Apakah Anak Berutang Karena Telah dibesarkan Orangtuanya?

Anak adalah rezeki

Anak adalah rezeki yang diberi Allah pada orang tua. Orang tua yang diberikan rezeki atau amanat berupa anak harus bersyukur karena tidak semua orang tua mendapatkan rezeki ini. Ada juga orang tua yang harus menjalani perkawinan tanpa kehadiran anak. Anak adalah investasi akhirat yang akan mendoakan kebahagiaan dan keselamatan orang tuanya kelak. Jika seseorang memutuskan untuk memiliki seorang anak baik melalui buah dari perkawinan atau adopsi mereka harus bertanggung jawab pada anak tersebut mulai dari sebelum lahir (bayi) sampai mereka dewasa dan bisa mandiri. Lalu apakah anak-anak tersebut berutang pada orang tuanya?

anak

Apakah anak berutang pada orang tuanya?

Membesarkan seorang anak di era sekarang ini butuh biaya yang besar. Mulai dari biaya kesehatan dan pemeriksaan dokter serta gizi yang cukup selama ia dalam kandungan. Biaya melahirkan, makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan,mainan, hiburan dan rekreasi serta biaya lain-lain yang jumlahnya cukup besar harus dikeluarkan oleh orang tua saat memiliki anak. Jika seorang anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang telah mandiri, apakah dia berutang pada orang tuanya, atau apakah boleh orangtua menganggap anak itu berutang padanya?


# 1. Anak makan rezekinya sendiri

Jika seseorang diberi anak oleh Allah, maka Allah akan menyertakannya dalam rezeki orang tuanya. Itulah sebabnya mengapa menikah itu menambah rezeki. Karena tadinya rezeki Allah hanya diberi untuk satu orang, bertambah jumlahnya karena suami diberi tanggungan berupa isteri dan anak-anaknya. Darimana anak itu berasal? Dari Allah bukan? Maka Allah lah yang akan mencukupkan rezeki anak itu. Karenanya kita dilarang membunuh anak-anak kita karena takut miskin.

Lalu apakah anak berutang pada kita? Jika apa yang dimakannya adalah rezekinya sendiri yang diberi melalui tangan kita itu tandanya mereka TIDAK BERUTANG apa-apa pada kita. Mereka menggunakan rezekinya sendiri. Logikanya sama seperti si A memberi buku untuk si B dan menitipkannya melalui kita. Maka kewajiban kita adalah menyampaikan buku itu kepada pemiliknya, yaitu Si B. Si B tidak berutang apa-apa kepada kita karena buku itu adalah miliknya yang dititipkan oleh si A. Hanya si B mengakui kebaikan kita dan mengucapkan terima kasih atas bantuan kita.


# 2. Hubungan orang tua - anak bukan bisnis

Sebuah hubungan yang dilandasi dengan hitungan untung rugi bukan hubungan yang sehat karena mengidentikkan dengan bisnis. Tujuan bisnis itu adalah menghasilkan keuntungan materi yang lebih besar dibanding modal yang dikeluarkan. Betapa dangkalnya orang tua jika menganggap hubungan orangtua dan anak itu sama dengan hitungan untung rugi. Mengumumkan kepada anak berapa deposito atau uang yang dihabiskan orang tua karena membesarkannya akan merusak hubungan dan menyakiti hati anak. Orang tua seperti ini biasanya menggunakan taktik ini agar dapat mengontrol anak-anaknya, agar anak-anaknya senantiasa patuh dan mengikuti kemauan orang tuanya karena merasa punya utang.

Hubungan orang tua dan anak itu harus setara dan orang tua harus memandang anak sebagai rezek, sebagai karunia dan amanat yang diberikan oleh Allah yang harus dibesarkan tanpa ada tuntutan ingin dibalas.


# 3. Orang tua tidak perlu meminta apapun sebagai balas jasa atas usahanya membesarkan anak.

Adalah keistimewaan dan rezeki yang besar dikaruniai anak. Mereka memberikan keceriaan dan kegembiraan dalam hidup orang tuanya. Tidak semua orang mendapat keistimewaan ini dan tugas orang tua untuk mendidik dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia. Kemudian mereka keluar menjawab tantangan dunia dan memilih  jalan sendiri. Kalaupun mereka kembali ke rumah itu karena adanya ikatan kasih sayang yang melekat diantara mereka, bukan karena itu keharusan buat mereka untuk membayar utang dan membalas budi orang tuanya. Kalaupun mereka melakukan sesuatu untuk orang tuanya itu karena mereka memang ingin melakukannya dari hati yang paling dalam bukan karena mereka merasa berutang.

Mereka membesarkan anak-anak dengan baik dengan harapan anak akan tumbuh menjadi anak yang manfaat dan menjadi orang dewasa yang membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang sebagaimana orangtuanya membesarkannya.


 # 4. Respek atau penghormatan itu  harus didapatkan secara sukarela bukan lewat tuntutan

Anak-anak tidak pernah minta dilahirkan di dunia ini, Memiliki anak adalah keputusan yang dibuat secara sadar oleh orang tua. Sebagai konsekuensi dari keputusan yang mereka buat, mereka harus bertanggung jawab untuk membesarkan dan memberikan kehidupan terbaik sesuai dengan kemampuan mereka.

Orang tua harus ingat bahwa anak adalah manusia bukan robot atau barang. Dan investasi terbesar orangtua pada anaknya adalah cinta dan kasih sayang. Dan cinta itu tidak seharusnya dihitung dengan siapa berutang pada siapa dan hitung-hitungannya bagaimana. Karena cinta itu abstrak dan tidak eksak yang bisa dikalkulasikan. Orang tua pun punya banyak kekurangan, kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam membesarkan anak-anaknya, tapi cinta mereka yang tulus akan membawa anak-anaknya selalu kembali kepada mereka. Karena memberi cinta akan mendapatkan cinta itu kembali.


# 5. Anak harus mengakui pengorbanan orang tua untuknya

Meskipun anak tak berutang pada orangtuanya, seorang anak harus mengakui pengorbanan dan kerja keras yang telah dilakukan orang tua dalam membesarkannya. Usaha yang begitu keras dilandasi rasa cinta memberikan kehidupan terbaik untuk anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya harus dihargai. Baginya anak adalah rezeki yang tak ternilai harganya. Karenanya seorang anak punya kewajiban berbakti pada orangtuanya, merawat mereka di hari tua dan selalu ada di samping mereka saat orangtua membutuhkan dirinya. Sama seperti orang tua memperlakukan dirinya waktu kecil. Berbakti karena menyadari sepenuhnya akan pengorbanan orangtua untuknya bukan karena merasa berutang dan harus membayarnya.

Ada perbedaan antara perasaan sebagai orang yang berutang dan perasaan kasih pada orang tua. Perasaan kasih dan berbakti pada orangtua dilandasi kesyukuran karena mampu berbuat baik pada orang tua dan didasari keikhlasan semata-mata berharap Allah ridha padanya sebagaimana orangtua ridha pada dirinya.

Kesimpulan

  • Orang tua tidak boleh menghitung-hitung semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk membiayai anaknya hanya untuk menunjukkan kepada mereka betapa besar pengorbanan mereka dalam membesarkannya. Membesarkan anak bukan seperti menjalankan bisnis yang modalnya harus dihitung dengan cermat dan memastikan mendapat keuntungan yang berlipat di masa datang.
  • Anak tidak berutang apapun pada orangtuanya karena apa yang dimakan dan digunakannya adalah rezeki yang telah ditentukan Allah untuknya yang diberikan lewat rezeki orangtuanya.
  • Anak wajib mengakui pengorbanan, cinta dan kerja keras orangtua dalam membesarkannya. Karena disadari perasaan cinta dan kasih seperti yang diberikan orangtuanya dulu membuat anak berbakti dan berbuat baik pada orangtuanya, bukan karena mereka berutang tetapi karena mereka ingin mencari ridha Allah lewat ridha orangtuanya.
  • Penghormatan dan respek didapatkan secara sukarela dari anak, bukan didapat dengan menuntut dan mendengung-dengungkan jasa orang tua.
Anak tidak berutang pada orang tuanya, tapi anak harus mengakui bahwa orangtua selalu ada untuknya di saat kecilnya. Apalagi yang bisa diberikan seorang anak selain bakti dan kesediaan berbuat baik pada mereka? Wallahu alam.

