Wes Ewes Ewees... Bablas Rezeki Haramnya.....!!!
Masih ingat iklan sebuah obat masuk angin yang dibintangi almarhum komedian Basuki?.... "wes ewes ewes bablas angine"... kira-kira begitu bunyinya. Saya bukan orang Jawa tapi pengertian saya tentang iklan itu bahwa setelah minum obat masuk angin tersebut maka anginnya langsung bablas alias hilang (kalau kurang tepat mohon dibenarkan). Masuk angin itu rasanya tidak enak. Badan meriang, panas dingin, kadang disertai pilek dan batuk. Orang yang masuk angin pasti berusaha supaya angin yang terperangkap dalam badannya itu bisa ketemu pintu keluar dan segera minggat, agar badannya bisa kembali normal. Entah itu kerokan, minum air hangat, atau minum obat anti masuk angin.
Pada tulisan kali ini saya mengibaratkan orang yang makan rezeki haram itu dengan masuk angin. Rezeki haram yang masuk ke dalam tubuhnya akan terperangkap dan pelan-pelan mulai menyerang tubuhnya dari dalam. Maka timbullah beragam penyakit fisik, entah itu jantung, kolesterol, darah tinggi, diabetes, bahkan yang jadi momok yaitu kanker. Makanan yang harusnya jadi berkah untuk kelangsungan hidup tubuh malah pelan-pelan menjadi racun yang mematikan tubuh secara pelan-pelan.
Disamping itu rezeki haram juga menjadi racun bagi jiwa yaitu tertutupnya hati dari menerima kebenaran dan menganggap baik keburukan yang dilakukannya.
Orang yang setiap harinya mengkonsumsi rezeki haram dan sudah menjadi bagian dari gaya hidupnya mungkin belum merasakan dampak tindakannya karena setan menutup matanya dan memandang baik perbuatan buruknya.
Lalu apa hubungannya masuk angin dan rezeki haram?
Apa itu rezeki haram? Rezeki haram itu adalah rezeki yang diperoleh dari melakukan pekerjaan haram, rezeki yang sumbernya haram, rezeki yang sumbernya halal tapi dibelanjakan di jalan yang haram.Pada tulisan kali ini saya mengibaratkan orang yang makan rezeki haram itu dengan masuk angin. Rezeki haram yang masuk ke dalam tubuhnya akan terperangkap dan pelan-pelan mulai menyerang tubuhnya dari dalam. Maka timbullah beragam penyakit fisik, entah itu jantung, kolesterol, darah tinggi, diabetes, bahkan yang jadi momok yaitu kanker. Makanan yang harusnya jadi berkah untuk kelangsungan hidup tubuh malah pelan-pelan menjadi racun yang mematikan tubuh secara pelan-pelan.
Disamping itu rezeki haram juga menjadi racun bagi jiwa yaitu tertutupnya hati dari menerima kebenaran dan menganggap baik keburukan yang dilakukannya.
Orang yang setiap harinya mengkonsumsi rezeki haram dan sudah menjadi bagian dari gaya hidupnya mungkin belum merasakan dampak tindakannya karena setan menutup matanya dan memandang baik perbuatan buruknya.
Dunia mengajari kita untuk menjadi materialistis
Dunia baru seolah mengajari manusia menjadi mahluk materialis. Kini orang lebih mementingkan dunia ketimbang nilai-nilai kebaikan. Akhirnya kejujuran menjadi barang langka. Kredibilitas pun banyak dicampakkan dan dianggap tidak penting lagi. Hampir setiap hari media menampilkan drama ketidakjujuran dengan sangat transparan. Tersangka koruptor masih bisa senyum-senyum melambaikan tangan kepada awak media dan penonton yang menyaksikan tingkahnya tanpa rasa malu. Manusia modern dirundung penyakit tamak akut. Keserakahan dan ketamakan pada materi memgakibatkan manusia semakin jauh dari nilai-nilai kejujuran. Mereka lebih cenderung menikmati rayuan dunia hedonis yang menghalalkan segala cara.
Yah, dunia terus berputar, bergerak dan entah mengapa grafik perubahan dunia cenderung memerosotkan grafik kejujuran. Mungkin karena ketatnya persaingan menyebabkan manusia tidak lagi memperdulikan jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuannya. Ketika berhadapan dengan perebutan harta, jabatan dan kekuasaan, manusia tidak perduli lagi batas halal-haram. Akhirnya keluarlah ungkapan-ungkapan sesat dari kaum materialistis, " mencari yang haram saja sulit, apalagi yang halal. Yang jujur akan terbujur, yang lurus akan kurus, yang ikhlas yang tergilas.
Hal ini sudah diprediksikan Rasulullah SAW belasana abad lalu, bahwa akan datang suatu zaman di mana manusia dalam mencari harta tidak lagi memperdulikan halal haramnya. Penipu, koruptor, pencuri, perampok, begal motor, pengedar narkoba, bandar judi dijadikan profesi haram yang ditekuninya dengan bangga. Manusia berlomba-lomba mengejar kejayaan dan kemewahan dunia tanpa memoerdulikan aturan-aturan syariah dan moral.
Banyak yang pesimis dan mengatakan bahwa menanamkan kejujuran di era materialisme seperti sekarang ini adalah hanya angan-angan kosong belaka, mengingat ketidakjujuran sudah berurat berakar dalam diri bangsa ini. Benarkah demikian? Tidak ! Pesimis itu memandang setiap peluang sabagai masalah, akhirnya tidak berbuat apa-apa !
