Hati-Hati, Memperturutkan Hawa Nafsu Itu Menghalangi Rezeki!
Pentingnya menundukkan hawa nafsu
Perbedaan utama antara manusia dan malaikat adalah manusia diberi akal dan hawa nafsu. Jika malaikat tabiatnya baik, hanif dan taat kepada Allah secara terus menerus. Manusia tidak demikian. Kadar keimanannya naik turun. Di suatu ketika dia menjadi hamb Allah yang taat padaNya sementara di lain hari dia bisa saja melakukan kemaksiatan. Karena adanya hawa nafsu yang melekat dalam tubuh manusia. Rasulullah SAW sesuai yang diriwayatkan oleh Imam Shadiq bersabda " Waspadalah terhadap hawa nafsu kalian sebagaimana kamu sekalian waspada terhadap musuh. Tiada yang lebih pantang bagi manusia daripada mengikuti hawa nafsu dan ketergelinciran lidah yang tidak bertulang."Begitu besarnya pengaruh hawa nafsu bagi manusia sehingga Baginda Rasul pun mewanti-wanti umatnya untuk hati-hati dan waspada terhadap hawa nafsu sampai menyamakannya dengan musuh. Orang yang melawan hawa nafsunya disamakan dengan orang yang berjihad. Karena tidak sempurna iman seorang muslim jika ia tidak menundukkan hawa nafsunya, sebagaimana sabda Rasulullah " tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga ia mengikutkan (menundukkan) hawa nafsunya dengan (Islam) yang aku bawa." (H.R. Imam Nawawi).
Mengapa harus menundukkan hawa nafsu? Karena hawa nafsu selalu menyuruh kepada kejahatan atau kemaksiatan. Ali ra berkata " Sesungguhnya yang paling aku kuatirkan pada kalian ada dua hal yaitu taat hawa nafsu dan angan-angan panjang." Allah memperjelas lagi dalam Al Quran betapa hawa nafsu membuat kita cenderung pada keburukan, " karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan." (Q.S.Yusuf : 54). Juga Allah menunjukkan bagaimana putra Nabi Adam alaihissalam Qabil yang memperturutkan hawa nafsunya sehingga membunuh saudaranya Habil dan terjadilah pembunuhan pertama di dunia, " Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah dia" (Q.S. Al Maidah : 30).
Apa hubungannya hawa nafsu dengan rezeki?
Bukankah Allah yang membagi rezeki kepada hambaNya? Lalu apa hubungan hawa nafsu dengan rezeki kita?
- Hawa nafsu menjerumuskan kita ke dalam dosa. Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas ada 10 dosa besar yang menghambat rezeki. Apa yang menyebabkan kita terjerumus dalam dosa? Hawa nafsu! Kita memperturutkan hawa nafsu sehingga melakukan perbuatan dosa. Kita mengikuti apa yang diperintahkan oleh nafsu untuk mempersekutukan Allah, meninggalkan shalat, durhaka pada orangtua dan seterusnya. Karena hawa nafsu menjerumuskan kita ke dalam dosa, sementara dosa adalah penghalang bagi masuknya rezeki kita.
- Hawa nafsu membuat kita berfikir singkat. Orang yang berfikir singkat adalah orang yang hanya memikirkan kepentingan sesaat, kepentingan dunia yang fana ini, tanpa memikirkan nasibnya di alam yang abadi, alam akhirat. Karena pemikirannya hanya dunia membuatnya melakukan apapun yang dia mau tanpa berfikir benar salahnya. Jika dia seorang pengusaha maka dia akan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya meskipun dengan menipu atau mencurangi konsumen. Kalaupun rezeki secara jumlah bertambah tetapi kualitas rezeki yang dihasilkannya itu sangat buruk karena tidak berkah.
- Hawa nafsu membuat kita memandang baik perbuatan buruk kita. Setan membisikkan ke telinga kita hal-hal yang buruk agar terlihat baik dan hawa nafsulah yang membuat kita melakukan hal tersebut. " Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang syaitan menjadikan dia memandang baik perbuatannya dan mengikuti hawa nafsunya." (Q.S. Muhammad : 14). Orang baik rezekinya baik, demikian pula orang yang suka berbuat kerusakan dan merugikan diri dan keluarganya maka rezekinya pun tidak baik. Rezeki yang baik hanya diberi pada orang yang memenuhi persyaratan kepantasan untuk menerimanya. Bukannya Allah sangat ingin disembah, meskipun kita tidak menyembahNya tidak akan menurunkan derajatNya sebagai Tuhan. Kitalah yang butuh dia, bukan sebaliknya.
- Hawa nafsu mencegah kita melibatkan Allah dalam setiap perbuatan kita. Kita dikaruniai Allah akal untuk berfikir tetapi bukan berarti bahwa akal itu selamanya benar dan tidak mungkin melakukan kesalahan. Masa depan adalah misteri buat kita, tidak ada yang bisa meramalkan apa yang terjadi pada dirinya di masa datang. Kadang-kadang sesuatu yang sudah kiat perhitungkan dan kita kalkulasi dengan matang menggunakan akal ternyata tidak berjalan sesuai yang kita harapkan karena bukan kitalah penentu tapi Allah. Jika kita sudah melibatkan Allah dari awal melalui doa-doa dan permohonan agar kit dibimbing dalam melakukan usaha kita, Insya Allah semuanya akan berjalan lancar. Allah yang akan membagi rezeki kita. Jika kita tidak melibatkan Allah dari awal bagaimana Dia berkenan memberikannya pada kita?
Diriwayatkan dari Imam Al Baqir bahwa Baginda Rasul SAW bersabda, Allah SWT berfirman, " Demi kemuliaanKu, kebesaranKu, keagunganKu, keperkasaanKu, nur-Ku, ketinggianKu, dan ketinggian tempatKu, tak seorang hambapun mengutamakan (nafsunya) di atas keinginanKu melainkan Aku kacaukan urusannya, Aku kaburkan dunianya dan Aku sibukkan hatinya dengan dunia serta tidak Aku berikan dunia kecuali yang telah Kutakar untuknya. "
"Demi kemuliaanKu, kebesaranKu, keagunganKu, nur-Ku dan ketinggianKu, tak seorang hambapun mengutamakan keinginanKu di atas keinginan (nafsu) dirinya melainkan Aku suruh malaikat untuk menjaganya, langit dna bumi menjamin rezekinya dan menguntungkan setiap perdagangan yang dilakukannya serta dunia akan datang dan selalu berpihak padanya."
Begitu besarnya dampak hawa nafsu bagi kita dan rezeki yang akan kita terima. Semoga kita termasuk hamba yang dapat mengekang hawa nafsunya. Apalagi di bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah ini menjadi ajang latihan buat kita agar di bulan-bulan lainnya juga tetap bisa mengendalikan hawa nafsu dan tidak menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhan. Waspadalah jika kita menuhankan hawa nafsu maka kita terjerumus ke jurang kesesatan yang paling dalam, yaitu syirik. Dosa yang tidak diampunkan oleh Allah. Naudzubillahi min dzalik..
Comments
Post a Comment