Comments

  1. Akulah sang anak. Yang sedang merasa tertekan karena dituntut memiliki suami dengan level yg sama. Akulah sang anak yg sekarang memiliki suami tidak sesuai kriteria orangtuanya. Akulah sang anak yg mereka bilang pembangkang karena tidak mengikuti keinginan orang tua untuk bercerai. Akulah sang anak yg dicap durhaka karena dianggap lebih membela suami dibanding orangtua sendiri. Akulah sang anak malang itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anda tidak malang mbak Dewi. Sepanjang anda tetap bisa hormat dan menunjukkan bakti pada orang tua meskipun anda mengalami banyak tekanan dari mereka. Di sinilah ujian anda. Ujian untuk tetap menjadi anak yang baik dan tak ikutan berperilaku buruk seperti orang tua anda. Anda tetap mempertahankan prinsip anda tanpa melecehkan orang tua. Semoga Allah memberi kekuatan dan kemudahan bagi anda dan keluarga.

      Delete
    2. Ceritanya sama kaya saya mba , �� udah saya dipisahin sama anak saya lgi

      Delete
  2. Sabar aya mba akupun begitu orangtua menuntut bnyak bgt.. ayhku terutama terlihat seperti meminta balas jasa karna sudah mengkuliahkanku sehat masih 58 th tidak bekerja ketika meminta uang meminta dg kebohongn padahal kenyataan tak seperti yg dibicarakan.. lbh suka meminta dg paksa dn HARUS hari itu juga.. knp ayahku demikian padahal dia gk pernah kasih nafkah mamah dia memikirkan kepentingan sendiri dulu wktu masih kerja..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seperti apapun perilaku ayah, beliau tetaplah orang tua anda dan berhak mendapatkan respek dari anda. Berikan sesuai kemampuan anda dan sampaikan kepada ayah kondisi yang anda alami. Anggap semua yang anda lakukan adalah sedekah dan bagian dari bakti pada orang tua. Allah yang akan membalasnya. Semoga itu akan melancarkan rezeki anda. Bukankah Dia Maha Melihat dan Maha membagi rezeki? Bisa jadi rezeki ayah anda juga dititipkan pada anda.
      Bersyukurlah karena anda yang memberi bukan sebaliknya menjadi anak yang merongrong orang tua. Terus berusaha dan berdoa ya mbak..
      Wallahu alam..

      Delete
  3. sama Mba mba ga sendiri saya pun menglami hal yg dimana orang tua angkat saya selalu ucapkan ke.saya dgn ucapan " anak tidak tahu balas budi "setiap ada permasalahn atau saat dia kesal dgn saya ,,,dia selalu ungkit ungkit apa yg telah ia keluarkan untuk saya,,dia selalu menuntut saya dan memaki saya,,,padahal saat saya bekerja saya sudah berusaha untuk kasih dia uang kasih apa yg dia mau,,,tetap saja semua itu hilang sekejap saat dia emosi ke saya,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya bisa memahami keresahan anda atas kata-kata orang tua angkat yang tak pernah puas dengan pemberian anda dan selalu mengungkit-ungkit jasanya. Memberi uang ke orang tua (berapapun nilainya) adalah perbuatan mulia, apalagi jika anda melakukannya dengan ikhlas. Semua itu tidak akan sia-sia di mata Allah SWT. Anggap itu sebaagi bakti anda. Bersyukurlah bahwa ada orang tua angkat yang bersedia membesarkan dan menyekolahkan anda sehingga anda bisa seperti sekarang.
      Jangan biarkan sikap mereka mempengaruhi kebaikan anda. Karena meski orang tua tak menghargai Allah lah yang akan membalas anda dengan balasan yang jauh lebih baik.
      Hadapi dengan senyum, perbanyak sabar dan berdoa kepada Allah yang Maha membolak balik hati, semoga orang tua anda diluluhkan hatinya dan bisa mensyukuri punya anak berbakti seperti anda.
      Wallahu alam...

      Delete
  4. Terkadang saya hampir putus asa, mengapa saya di lahirkan bila ternyata saya menyusahkan dan selalu membuat kecewa, saya yatim sejak tk.. Dan sekarang saya sudah menikah alhamdulillah.. Saya sedih ketika ibu selalu bilang lepas sudah tanggungan ibu, dan banyak jasa dr mulai mengandung, menyusui hingga dewasa jasa yang blm terbalas kan.. Saya sedih putus asa mengapa saya ada bila memang memyusahkan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tak ada manusia yang sia-sia dan gak berguna Mbak Nur aini. Apa yang ibu katakan tentang diri anda tidaklah mendefinisikan diri anda, kecuali jika anda membiarkan kata-kata ibu itu mempengaruhi anda. Percayalah anda adalah apa yang anda pikirkan. Jika anda memikirkan kalo anda orang baik dan bermanfaat maka itulah yang akan terjadi, begitu juga sebaliknya. Jangan pernah membiarkan kata-kata orang lain mempengaruhi anda karena andalah yang berhak menentukan seperti apa diri anda sebenarnya.. Jika anda merasa diri sebagai orang baik dan bermanfaat maka tindakan anda pun akan menuju hal-hal itu. Anda pun akan merasa sedih dan putus asa jika anda memikirkan yang sebaliknya..
      Mintalah perlindungan pada Allah agar anda senantiasa dikuatkan dan ibu diberi keikhlasan..
      Wallahu alam..

      Delete
  5. sy lah anak yg dipenuhi tekanan org tua. trutama ayahku, bukan terlihat sperti . tpi sudh mmang ingin mminta budi bls jasa kpada anak"nya trutama sy sbgai ank bungsu, ank yg mngeluarkan biaya trbnyak dkluarga sy . yg stiap harinya mndengarkan ayah mminta tuntutan bls budi kpada sy.. sy pun pusing caranya gmna pkerjaan sy aj gk ada. seakan" saudara" sy di pandang sbelah mata oleh ayah trutama lah sy . yg stiap harinya di singgung. sy tdk tau mau bgaimna lgi. andaikan bunuh diri itu bukan dosa besar. maka sudh lama sy mlakukannya.

    ReplyDelete
  6. sy sudh tdk tau lgi caranya buat nyenangin ayah sy . sy tdk bkerja sy malas disuruh, sy malas krn sakit hati dngr kalo ayah lgi nyuruh . omongannya tuh seakan" mnuntut balas jasa dri sy .. stiap hari dtuntut . makanya sy jarang drumah, sy drumah cuma numpang tdur hbis itu lngsung kluar krn gk sanggup dngr tuntutan dri ayah. hanya ibu yg buat sy bertahan .. rasa putus asahpun slalu mnghantui pkiran sy. sy pusing mau bgaimna lgi yg hanya sring dtekan dan dituntut oleh ayah. coba bunuh diri itu dosanya tdk besar mungkin sudh lama sy lakukan hal itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cobalah melihat omelan ayah anda dari sisi yang positif, misalnya karena beliau terlalu perduli dan terlalu sayang pada anda sehingga kedengarannya menuntut banyak, padahal ayah hanya ingin anda sebagai anak bungsunya berhasil dunia akhirat, bisa menbanggakan kedua orang tua. Saya kira itu bukan tuntutan yang berlebihan, Mungkin karena beliau melihat anda hanya luntang lantung gak jelas. Anda sebagai anak pasti juga ingin sukses dan ingin membahagiakan orang tua bukan? Mengapa tidak mencoba bekerja, mandiri meskipun penghasilan sekedarnya?
      Orangtua mengomeli artinya masih sayang dan peduli. Bersyukurlah..banyak orang yang sudah tak punya orang tua lagi di luar sana.

      Delete
  7. Saya sejak masih bayi entah itu umur brp sudah dititipkan kebuyut. Sampai saya kelas 4 SD kemudian beliau meninggal dan dilanjut diasuh oleh kakek nenek sampai lulus SMA. Dari SD sampai SMP saya adalah murid yang berprestasi. Tapi ketika SMA konsentrasi belajar saya berantakan dikarenakan saya ada sakit (tyroid/kelainan hormon) saya menyadari itu ketika sudah parah. Mulai dri situ timbul rasa frustasi akan kesehatan dan pendidikan saya. Seolah keluarga saya menganggap remeh. "Saya merasa apa yg saya rasakan sangatlah rumit untuk anak seusia saya". Bahkan niat saya kuliahpun pupus karena keadaan. Dan entah kenapa ketika dewasa tidak mucul perasaan saya kepada ibu saya. Disatu sisi saya merasa takut berdosa dengan apa yg saya rasakan, tp disisi lain saya bingung krena memang itu yg saya rasakan. Entahlah, saya hanya bisa berdoa disetiap sholat, saya berharap Allah mengampuni dosa saya. Karena menurut saya rasa sayang, rasa hormat itu adalah sesuatu yang harusnya didapatkan orang tua, bukan sesuatu yang orang tua minta dari seorang anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terus berusaha dan berdoa Mas...tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan. Jangan kalah hanya karena merasa "sakit", ikhtiar terus dan cari pegobatan yang cocok. Sepanjang nyawa masih di kandung badan kesempatan akan selalu ada. Teruslah berbakti pada orang tua, minta doa dan restunya, semoga semua usahanya dimudahkan..