Puasa adalah solusi yang paling ampuh "membablaskan" kesukaan akan rezeki haram
Agar dapat mengatasi kerusakan moral yang sedemikian parah ini diperlukan satu metode khusus yang ampuh dan efektif. Salah satunya adalah puasa. Mumpung saat ini kita semua dalam kondisi berpuasa di bulan ramadhan, mari kita bahas bagaimana puasa bisa menjadi solusi memberantas kesukaan menengguk rezeki haram.
- Berbeda sifat dengan ibadah lainnya, puasa itu adalah ibadah sirriyah (rahasia) karena hanya orang itu dan Allah yan tahu kalau dia berpuasa atau tidak. Kita bisa saja makan dan minum seenaknya di tempat sunyi tanpa seorang pun melihat, namun kita tidak melakukannya, karena satu keyakinan tertanam dalam diri bahwa Allah Maha Melihat.
- Puasa melatih kita untuk senantiasa menyadari kehadiran Allah dalam setiap detik kehidupan kita.
- Dengan puasa kita dilatih untuk menyadari bahwa segala aktivitas yang kita lakukan selalu diawasi oleh Allah.
- Idealnya orang yang berpuasa adalah orang yang mampu menahan diri. Bukankah telur, daging, tahu tempe itu halal dimakan, bukankah nasi itu bukanlah makanan haram, bukankah bercinta dengan pasangan yang sah itu halal dan dianjurkan, tetapi orang yang berpuasa bersedia menjauhinya hingga tiba waktu berbuka. Hikmahnya menjauhi yang halal saja bisa apalagi yang diharamkan oleh Allah? Pasti orang berpuasa jauh lebih mampu melakukannya.
- Orang yang terbiasa berpuasa punya rasa malu yang lebih besar untuk melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Melaksanakan puasa dengan sungguh-sungguh akan mempersempit ruang untuk berbuat maksiat. Bahkan setelah ramadhan berlalu, membiasakan diri berpuasa akan membuat kita hati-hati dalam berbuat, selain karena takut dosa juga merasa sayang kalau puasa kita tidak diterima.
- As Suyuti pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Pada hari kiamat akan didatangkan orang-orang yang membawa kebaikan laksana gunung Tihamah. Tapi Allah menjadikannya bagai debu yang beterbangan lalu mereka dilemparkan ke dalam neraka." Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah bagaimana sesuatu itu bisa terjadi?" Rasulullah menjawab, "Mereka dahulu adalah orang-orang yang rajin mengerjakan shalat, berpuasa, mengeluarkan zakat, menunaikan ibadah haji dan lain-lain dari amal kebajikan. Namun demikian, ketika disodorkan kepada mereka harta haram, mereka mau megambilnya, maka Allah pun menghapus amal mereka."
- Jadi bagi yang ingin tobat dari godaan rezeki haram, sering-seringlah berpuasa. Seperti cuplikan cerita berikut ini. Seorang anggota dewan sebut saja namanya Paijo, setahun lagi bakalan mengakhiri masa tugasnya di parlemen. Sebelumnya ia berulangkali terpilih dan sudah puluhan tahun memegang jabatan sebagai anggota dewan yang terhormat, meski perilakunya tercela. Paijo menjual hektaran tanah orangtuanya untuk menyuap parpol agar diterima sebagai caleg di parpol tersebut dan membagi-bagi uang untuk membeli suara masyarakat di daerah pemilihannya. Setelah terpilih Paijo berusaha mengembalikan modal yang telah dikeluarkannya dulu dengan menerima suap, korupsi, titip absen rapat, tidur saat rapat bahkan ngelayap cari proyek di luar, proyek yang bisa di mark up dan ditilep dananya. Bahkan dia tidak perduli rumah tangganya hancur karena ketahuan selalu kencan dengan wanita cantik yang merupakan upeti orang-orang yang dibantunya memuluskan proposal di parlemen. Tapi di akhir masa jabatannya Paijo insyaf dan konsultasi dengan seorang uztaz dia diminta untuk rajin-rajin puasa. Singkat cerita Paijo pun mulai berpuasa dan kembali berkantor di parlemen. Saat ada orang datang menyetor amplop berisi suap dari PT Rejeki Nomplok yang ingin proposalnya diluluskan tapi ditolak oleh Paijo karena merasa lagi puasa dna tidak ingin membatalkan puasanya. Begitu juga saat diajaknya rekannya untuk party-party sambil ditemani cewek-cewek cakep, Paijo juga menolak karena lagi puasa dan sayang kalo sampe batal.
Memang kenyataan tidak sesimpel cerita Paijo di atas, tapi bukan tidak mungkin sepanjang ada kemauan. Begitu besar pengaruh puasa pada tingkah laku seseorang, termasuk dalam menyikapi rezeki haram yang terpampang di depan matanya. Mari kita biasakan berpuasa bahkan setelah ramadhan ini berakhir. Bisa puasa senin kamis atau puasa Nabi Daud juga boleh. Selain bernilai ibadah dan menyehatkan, semoga puasa bisa bisa menjaga kita dari godaan untuk berlaku maksiat di manapun kita berada. Wallahu alam.
Comments
Post a Comment