal dengan bahagia bersama keluarganya.
Cerita orang yang mengambil hak orang lain
Cerita berawal kira-kira 20 tahun silam, sekitar awal tahun 80-an, Haji Syarif bapaknya Haji Gani meninggal dan mewariskan sejumlah tanah yang cukup banyak. Waktu itu Haji Gani memiliki satu saudara laki-laki namanya Shobur. Hak Shobur atas tanah orangtua mereka tidak diberikan oleh Haji Gani karena waktu itu Shobur masih kecil, Tapi akhirnya praktek monopoli yang dilakukan Haji Gani atas tanah orangtuanya jadi keterusan. Sampai dewasapun Shobur tetap tidak dibagi oleh kakaknya, sehingga Shobur harus tinggal di kontrakan, sementara sebagian besar tanah sudah dijual oleh kakaknya Haji Gani. Uang hasil penjualan tanah dipakai naik haji dan berusaha, semuanya dimakan sendiri oleh Haji Gani.Tepat pertengahan tahun 90-an tanah warisan orang tua mereka tinggal tersisa 400 m2 itupun berdiri rumah Haji Gani sekeluarga. Lalu terjadilah satu kejadian yang merubah hidup Haji Gani selamanya, Saat itu Haji Gani punya tetangga baru Asiang seorang peranakan Cina Medan. Oleh Asiang Haji Gani diajak berbisnis usaha konveksi. Awalnya usaha ini berjalan dengan lancar dan memberikan banyak keuntungan sehingga Haji Gani jadi simpatik pada tetangganya itu. Suatu ketika dengan alasan untuk meluaskan bisnisnya Asiang berniat pinjam uang di Bank dan membutuhkan jaminan. Tanpa ragu Haji Gani meneyerahkan sertifikat tanahnya untuk jadi jaminan uang tersebut. Tapi malang tak bisa ditolak untung tak bisa di raih setelah mendapatkan uang beratus juta yang sedianya untuk meluaskan bisnis konveksi Asiang malah kabur bersama uang pinjaman tersebut. Dan tinggallah Haji Gani sendiri ditinggalkan utang yang harus dibayarnya.
Tapi sepeninggal Asiang usaha konveksi Haji Gani mati segan hidup tak mau akhirnya bangkrut.Sementara pinjaman bank harus dibayar. Sehingga satu-satunya agar Haji Gani tidak dipenjara adalah menyerahakan tanah berikut rumah di atasnya untuk disita pihak bank. Terusirlah Haji Gani di atas tanah kebanggaannya, yang tersisa hanyalah penyesalan dan harus tinggal di kontrakan sempit itupun menumpang pada menantunya, karena sudah tidak punya uang untuk membeli rumah yang baru lagi.
Bagaimana dengan nasib Shobur adik Haji Gani? Shobur yang miskin terus berusaha bekerja keras dna tidak ingin mendapat belas kasihan kakaknya. Dia tahu bahwa dia juga mendapat bagian tanah warisan ayah mereka tapi Shobur sangat menghargai kakaknya dan tidak ingin menyakiti perasaan hatinya. Akhirnya daripada mengharap bagian warisan lebih baik ia berusaha sendiri membeli tanah dari hasil keringat dan usahanya. Karena Shobur ini pekerja keras, ibadahnya bagus dan dipercaya banyak orang untuk sehingga usaha kecil-kecilannya menjadi maju dan besar. Akhirnya dia dapat membeli tanah sendiri dan tinggal dengan bahagia bersama keluarganya.
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah dua bersaudara ini?
Allah Maha Adil, Allah Maha Sempurna hisabnya. Haji Gani memakan harta yang bukan haknya akhirnya kehilangan semua harta itu hingga tak bersisa, Sedangkan Shobur dengan segala penderitaannya jadi terangkat derajatnya.
Belajar dari kisah di atas, kita juga mesti berpikir apa gunanya kekayaan, bila kekayaan itu bukan hasil keringat kita. Apa gunanya harta kalau kita merampas hak orang lain, meskipun itu saudara kandung kita. Buat apa kenikmatan jika didapat dari jalan yang tidak berkah. Rezekinya jadi rezeki haram.
Nun jauh di sana setan tertawa sambil berkata " Hai manusia, kamu yang susah payah mencari dan mengumpulkan, hingga kamu rela berbuat tipu daya, sekarang harta itu diambil kembali oleh Yang Punya". Karena dasarnya harta itu cuma pinjaman dariNya yang jika suatu saat akan diambilNya tidak ada yang bisa menghalangiNya. Masih untung cuma harta kamu yang diambil bagaimana kalau jiwa dan ragamu diambil tanpa sempat memohon ampun?
Setan saja tahu sejak dini bahwa rezeki haram itu akan cepat habis tanpa bisa dinikmati. Jauhi rezeki haram. Jauhi mengambil yang bukan hak. Berikan hak orang lain, permudah jalan orang lain, permudah rezeki orang lain maka kita akan diberikan hak, dipermudah jalan dan rezekinya. Wallahu alam
Comments
Post a Comment