      Delete
  8. Saya adalah anak yg sudah berumah tangga namun merasa gagal bersikap adil bun. Bukan karena sy ingin tapi keadaan yg memaksa. Orang tua sy sendiri terlebih Ibu selalu mengeluh masalah hutang, kebutuhan ini itu ke sy.
    Padahal kalau beliau dapat uang, bukannya dikumpulkan utk bayar hutang tapi malah dikasihkan ke cucu dan kakak sy nomer 1.

    Sy berusaha tdk terlalu ambil pusing terkait kakak nomer 1 masih dibeti. Karena sy bekerja, sebisa mungkin sy membantu semampu saya. Tp seringkali Ibu sy meminta sy untuk pinjam ke teman dan uang tsb utk beliau. Bilangnya hutang, tp kan sy ga tega. Ujung-ujungnya sy jg yg bayarin. Dr kecil, sy terbiasa mendengar, "Sudah diasuh, digedein, disekolahin ya balas budi ke orang tua". Sedih hati sy dengar kalimat spt itu dr Ibu kandung sy sendiri bun. Di satu sisi, mertua sy tidak pernah meminta. Sy merasa menjadi menantu yg durhaka bun ��. Jujur sy lebih sering memberi ke ortu kandung sy karena ya itu td Ibu sy minta utk bayar hutang dg alasan itu biaya kuliah sy dulu. Sdgkn posisi sy skg sudah mjd istri org. Suami sy mengijinkan sy memberi ortu kandung sy, tp Ibu sy seperti semaunya sendiri, egois. Padahal gaji dan kehidupan sy disini jg sekedar cukup ��. Kenapa justru mertua sy yg pengertian, sedangkan Ibu kandung sy malah merongrong sy bun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lihatlah sisi positif dari semua hal Mbak. Anda masih bisa memberi oada orang tua, bukankah itu bagus. Jika perangai ibu anda tak sesuai yang anda harapkan, mungkin ini ujian kesabaran bagi bakti anda padanya.
      Terkait kebiasaan beliau yang suka berutang, mintalah orang yang dituakan, kakek, nenek, paman atau mungkin uztad untuk menasehati, bahwa perasaan cukup itu bukan dari banyaknya uang tapi dari rasa syukur. Doakan ibu anda, semoga diberi hidayah dan anda diberi kesabaran.
      Wallahu alam

      Delete
    2. Ternyata banyak yang cerita hampir mirip dengan cerita saya. Saya terlahir sebagai seorang wanita namun orangtua saya memberikan nama yg jelek untuk saya. Saya baru tahu belakangan ini kalau arti nama saya di alquran itu jelek. Seusai lulus kuliah saya langsung ada yang ingin melamar. Tapi selalu ditolak oleh ibu saya dengan berbagai macam alasan. Malah bapak dan ibu saya bilang jadi kamu lulus kuliah cuma pengen nikah ga mau kerja dulu bahagiain ortu kamu? Padahal waktu ada yg melamar saya itu orangtua saya baru aja dapat uang pensiun ratusan juta. Saya sedih karena selalu patah hati karena calon saya yang saya cintai selalu ditolak oleh orangtua saya. Dan akhirnya saya menikah dengan pria yang tidak saya cintai pilihan orangtua saya. Namun tidak brp lama terjadi konflik antara mantan suami saya sehingga orangtua saya menyuruh untuk bercerai. Akhirnya saya berstatus sbg janda hingga saat ini. Kehidupan pasca perceraian sangat menyulitkan. Ditambah saya ditinggal sendirian oleh keluarga saya. Padahal orangtua saya yang sudah memisahkan kami. Skrg ada lagi yang mau melamar saya, tapi orangtua saya memberi syarat harus renovasi rumah dulu baru boleh menikah lagi. Padahal kondisi saya saat ini sedang terlilit hutang tapi ibu saya tidak mau peduli. Malah ibu saya mengatakan kalau ia menyesal telah menguliahkan saya karena tidak bisa membalas apa2. Ibu saya lebih senang tinggal dengan kakak saya daripada saya. Padahal status saya janda yang butuh perlindungan keluarga. Kakak saya pun sudah tidak mau peduli lagi thd kehidupan saya. Padahal dia sbg anak sulung laki2 harusnya lebih bijak. Tapi ibu saya tetap pada pendiriannya. Saya hanya bisa menangis jika memikirkan bagaimana nasib masa depan saya yang terkendala keluarga saya sendiri.

      Delete
  9. Sedih, tertekan n nyesek k hati bget klau org bilang ksih ibu sepanjang masa berbeda dgan ibu sya syang klau ada UANG..
    Dia sllu ngungkit" n nyindir" biaya yg dikeluarin untuk berobat, makan n sekolah sy selama ini itupun cuma smpe smk n nebus ijadah sndri.. dia ngurus sya dri kls 6 sd, dri bayi sya diurus nnek n kakek sya..pdhal dia tau sya seorang ibu rumah tangga yg kerja gajih aja cukup buat mkan n ongkos sehari", pnya seorang anak sekolah sd n pnya suami yg tdk bkrja serta kontrkan n mtor yg harus sya tangung sndri..ngajakin tinggal dirumah orgtua sndri disruh byar, jgain cucu mnta uang pesangon, utang udah dibyar tp g pernah lunas"..pgen jgain cucu sndri mnta dibyar gajih baby sister blm trmsuk blnja bulanan..smpe hati seorang ibu sgtunya neken n itungan sma anak sndri dgan alasan balas budi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Ingeh, tanpa diminta pun seorang anak harus menyantuni orang tuanya, tentu saja sesuai kemampuannya. Seperti apapun ahlaknya beliau tetap ibu yang melahirkan dan membesarkan serta membiayai sekolah anda. Memang hubungan ortu-anak bukan bisnis, anak juga tak berutang karena dibesarkan ortu tapi adalah kewajiban anak untuk tetap berbuat baik pada orang tuaNya. Itu perintah Allah mbak.
      Bukan kewajiban ibu untuk menjaga cucunya (anak anda), itu tugas anda sebagai ibunya. Maklumi kondisi beliau, mungkin sdh ingin istirahat. Jika mampu membayar penitipan anak, titiplah anak anda saat anda bekerja, daripada membuat anda berdosa, ngomel, mangkel dan kesal pada ibu karena ogah menjaga cucunya, minta dibayar pula! (berkata "ah" saja tdk boleh apalagi sampe ngomel).
      Mengapa suami tidak bekerja? Mencari nafkah adalah tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga, kecuali jika dia tdk mampu (sakit berat, cacat fisik yang tdk memungkinkan bekerja), baru bisa anda sbg isterinya mengambil alih tanggung jawab itu. Daripada melimpahkan semua kekesalan pada ibu, cobalah anda menata ekonomi rumah tangga terlebih dahulu.
      Akan halnya kesukaan ibu pada uang, cobalah berbicara dari hati ke hati. Mungkin beliau tdk tahu kondisi yang anda alami. Sampaikan kesulitan anda secara terus terang dan minta keihlasannya untuk mensupport dan membantu anda. Jangan lupa doakan ibu anda..
      Mudah2an semua dimudahkan untuk anda dan ibu.
      Salam..

      Delete
  10. saya selama 4 tahun kuliah sambil kerja, sebagian uang kuliah dibantu orang tua, setelah lulus kuliah saya menikah, itupun juga karena dorongan orang tua. tapi setelah 5 bulan pernikahan, disetiap pembicaraan dg orang tua seolah olah ibu saya merasa mengeluarkan banyak uang untuk saya, dan sya blm bisa balas budi orang tua. setiap sya memiliki rejeki sya slalu memberi uang atau pun sembako, . namun karena sya mrasa blm bisa blas budi , akhir2 ini sya jarang k rumah orang tua sya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bakti kepada orang tua bukan hanya dengan memberi uang dan sembako mbak Adwina tapi yang paling penting adalah mengunjungi ibu, bertatap muka, berkomunikasi secara langsung, saling curhat dan memenuhi kebutuhan psikologisnya atas perhatian anak-anaknya. Karena yang diinginkan orang tua bukan hanya materi tapi perhatian. Sempatkan waktu untuk mengunjungi beliau meski cuma sebentar, karena yang terpenting adalah kualitas pertemuannya dan bukan kuantitasnya saja. Jika mampu mengunjungi sering-sering, itu lebih baik.
      Salam...

      Delete
  11. Saya lulus SMK, nebus ijasah sndiri, cari krja juga modal sndiri. Tp ayah saya sring kali brkata "jgn nikah dlu sbelum km bs mmbalikan modal ayah nyekolahin km" .
    3 tahun sudah saya bkerja sbgai buruh kontrak di PT. Stiap hbis kontrak ak tak pernh mminta uang sm ortu.
    Justru ak msih bs mmberi uang pdnya.
    Smpai saat ini ak bkerja tdk pny apa2. Gaji sy tiap bulan buat bayar setoran motor ortu dan bank. Saya juga melunasi hutang2 ortu, tp tetap hutang ortu gak lunas2.
    Sampai skrg stiap lebaran ak pulkam, ayah sring bilang "km krja PT gak ada apa2nya, km krja prcuma, justru gedean gaji ayah yg tiap minggu ngasih mama 800 rb ".
    Padahal stiap bulan ak juga ngsih uang ke mama. Ak beliin emas buat mama.
    Hatiku rasa sakit bgt bu...
    Smpai skrg aku mrsa pusing bgt. Seakan smua sia2 apa yg aku lkukn. Sllu dipndang sbelah mata. Bhkan dituntut lbih.
    Ak syang ortu, makanya ak brusaha patuh. Tp ttep htiku mrsa sakit. Satu dua kali ayah ngmong gitu, msih bs ak tahan. Tp ini sudh sring bgt bu.. smpe ak jarang brkunjung ke tempat ayah...
    Aku mrsa skit hati. Apa ak slah bu jk ak mrsa skit hati? Udah ak buang rsa skit itu, tp ttep mrsa skit...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan kata-kata ayah yang jadi masalah tapi reaksi anda atas kata-kata ayah. Jika anda bereaksi negatif maka sakit hatilah anda, tapi jika anda berpikir positif bahwa anda telah menunjukkan bakti meskipun penerimaan ortu tak sesuai harapan, biarlah balasan anda dari Allah yang Maha Kaya. Allah tidak tidur dan Dia Maha Tahu apa yang anda lakukan. Jika berharap pujian dan terima kasih dari manusia maka anda akan kecewa. Tugas anda hanyalah menuruti perintah Allah untuk berbuat baik pada orang tua. Tapi apakah ortu merasa puas atau tidak itu di luar kuasa anda.
      Lakukan yang terbaik dan berharaplahhanya balasan dari Allah SWT.
      Siapa tahu sikap ortu itu adalah ujian Allah atas kesabaran anda.
      Wallahu alam..

      Delete
    2. Kalo gak ngalamin mah enak ngomong

      Delete
    3. Justru karena saya tidak mengalaminya maka saya bisa melihat secara lebih objektif. Seseorang meminta solusi dan saya memberi sesuai apa yang saya tahu. Selanjutnya kembali kepada anda, apakah mau melaksanakannya atau tidak.
      Hidup ini pilihan dan bersikap sinis juga salah satu pilihan, tapi tak menyelesaikan masalah...terserah kepada anda memilih mana yang terbaik untuk hidup anda..
      Salam..

      Delete
    4. Ini mba Andi Ekasari kah yg nulis? Kalo iya, tulisannya bagus, tapi kalau liat dari sarannya kok malah jd memojokkan sih? Yakin objective? Subjektif kali ah pake pandangan "tidak pernah mengalaminya". Pantas saja tidak pernah mengalaminya jd buat saran yg memojokkan alih alih menguatkan. Wajar saja ada yg sinis karena saran Anda pun terkesan menyalahkan.

      Delete
  12. sy anak 7bersodara anak yg k2dua
    sy selalu patuh keinginan k2 orng tua sy.sy tulang pungung k2 ortu sy semenjak remaja slalu mmberi uang sampai skrng .skrng sy mmpunyai istri sxan 2 putri sy slalu mmberikn uang untuk orng tua sy.yg sy heran knp orng tua sy slalu cemburu kpd istri sy pdhl istri sy sayang kpd orng tua sy.sy heran klu istri sy salah / sengaja / tidak sengaja selalu sy di salah kan.pdhl sy setiap hari mengasi uang buat khidupan sehari2 sebesar 100rb itu pun istri sy tw .sy serba salah sbgi anak.slau cemburu kpd istri sy.sy mmpunyai kendaran mobil yg kecil untuk kluarga sy .orng tuA sy kesinggung karna mauatn buat kluarga sy.sy mengalah untuk orng tua sy.ahkir ny sy jual mmbeli mobil yg lebih besar agar bisa mmbawa kluarga sy.alhmdlh ny d dlm kluarga sy yg lebih unggul mencari uang.sy harus bagaimana istri sy slalu d salah kan pdhl sy tau istri sy patuh kpd orng tua sy.skrng ini sy mmpunyai mslh karena sy mmbela istri sy.sy d mahari hbs2n d depan kluarga adik2 sy sodara sy.sy sakit pdhl sy sayang kpd orng tua sy prasan sy yg paling sayang kpd orng tua sy.orng tua sy slalu cemburu klu sy mmberi ssuatu kpd sy.sy mmpunyai rumah yg dekat kpd orng tua sy .sy sengaja agar sy dekat kpd sy.tp hati ni sy merasakn ingin jauh kpd orng tua sy.pdhl istribsy patuh kpd sy klu mengatur nya.sy harus bagai mana ya allah.mmbingungkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anda harus jadi penengah antara orang tua dan isteri, anda tidak boleh memihak salah satu. Anda harus berbuat baik pada keduanya. Konflik antara mertua dan menantu adalah masalah klasik. Memang tidak mudah bagi orang tua untuk menerima menantu dan berbagi kasih sayang dengannya. Jika anda masih serumah dengan ortu, segeralah pindah untuk mengurangi konflik. Jika anda sudah tinggal terpisah tetap libatkan isteri dalam setiap urusan keluarga besar anda sehingga ortu bisa menilai secara objektif. Mintalah keluarga yang lebih tua untuk menjembatani jika konflik makin besar dan jangan lupa berdoa kepada Allah agar ortu dibukakan hatinya.
      Salam..

      Delete
  13. Sabar, ikhlas dan tawakal lah kuncinya ya...., Tapi orang tua adalah orang tua, kesalahan yang mereka perbuat harus dapat kita sabar kan, jika anak buat masalah masyaALlah salah bukan kepalang, tetapi orang yang melahirkan n besarin kita buat masalah, mesti sabarrrr. Memang harus ya mbak....ya mbak ......ikhlas lah, uang ada lain nanti, kalau sampai kt tiada kt memenuhi hasrat orang tua mengapa tidak kan? toh kita dapat surga, kalau kita sudah tiada maka orang tua pastilah kewalahan, Krn orang yang mau dijadikan budak pemuas nafsu g diduga lagi.... sayang ya hidup sang anak dan pasti jiwanya kelak terganggu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup..sabar, ikhlas dan tawakkal. Memangnya kalo anda protes, marah, ngamuk, benci, berontak sama mereka akan menyelesaikan persoalan? Apa itu akan membuat mereka sadar? Bukannya makin runyam? Intinya hanya berpikir positif pada setiap kelakuan tak mengenakkan orang tua pada kita. Mengapa kita diberi orangtua seperti itu? Apa kita pernah minta? Tidak kan? Kita gak memilih orang tua tapi kita dipilihkan Allah.
      Mungkin ada maksud Allah menitipkan orang tua berakhlak seperti itu pada kita.
      Pilihannya hanya berdamai dengan hati atau lari dari persoalan dengan kemarahan di hati.
      Mereka juga manusia biasa, tak lepas dari kekeliruan. Jika mereka meminta dan anda punya silakan diberi, jika anda tak mau memberi pun itu hak anda.
      Perintah Allah jelas banget, menyembahNYA dan berbuat baik pada orang tua. Gak ada catatan tuh kalo yang dibaiki hanya orang tua yang akhlaknya baik....bahkan sama orang tua yang beda akidah pun tetap kita harus berbakti dan menurut perintahnya sepanjang bukan perintah membangkang Allah SWT.
      So...terserah anda menafsirkannya. Anda manusia merdeka dan bisa membuat pilihan terbaik untuk hidup anda. Tulisan ini hanya pengingat agar kita bisa memposisikan diri sebagai anak dan sebagai orang tua dari anak-anak kita.
      Salam..

      Delete
  14. Sayapun mengalaminya, saya dikuliahkan sempat bekerja beberapa tahun dan dilema ketika kondisi saya sudah menikah dan lagi program anak makanya saya memilih untuk rehat dulu dari bekerja dg harapan agar segera dikasih anak. Walau sudah menikah saya selalu usahakan untuk memberi ibu saya uang, walaupun mungkin dimata ibu nilainya ga seberapa. Tapi ibu saya selalu membicarakan dan mengeluhkan kondisi saya yang sudah tidak bekerja kepada kakak2 saya dibelakang saya. Ibu saya mengharapkan saya bisa bekerja lagi dan memberikannya uang yg lebih besar. Padahal ibu saya juga ada pendapatan dari warung dan kontrakan miliknya yang seharusnya itu cukup untuk mencukupi kebutuhannya. Saya sedih dan merasa kecewa dengan semua omongan ibu dibelakang saya, sempat ada rasa sakit hati dan jadi minder dg kondisi saya yg belum kerja lagi setelah tau semua yang dikatakan ibu dia bilang cape liat saya dirumah mulu, buat apa dikuliahin tinggi2 tapi nganggur, dan ibu membandingkan saya dengan kakak laki2 saya yg dikuliahin dan bisa kasih uang banyak ke ibu. Kadang merasa jadi beban karena dituntut seperti itu, merasa jadi hutang kalo anak dikuliahin terus harus kerja dan bagi uang yang banyak.. Saya tau anak wajib menghormati dan menafkahi ortu walau sudah menikah. Tapi apakah ortu jg harus melalaikan perasaan sang anak hanya untuk memenuhi keinginannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Ade sudah tahu bagaimana tidak enaknya diperlakukan seperti itu oleh orang tua sendiri, tapi umumnya orang tua jaman old tidak memahami artikel ini dan menganggap hubungan ortu anak seperti sebuah bisnis yang harus kembali modal.
      Sebaiknya bicara terus terang pada ibu, apa yang anda alami dan mengapa anda memutuskan berhenti bekerja. Jika beliau memahami syukur, tapi jika tidak, itu hak beliau. Tugas kita sebagai anak hanya berbakti, jika bakti itu dianggap belum cukup oleh ibu kita tak bisa memaksakannya. Mbak tak bisa mengontrol perasaan ibu, hanya perasaan mbak yang bisa dikontrol sepenuhnya. Berbakti, lillahi taala dan serahkan pada Allah..
      Kita sebagai orang tua jaman now mudah2an bisa lebih baik pada anak2 kita kelak..
      Salam...

      Delete
  15. Sayalah anak yang selalu di salahkan mau benar juga ya tetap di salahkan terutama sama ibu saya sendiri, saya hampir putus asa Karna selalu di kecilkan, saya selalu di beda2kan sama ayuk2 saya padahal saya anak bungsu tapi tidak pernah di ngertiin, minta uang untuk keperluan sekolah pun tidak di percayai, kadang saya iri sama teman2 saya orang tuanya enak banget ngasih uang untuk keperluan sekolah untuk main untuk beli keperluan sedangkan saya harus nangis dulu, ngomong baik2 sudah tapi masih saja tidak di percaya. Saya kesal selalu di beda2kan sama orang tua sya, apa saya harus mati dulu baru ortu saya senang tidak ada yang menyusahkan dia lagi😭😭😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pernah nanya gak, kenapa kok orang tua gak percaya sama anda? Mungkinkah sebelumnya pernah bohong? Mungkinkah sebe;umnya gak amanah menggunakan uang? Orang tua memberi atau tidak pasti ada pertimbangannya. Jumlah yang diberi pun disesuaikan dengan kemampuan orang tua dan pertimbangan penggunaannya buat anak-anak. kalo butuhnya 100 ribu, buat apa dikasi 150 ribu misalnya.
      Jangan membandingkan diri dengan orang lain karena kondisi orang tuanya pun berbeda dengan anda..
      Sebagai anak kita pun harus memahami kondisi orang tua. Mereka pun manusia biasa. Mmebanding2kan anak tentu tdak bijaksana. Tapi mungkin harapan orang tua agar anda bisa sukses seperti kakak2 anda, itu sebenarnya motivasi agar anda bisa membenahi diri. Lebih baik berpikir positif daripada hanya menyalahkan dan menangis..
      Tetap semangat ! Masa depan anda masih panjang..
      Salam...

      Delete
  16. Akulah anak yang sangat berterimakasih terhadap kedua orang tua karena kebijaksanaan keduanya, akhirnya bisa mendapatkan pasangan yang luar biasa

    ReplyDelete
  17. Ibu saya kadang tiba2 dengan bahasa meminjam uang saya diluar kemampuan saya, sehingga d suruh ngutang ke orglain, terkadang dngan berat hati saya berusaha meminjamkan dengan alasan kasihan krn berjuang sndiri nyari pinjaman, yg bkin saya jengkel krn sllu minta uang bnyak dan tidak mau terbuka utangx dimna2 sja, tiba2 mw pinjam uang jutaan, sedangkan terkadang uang sebnyak itu tdk saya miliki, apakah saya berdosa jika tidak mencarikan pinjaman ke orang lain dng alasan saya tdk mampu untk mngembalikan dalam jangka yg d tentukan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harusnya anak tak perlu meminjamkan tapi memberi uang sesuai kemampuan. Berbakti pada ibu bukan hanya menuruti kemauannya tapi juga menyelamatkannya dari masalah. Kita boleh menolak permintaannya jika tahu itu bisa jadi masalah baginya dan bagi anda. Mengapa ibu suka meminjam uang?Apakah hidupnya kekurangan atau dia sedang ada masalah? Inilah akar permasalahan yang harus anda ketahui lebih dulu baru anda bisa mencarikan solusinya. Jangan hanya pasrah, minta bantuan saudara yang lain atau keluarga untuk berembuk masalah ini.
      Semoga masalah anda segera teratasi.
      Salam..

      Delete
  18. Kehadiranku seperti beban orgtua dirmh disaat aku sdh pnya krjaan sllpn. atau bhkn skrg stlh aku ptus dri pkerjaan,khdrnku sperti sangat sangat menyusahkan mereka. Khdrnku sprti menyulitkn khdpn mrka, aku akui aku mmg blm mndpt pkrjaan,mskpn bgtu ak tdk prnh memnta apapun dri orgtua stu rupiah pun tdk prnh slma tdk krja saat ini. Trkdg aku pts asa dan ingin prgi meninggalkn rmh spya orgtuaku tdk pnya beban ats diriku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mengapa anda merasa demikian? Mungkin orang tua tidak merasa disusahkan, anda saja yang terlalu sensitif karena menganggur. Jika pun begitu mengapa anda tak mencoba bekerja kembali kemudian hidup mandiri dan tidak menumpang orang tua lagi? Tak mesti pekerjaan yang bergaji tinggi yang penting bisa untuk hidup. Solusi masalah anda bukan di orang tua tapi di anda.. Putus asa tidak menyelesaikan masalah.
      Salam..

      Delete
  19. Sy mau nanya.. Apa durhaka terhadap orang tua itu sll di kaitkan dengan uang ?
    Suami dan adik ipar saya di mintai uang oleh orang tua nya (mertua). Tetapi mereka menolak karena uang yg terisisa bulan ini sdh terpakai utk kebutuhan lain. Mereka menolak krn pst dijadikan tumpuan utk kebutuhan selanjut nya. Lalu mertua sy menyinggung tentang balas budi dan menganggap suami & ipar sy anak yg durhaka.
    Sy sendiri sedih ketika ada masalah spt ini lg. Krn kejadian spt ini sll berulang ketika ank² nya tdk mau memberi. Sedangkan adik² yg lain sll di utamakan. Meskipun mereka salah & mencaci kedua kakak nya akan ttp di bela.
    Harus bagaimana sy menanggapi masalah spt ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Durhaka dalam Islam gak ada kaitannya dengan uang mbak Moana. Kita diperintahkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua sehingga berkata "ah" saja sudah dikategorikan durhaka. Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23 yang artinya “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia“.
      Menyantuni orang tua adalah kewajiban, tanpa dimintapun seorang anak harusnya menyantuni mereka, bisa berupa uang, materi, perhatian (meskipun orang tua punya penghasilan misalnya uang pensiun atau punya usaha pun tetap bisa menyantuni) sesuai dengan kemampuannya..
      Anak tidak berutang pada orangtua yang telah membesarkannya tapi kewajiban anak untuk berbuat baik. Mengapa harus enggan memberi, sementara waktu kecil orang tua tak pernah enggan memenuhi kebutuhan anda? Komunikasikan dengan saudara2 anda, berapa sebaiknya sumbangsih mereka setiap bulan untuk ortu. Sebaiknya jumlahnya sama biar adil. Jika ada yang ingin memberi lebih silahkan. Menyantuni orang tua bukan tanggung jawab satu orang anak tapi tanggung jawab semua anak.
      Salam..

      Delete
  20. Saya adalah anak yg tinggal sama nenek sejak menginjak sekolah smp. Tapi, beliau sering melontarkan kata 'akulah yg membesarkanmu, bukan ibumu' disaat ada cekcok.
    Bagaimana saya harus menanggapi sikap beliau yg sperti tu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ucapkan terima kasih pada nenek karena ikut andil membesarkan anda. Berbuat baik dan bakti kepada nenek tak menghentikan upaya berbuat baik dan bakti pada ibu, meski beliau tidak membesarkan anda. Pasti saat itu ibu punya alasan mengapa pengasuhan anda dialihkan ke nenek. Tak ada ibu yang ingin menyakiti anaknya. Buktinya anda bisa hidup di rahimnya dengan sehat dan dilahirkan dengan selamat. Mudah bagi ibu untuk menggugurkan atau menyakiti anda yang masih berupa janin, tapi toh tidak dilakukannya, karena rasa cinta pada anda, anaknya.
      Jika nenek marah dan melontarkan kalimat itu, dengarkan saja, pahami kesulitan beliau dalam membesarkan anda. Doakan agar nenek tetap sehat dan diberi kelembutan hati.
      Berbuat baik, berbakti, menyantuni dan terus mendoakan mereka, itu yang harus anda lakukan, terlepas siapa yang melahirkan dan siapa yang membesarkan. Dua-duanya punya andil dalam hidup anda.
      Salam..

      Delete
  21. Org tua saya jga bgitu kk. Saya merasa di bedakan adik dan abg saya di sekolah dan di biayai smua kebutuhan nya . Sedang kan saya di sklh kan di tmpat yg gratis . Dan ketika tamat sma saya mnta kliah sya d sruh krja buat byar uang kliah sndri .. dan udh 3.5 thun sya krja smbil kliah cma stiap gji saya dia yg mgang dan saya paling cma memegang bbrapa .. smpai skrg gaji cma paspasan .. tp saya di tuntut mmbayar ini itu .. jd saya bngung klw kyk gini mana uang yg bsa saya tabung . Apa lagi padahal dri prtama krja saya di sruh smpan uang k mereka dan kata nya di ikut kan main arisan .. tp smpai skrg saya ngak prnah mgng sepersenpun brapa uang yg sudh saya simpan ke mreka ..
    Skrg ini saya mrasa abg dan adek saya enk .. nga ada tuntutan .. tp di saya saya mrasa saya tulng punggung mreka smua .. padahal org tua saya msih bkrja dan msih mampu kak ..
    Saya pengen sprti tmn" saya nga prnah di mnta org tua gji nya .. sedng kan dia ksih org tua 500 rbu saja org tua nya masih nnya . "Untuk pengangan kamu ad ngak klw ngak ada simpan saja dulu " ... tp klw org tua saya nga mikir ank nya ada uang ap nga yg pnting dia dpat 😢

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya tidak mengerti apa alasan orang tua membedakan anda dengan saudara anda. Tapi saya selalu berusaha melihat sisi positif dari sebuah masalah. Mengapa orang tua fokus "membully" anda?
      1. Potensi sukses. Mungkin anda punya potensi untuk sukses yang lebih besar dan bisa mandiri dibanding abang dan adik anda. Sehingga orang tua memutuskan anda untuk kerja. Bukankah itu melatih anda mandiri?
      2. Berbuat baik. Bukankah suatu kebanggaan jika membiayai kuliah sendiri dan bisa memberi uang pada orang tua? Mereka gak hidup selamanya, sekarang kesempatan untuk berbuat baik pada mereka. Seburuk apapun akhlaknya mereka tetap orang tua yang melahirkan dan membesarkan anda.
      3. Sukses. Anda terbukti tetap bisa mandiri dan sukses tanpa bantuan orang tua.
      4. Atur keuangan. Bisakah anda mengelola uang sendiri? Gaji masuk langsung masuk rekening anda sehingga lebih mudah pengaturannya.
      5. Stop mengeluh. Allah selalu punya rencana mengapa masalah didatangkan dalam hidup anda dan keluhan tak akan menyelesaikannya. Gunakan otak untuk mencari solusi. Berdoa minta dimudahkan kemudian bertindak dan selebihnya tawakkal.
      6. Mandiri sepenuhnya. Jika hidup anda termasuk keuangan tak mau lagi disetir orang tua, anda boleh keluar dari rumah mereka, hidup mandiri kalau perlu hijrah ke kota lain tanpa harus memutus silaturahmi.
      Tetaplah berbuat baik dan semangat menjalani hidup
      Salam...

      Delete
    2. Aku merasa dilhrkan hy u menurut ibuku saja,tdk ada kebebasan,selalu durhaka jk tdk sesuai keinginan ibu,hrs bls budi,aku dah kuliahkan,menckpi 3 adikq ampe nkhkan mrk..semua harta dihbskan adikq akhir tp tetep dibela ibu,aku ank pertama tpt tgjwb dan salah jg durhaka..aku nyesel dilhrkan didunia..knp gak mati aja sejak kcl..bknkah dl aku bayi inkubator..pcr jg dipts ibu dan adik..aku hdp tp patung..mau bnh diri blm ckp iman dan ibadah

      Delete
    3. Mas/Mbak, saya juga anak pertama dan tahu betul bagaimana beratnya menjadi contoh bagi adik-adik. Tapi marilah kita berpikir positif, adalah satu kesyukuran anda bisa membantu orang tua, jika ada masalah bukan bunuh diri jalan keluarnya tapi memperbaiki komunikasi dengan ibu dan adik-adik. Anda berhak mengemukakan pendapat dan menolak permintaan mereka jika apa yang mereka minta tak bisa anda penuhi, tentu dengan cara yang tegas tapi sopan, bersikap pasrah dan lemah tak akan menyelesaikan masalah. Selamat berkomunikasi.. Salam

      Delete
  22. Saya mega...
    Mungkin saya adalah anak yg kuat . Saya terlahir dari keluarga sederhana... Ibu saya Adalah seorang pedagang bp saya pns..
    dan saya perempuan 21thn yg ingin sekali membahagiakan org tua saya . Sy tidak meminta hal yg bagus tdk menuntut sekolah yg Mahal.. Jikalau sy bisa sy ingin Usaha sndri.. Maaf bukan maksd saya membuka aib keluarga sy, sy hanya ingin bercerita dan Minta diberi masukan . Krn hanya cara itu mngkin bisa membuat hati sy tenang..
    Sy bingung harus gimana lagi.. Klo diceritakan sangat panjang..
    Ibu sy menuntut yg mngkin sy tdk bisa.. Dari mulai jodoh, rejeki (uang) .. Dia amat sangat menuntut apalg jika beliau sudah mendengar cerita org" lain.. Dan bulan ini sy rasanya ingin bunuh diri ini.. Sy rasa saya hanya manusia yg gaberguna. .Yg slalu dibandingkan.. Apalg ketika Beliau bandingkan dgn kk sy sendiri. Klo sy tdk sprti yg dia mau knpa tdk bunuh sy.. Sy ridho.. Mngkin itu balasan yg setimpal. Apa sy harus bekerja yg tdk halal.. Biar bisa memenuhi keiinginan Dia... Biar Dia bangga senang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Mega, wajar jika orang tua ingin yang terbaik buat anaknya, baik itu pekerjaan, jodoh dan kehidupan yang lebih baik. Jangan langsung pesimis merasa menjadi anak yang tak berguna sampe pengen mati segala, karena setiap orang memiliki perannya masing-masing. Adalah hal yang keliru jika orang tua membandingkan anda dengan kakak. Cobalah berusaha dan lakukan sesuatu sesuai kemampuan anda. Beri kesempatan orang tua mengharagai upaya anda. Jika mereka masih kurang puas, cobalah komunikasikan dan beri pengertian bahwa sukses pun butuh proses dan diantaranya diwarnai dengan kegagalan. Terus berusaha dan memotivasi diri ya..jangan lupa perbaiki ibadah padaNYA, minta diberi kemudahan dalam hidup. Salam..

      Delete
  23. Orang tua saya lebih parah.gak pernah mensupport,pelit,Banyak menuntut.

    Suka menghitung hitung biaya menghidupi saya,makan saya.padahal itu kan tanggung jawab dia,masa marah sama saya.mereka harusnya marah sama kelamin mereka,atau marah sama tuhan.

    Setiap hari suka memaki.Setiap yang saya lakukan selalu di ejek,di remehkan.

    giliran udah berhasil saya malah di curigai. Uang dari mana? Kau ngerampok? Jual sabu?. Tapi gak pernah saya jawab.

    buat apa menggubris orang bodoh.uangnya saya nikmati sendiri.bodo amat dia mau mati.

    saya gak perduli lagi dengannya.besok klo ortu saya sudah tua saya suapi pake kaki.

    kalo perlu saya telantarkan.gak sudi saya balas budi.orang tua gak bermanfaat.gak berguna.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas/Mbak, marah pada orang tua karena sikap dan tindakannya itu wajar, tapi hormat sebagai anak dan silaturahmi harus tetap dijaga. Pernahkah anda berpikir bahwa anda tidak langsung besar begitu saja, tapi ada peran orang tua dalam membesarkan anda. Tanpa support (biaya dan kasih) orang tua, tentu anda tak akan ada di posisi sekarang. Katakanlah anda jadi ikutan pelit sampai mau menyuapi orang tua dengan keki, bahagiakah anda? Yakinkah kalo Allah meridhai tindakan anda? Anda harusnya lebih baik dari mereka dengan menjadi anak yang suka berbagi, tanpa menghitung dan tetap berbuat baik pada mereka, terlepas dari tindakan anda di masa lalu. Salam

      Delete
  24. Aku menumpang dirumah ibuku pada saat hamil sampai melahirkan anak umur satu tahun lebih,sudah hampir satu tahun suamiku tidak mengirim uang nafkah karena susah,sekarang kami mau bersatu kembali tapi ibuku menghitung hutang selama aku menumpang dan selama suamiku kesusahan.ya allah padahal sebelum aku menikah pun aku selalu memberi uang hasil dari pekerjaanku tapi kenapa sampai hati ibuku berkata seperti ini.Aku bilang sabar nanti aku kerja di sana supaya bisa memberi ibu,tapi dia bilang knp kamu yang kerja untuk memberi saya minta la duit suamimu untuk bayar hutang makan kamu sama anakmu di sini,ya kenapa saya harus minta duit suami saya untuk bayar saya,kan sama saja saya kerja untuk memberi ibu,kan ga harus uang dia.tapi kelihatannya ibu saya kesal karena saya tidak suka menyusahkan suami saya,di anggapnya saya buat hanya mau membuat dia susah tapi gak mau menyusahkan suami saya.entahlah kenpa jadi begini semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada saya dan keluarga saya.

    ReplyDelete
  25. saya anak tunggal, ayah saya kerja menjadi TKI yg gaji nya hanya 1 juta. ibu saya pedagang kecil. saya baru lulus Sma, mau kerja tapi tidak dapat2. ingin jadi TKI tp tidak boleh sama ortu. tapi kalo saya nganggur dirumah ayah saya merasa keberatan karena harus menghidupi saya dan ibu saya. mungkin dia pikir, bukannya membantu malah merepotkan. giliran saya mau jadi tki ayah saya melarangnya
    saya harus berbuat apa? kalo kerja di indonesia ayah saya maunya kerja gaji tinggi

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah.. Allah memberi saya rezeki yg cukup lewat suami, ibu saya selalu menuntut materi, & selalu mengeluh dikuliahkan mahal2 tapi hanya jadi ibu rumah tangga, saya tidak di ijinkan bekerja oleh suami. Padahal saya sudah membantu menguliahkan adik, membantu membayar hutang yang puluhan juta jumlahnya meskipun itu belum bisa melunasi semua hutang ibu sampai saat ini, sampai sesekali saya berdebat dg suami karena banyaknya pengeluaran saya untuk ibu saya, sedangkan kami belum punya apa2 & anak yg masih kecil. Akhir2 ini saya merasa lelah dg sikap beliau, karena hutangnya semakin banyak & tidak jelas digunakan untuk apa, beliau juga tidak jujur kepada saya, & yang membuat saya kecewa beliau mengatakan kepada kerabat & tetangga kalau saya belum bisa menyenangkan beliau. Mungkin beliau ujian buat saya. & Semoga saya bisa lebih sabar lagi dalam menghadapi ibu saya.

    ReplyDelete
  27. Saya juga . Ibu saya selalu menuntut penghasilan saya. Saya memang belum menikah tapikan saya juga punya hak menggunakan penghasilan saya yang tidak seberapa. Sementara beliau PNS, ayah tiri saya juga punya kerjaan .Kenapa seolah harus saya semuanya yang bayar? Uang sekolah adiklah , ke pasar lah ,bahkan sampai amplop kondangannya. Kemana gajinya? Saya bahkan belum merasakan gaji saya sendiri karenanya .Mau keluar dari rumah dan ngekost tapi takut dibilang durhaka lah apalah. Tapi lama-lama kalau kayak gini stress juga . Tiap ga dikasi uang mukanya masam .Siapa yang betah tinggal di rumah jika seperti itu ?

    ReplyDelete
  28. Bu... tapi kenapa ya, kalau saya memegang banyak uang, ibu saya langsung minta dibelikan ini dan itu. Padahal, setiap saya menerima gaji, saya selalu memberikan 50% gaji saya kpd ibu saya...
    Saya ga ngerti bu, ibu saya itu seperti pura2 tidak tahu kalau kebutuhan saya sendiri juga sangat kurang, terlebih saya harus membayar biaya kuliah saya karena saya saat ini bekerja sambil kuliah. Saya merasa ibu saya itu tidak peduli kpd saya.. bahkan ketika saya sedang kekuarangan uang untuk biaya kuliah, ibu malah marah marah kpd saya dan selalu mengatakan bahwa saya itu berhutang kpd beliau. Saya sedih sekali mndengar hal itu. Padahal kurang apa saya??? Setiap bulan saya kasih 50% gaji saya kpd ibu. Tapi ... disaat giliran saya yg membutuhkan uang untuk biaya kuliah... ibu saya malah begitu tanggapannya.. bahkan tidak menanggapi sedikitpun permasalahan saya bu... :(

    ReplyDelete
  29. Lalu bagaimana dengan saya yang selalu berbuat salah karena kuliah yang belum bisa saya emban?? Saya sering sekali membuat orang tua saya bersedih. Di sisi lain saya ingin kuliah namun banyak sekali kendala yang harus di hadapi, di sisi lain saya merasa berdosa sama orang tua karena telah memilih jurusan kuliah ini dengan emosional... Dengan jalan apa lagi saya berbakti pada ortu selain kuliah??? 😢😢😢😢

    ReplyDelete
  30. Lalu bagaimana dengan saya yang belum mampu mengemban amanah untuk kuliah???? Di sisi lain saya mau kuliah, namun di sisi lain saya merasa berdosa sekali sama orang tua karena belum mampu berbuat apa-apa dan seringkali menyakiti hati keduanya... Lalu dengan cara apa lagi yaa mau berbakti sama orang tua selain kuliah????

    ReplyDelete
  31. Saya anak pertama dri dua bersaudara..ayah sya sangat syang kpda sya..namun berbeda dgn ibu saya..yg sejak kecil sya gadiasuh dengannya namun dengan kakek nenek dan saudara" saya..sejak kecil sya gdekat dgn ibu..bahkan sperti takut,menatap matanya pun saya tak berani. Karena dari kecil ibu saya sangat galak dan menyuruh" saya terus..bahkan berlanjut sampai SMP-SMA itupun semakin bertambah..terkadang semua pekerjaan rumah saya yang kerjakan..seperti nyapu ngepel nyuci baju setrika cuci piring jaga warung..dan dari kepatuhan saya itu..seperti tidak dihargai..saya masih saja dimarahi..pdahal hanya persoalan sepele..main tidak boleh dan akhirnya terkadang saya harus berbohong agar boleh main..karena saya capek sudah mengerjakan apa yang dia perintah tapi tetap saja dimarahi..belum lagi jika saya ada acara apapun dia tak mendukung apa yg sya lakukan..ayah saya memang nurut dengan ibu saya..karna memang watak ibu sya egois dan keras..saya fikir saya lulus skolah ibu saya berubah..tapi ini engga..untuk biaya kuliahpun saya sambil bekerja dan sya sangat senang ketika bisa membantu mencicil hutang ayah saya sambim kuliah dan kerja..dan ketika saya dipecat dri kerjaan saya..secara trang"an mama sya tidak mau membiayai kuliah sya sepeserpun..saya sngat down dngernya..belom lgi ayah sya jga ga kerja krena memang dsruh jaga warung oleh mama saya..saya sudah berusha sbar dri kecil
    Tpi hsilnya mama sya smkin mnjdi..berikan solusinya mbak
    Terimksih

    ReplyDelete
  32. Akulah sang anak yng selalu di tuntut untuk sukses yg selalu di tuntut untuk menjadi apa yg diinginkan bapak, apakah bapak tidak pernah memikirkan perasaan anaknya ??? ketika semua selalu di ungkit dr saya kecil, sampai waktu smp pun saya pernah kecelakaan di ungkit butuh baiaya besar ini itu padahal utk umur segitu dosa saya sebesar apa ?? sampai bisa seolah olah di salahkan saya sumber masalah, apakah setiap musibah yg kena saya , trus saya minta Allah itu datang ke saya ?? sehingga selalu bikin bapak repot ??? waktu saya udah menginjak besar masih di ungkit ??, ini umur saya sekitar 24 thn, saya baru wisuda kerja baru 3 bulan itu pun masih ada selalu diungkit ketidak ikhlasan utk membantu saya ? saya sakit hati sampai2 uang waktu membantu saya, saya kembalikan di gaji kedua saya baru bekerja, ini bulan ketiga saya bekerja, saya sampai kerja sambilan utk lembur hampir 2 hari sekali tidur, sampai tegakah bapak minta uang lagi, waktu saya jawab cari uang susah pak, lantang menjawab "halah golek duit angel opo ?" Ya Allah sakitttt hati hamba, saya rela tidur 2 hari sekali hanya utk lembur, cita2 blm kecapai udah di tuntut balas budi, saya sblm akhir bulan saja kekurangan utk hutang, sampai tega minta uang tp tidak tanya kondisi anak yg kerja baru 3 bln training gaji gak seberapa, di cari sampingan kerja sampai ga tau tidur, tp seakan akan saya Anak yg tidak ada gunanya tidak berbakti hanya karena nilai uang ???

    ReplyDelete
  33. Orang tua sy sllu menyalahkan sy karna stelah wisuda dan baru bekerja 7bln sy sdh menikah dan memiliki anak. Ortu sy merasa sy tdk membls pengorbanan mereka dan sllu mencaci sy jika sy slh sedikit sja, sy putus asa dan rasax ingin mengakhiri hdp sy krna merasa gagal menjdi anak yg baik. Tp sy sllu teringat anak sy yg bru brumur 10bln.

    ReplyDelete
  34. Saya seorang anak yg harus di tagih uang kuliah mulai dari pertama kuliah sampe saya lulus, kalau dibilang tega ya tega sekali mengapa dengan anak sendiri perhitungan. Saya heran dengan orang tua saya terutama ibu saya, kadang ibu saya slalu membedakan saya dengan adik adik saya, apa lagi saya anak pertama slalu di bedakan dengan adik kedua saya yg perempuan, saya sempat berfikir apa kah saya bukan anak ibu saya. Ibu juga slalu menuntut saya untuk bekerja dan satu lagi ibu slalu menuntut saya mencari pasangan yg mapan. Kadang saya bgung knapa semuanya terjadi pada saya. Bagaimana saya menanggapi masalah ini dan sikap ibu saya ??

    ReplyDelete
  35. Seperti yang saya alami. Sy dulu menikah ditentang sama ortu karena suami sy tidak selevel seperti yang ortu sy inginkan. Sy menikah dengan wali hakim krn bapak sy tidak mau menjadi walinya. Setelah menikah dengan suami sy akhirnya rezeki sy selalu mengalir sy diterima menjadi PNS. Itu akhirnya mengangkat derajat mereka krn sy telah sukses. Akhirnya sy bekerja. Dan akhirnya juga sy tinggal serumah dengan ortu sy. Anak sy titipkan disaat sy bekerja dengan suami. Semua kebutuhan hidup sy penuhi dirumah itu. Tp jika sy berselisih paham dengan ortu selalu diungkit tidak tau terima kasih. padahalsy tinggal di rumah ortu dan menitipkan anak sy disaat bekerja itupun ada timbal baliknya. Kadang ortu sy selalu banyak menuntut karena anak sy mareka yang jaga. Ingin rasanya punya rumah sendiri. Dan tinggal mandiri bersama suami dan anak2. Dari pada harus tinggal dengan ortu dengan banyak tuntutan karena sudah membesarkan, dan menyekolahkan sy. Apakah sy salah.. Andaikan ortu mengerti jika kebutuhan hidup jg banyak untuk membiayai masa depan kedua anak sy. Andai punya ortu yang mengerti dan tidak terlalu banyak tuntutan.

    ReplyDelete
  36. Dan kejadian ini pun terjadi dengan istri saya. Saya tinggal di rumah istri karena menuruti kemauan istri yang masih malu kalau tinggal dirumah org tua saya. Saya mau ajak istri mengontrak rumah tapi org tua istri melarangnya. Padahal saya seorang suami yang mempunyai hak membawa istri saya kmana saja tinggal. Istri saya dikuliahkan sampai sekarang bekerja. Istri saya di tuntut di d tentukan jumlah uang yang harus di beri ke orang tuanya. Ketika jatah uang bulanan dikurani sebab istri saya sedang hamil. Tetapi ibu mertua tidak mengerti malah marah besar kepada kami..
    Kdang saya lihat istri saya sangat tertekan. Seperti merasa ank yg durhaka. Sementara istri saya skrg sedang hamil. Dan biaya kbutuhan pun banyak. Terlebih saya pun ada beberapa hutang yang harus dibayarkan. Saat ini saya coba tinggal dirumah orang tua syaa. Tapi ibu ny istri marah dan tidak mau berbicara dengan saya.

    ReplyDelete
  37. Saya anak k3 dari 7 saudara. Sejak kecil slalu jadi anak yg mandiri. Sekolah SD aja sudah bisa cuci baju sendiri. Sudah bisa bantu orang tua cuci piring. D SMP aja saya ke sekolah bawa jualan. D titip d kantin sekolah. Sehingga kadang buat jajan dari orang tua jarang d minta. D SMK aja juga jualan. Tak ada rasa malu. Buat makanan d jual d lokal pas istirahat.sampai yang terkumpul. Pas tamat sekolah ajai ingin skli kuliah. Tapi apa daya orang tua tak izinkan
    Karena adikku banyak dan butuh biaya pendidikan. Karena uang hasil jualan terkumpul. Saya hanya bisa daftar untuk ketempilan setahun. Komputer bahasa Inggris dan akuntansi. Niat hati ingin kerja. Pas mw tamat saya pilih praktek d kampung aja. D pemerintahan . Karena niat ingin jadi sukses dan kerja. Saya d terima kerja d kantor bupati . Di sanalah awak saya bisa sukses. Dan ingin kelaurga ini berhasil. Sampai kakak kedua saya harus kawin. Dan saya yg membelikan perlengkapa. Buat kamar penganten. Rasa malu pun ada dg semua orang kakak nikah karena sudah hamil. Ingin waktu itu pergi tinggalkan tempat saya d besarkan. Karena saya sudah bekerja honor d kantor bupati. Saya bertahan dg caci caci maki orang orang karna perbuatannya. Tahun berganti. D giliran saya buat berumah tangga. Karna ada yg mencintai saya apa adanya. Diapun jualan kecil kecil. Saya yakin Reski datang dari Tuhan. Saya pun nikah dg nya. Benar kata pepatah. Kalau kita niat baik dan bersungguh dan berdoa Reski akan mengalir dg sendirinya
    Tahun pun berganti kami pun saling membantu. Adik suami pun tinggal bersama ku. Adikpun juga bantu suami jualan. Sampai adik suami nikah kami yg menikahkan. Trus adik suami yg kecil kami bawa. Kami sekolahkan sampai kuliah. Begitu juga adik ku. Aku masukan sekolah polisi. Demi keluarga agar d pandang di masyarakat. Lulus adikku dg uang jerih payah aku dan suami. Akupun iklas. Dan adikku yg bantu jualan pun udah bisa buka jualan sendiri. Sedangkan orang tuaku dari sejak aku nikah slalu aku bantu. . Bukan aku ingin d balas. Bukan. Kadang kebaiikkan kita tidak pernah kelihatan d mata keluarga ku. Karna aku slalu kerja keras dan suami juga bekerja pagi sampai malam. Orang tua slalu menuntut padaku. Harus bantu keluarga. Sampai kadang aku berbohong dg suami karna membantu keluarga. Sampai sekarang. Sekarang aku dah lelah. Buat bantu adik adik. Seolah olah aku menagjarkan adik adik ngak mandiri. Disisi lain orang tua slalu menuntut aku. Yg aku pertanyakan. Apakah orang tuaku melahirkan anaknya. Dan anak anaknya jadi tanggung jawab ku. Apakah aku berdosa d saat aku lelah tak ingin menuruti apa yg d tuntutnya pada ku. Kadang buat kebahagia sendiri tak terpikirkan. Aku dah lelah. Sudah berumah tangga lama . Baru aku mendapatkan anak d usia pernikahan ku yg ke 14 tahun. Karna selama ini slalu memikirkan keluarga. Dosa kah aku berbuat acuh tak acuh lagi dg keluarga. Karena adik adikku sudah punya kehidupan nya masing masing dg keluarganya. Skarang pun masih orang tua nuntut k aku. Untuk menembus sawah yg d kampung yg d gadaikannya. Hidup ini tak adil buatku. Aku sebagai anak buat untuk inilah itulah. Lelah rasanya.

    ReplyDelete
  38. Akulah seorang anak yang ditutut orang tuaku,kata ibuku aku harus membayar hutang² ku selama aku dilahirkan sampai aku seperti sekarang,kata ibuku aku memiliki banyak hutang kepadanya,maka dari itu aku harus membayar hutangku dari kecil sampai aku besar,aku harus membayar hutangku dengan uang,tetapi ibuku cuma menuntutku,tetapi tidak pada adik²ku,walaupun aku sudah berumah tangga dan memiliki seorang anak pun aku harus tetap membayar hutang² ku kepada orang tuaku,jika aku tidak membayar hutang² ku aku tidak di akui anak lagi oleh mereka😭😭

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ada Yang Salah di Otak Kita, Makanya Rezeki Kita Hanya Seuprit.

Menarik Rezeki dengan Asmaul Husna (5)

Bolehkah Menolak Rezeki?